Konflik Rusia Vs Ukraina
Bantu Ukraina, AS Dituding Ingin Membungkam dan Melemahkan Rusia
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov menyebut Amerika Serikat (AS) bertujuan melemahkan Rusia di panggung internasional.
"Semuanya akan tergantung pada apakah Ukraina dapat memperkuat kemampuannya untuk mempertahankan tanahnya lebih cepat daripada Rusia dapat memperbarui kapasitasnya untuk menyerang. Tugas kami adalah mengumpulkan waktu di pihak Ukraina," imbuhnya.
Menurut Johnson, merebut semua wilayah Donbas di Ukraina timur adalah tujuan Putin selama delapan tahun terakhir ini.
Kedua pria itu menekankan perlunya mencegah agresi Rusia di masa depan.
"Jika Putin belajar dari perang ini bahwa dia dapat melanjutkan seperti yang dia lakukan setelah perang Georgia pada 2008 dan pendudukan Krimea pada 2014, maka kita akan membayar harga yang jauh lebih tinggi," kata Stoltenberg.
Update Perang Rusia-Ukraina
Perang antara Rusia dan Ukraina memasuki hari ke 117, per-Senin (20/6/2022) hari ini.
Berikut perkembangan peristiwa konflik ini, dilansir Guardian:

- Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, memperkirakan Rusia akan mengintensifkan serangan ke Ukraina dan mungkin menyerang negara-negara Eropa lainnya setelah Komisi Eropa mengusulkan Ukraina sebagai calon anggota Uni Eropa.
- Pasukan Ukraina bertahan di wilayah Donbas timur, di mana pertempuran berlanjut di Sievierodonestsk.
Baca juga: Pertempuran Sengit di Severodonetsk, Rusia Klaim Tewaskan Jenderal Ukraina
Baca juga: Perusahaan Kripto Rusia Gunakan Sisa Gas Suar Gazprom Untuk Jalankan Operasional Tambang Bitcoin
- Para menteri luar negeri Uni Eropa akan membahas cara untuk membebaskan jutaan ton gandum yang terjebak di Ukraina dalam pertemuan di Luksemburg pada Senin.
- Parlemen Ukraina akan memberlakukan pembatasan ketat pada buku dan musik Rusia.
- The New York Times mengidentifikasi lebih dari 2.000 amunisi yang digunakan oleh pasukan Rusia di Ukraina sebagian besar tidak terarah.
- Pemerintah Austria akan membuka kembali pembangkit listrik tenaga batu bara, karena kekurangan listrik imbas berkurangnya pengiriman gas dari Rusia.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)