Konflik Rusia Vs Ukraina
Tiga Pemimpin Eropa Bakal Kunjungi Ukraina, Pejabat Kyiv Sempat Khawatir
Tiga pemimpin dari negara terbesar di Uni Eropa, yakni Jerman, Prancis, dan Italia, dikabarkan akan mengunjungi Ukraina pada Kamis ini.
Ukraina sangat kritis terhadap bantuan militer Jerman.
Duta besar Ukraina untuk Berlin, Andrij Melnyk, mengatakan kepada penyiar Jerman, NTV, bahwa dia berharap Kanselir Scholz segera mengirimkan senjata berat sudah dijanjikan.

Scholz menepis tuduhan bahwa dia menahan dukungan militer tersebut.
Ia berujar Jerman adalah salah satu pendukung militer dan keuangan terbesar Ukraina.
Selain itu, menurutnya butuh waktu untuk melatih tentara Ukraina menggunakan sistem artileri canggih yang ditawarkan Jerman.
Fokus Serangan di Donbas
Ukraina mengatakan pihaknya membutuhkan lebih banyak senjata untuk menangkis kemajuan Rusia di selatan dan timur.
Seruan yang ditujukan kepada Barat (AS dan sekutu), terjadi di saat pemimpin Jerman, Prancis, dan Italia diperkirakan akan mengunjungi Kyiv pada Kamis ini.
Dilansir Reuters, Moskow memfokuskan sebagian besar senjatanya di kota timur Sievierodonetsk.
Bersamaan dengan ini, Rusia juga mencoba mengkonsolidasikan kendali atas wilayah selatan yang meliputi kota strategis Kherson, di utara Laut Hitam.
Tentara Ukraina berjuang merebut kembali tanah di ladang gandum dan desa-desa kosong di sepanjang jalan raya yang sepi antara kota Mykolaiv dan Kherson yang diduduki Rusia.
Mayor Jenderal Dmytro Marchenko, yang memimpin pasukan Ukraina di Mykolaiv, mengatakan pasukannya dapat meraih kemenangan atas Rusia jika diberikan senjata yang tepat.
"Jelas bahwa ini tidak akan segera berakhir. Tetapi sekali lagi, jika kami diberikan semua senjata yang kami butuhkan, serangan balik bisa selesai pada akhir musim panas," kata Marchenko kepada penyiar Radio Free Europe.

Baca juga: AS akan Bangun Silo di Perbatasan Ukraina untuk Bantu Ekspor Hasil Pertanian
Baca juga: Panglima Militer Ukraina Sebut Pasukan Rusia Menyerang Secara Bersamaan dari 9 Arah
Kherson jatuh ke tangan pasukan Rusia pada Maret, tidak lama setelah Moskow mulai menginvasi pada akhir Februari.
Setelah didorong mundur dari pinggiran Kyiv pada Mei lalu, pasukan Rusia kini fokus untuk merebut seluruh Donbas.