Konflik Rusia Vs Ukraina
Ukraina dan Polandia Sepakat Bentuk Kontrol Bea Cukai Gabungan
Polandia telah memberikan hak untuk hidup dan bekerja serta mencairkan pembayaran jaminan sosial bagi tiga juta pengungsi Ukraina.
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Ukraina dan Polandia akan membentuk kontrol bea cukai perbatasan gabungan untuk membantu meningkatkan potensi ekspor Ukraina.
Selama pertemuan yang diadakan di Kyiv pada hari Minggu kemarin, 22 Mei 2022, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden Polandia Andrzej Duda mengungkapkan Polandia telah menawarkan dukungan untuk Ukraina yang sedang menghadapi konflik.
Duda yang menjadi pemimpin asing pertama yang memberikan pidato langsung di Ukraina sejak invasi Rusia terjadi mengatakan, perbatasan antara Polandia dan Ukraina harus tetap bersatu.
“Perbatasan Polandia-Ukraina harus bersatu bukan memecah belah,” kata Duda dalam pidatonya pada pertemuan hari Minggu kemarin, yang dikutip dari Reuters.
Sedangkan Zelenskiy menyebut kontrol bea cukai gabungan tersebut sebagai langkah yang “revolusioner”.
Baca juga: Serangan Rusia Hanya Berjarak 9 Mil ke Polandia, Basis Militer di Lviv Dihancurkan
“Ini akan secara signifikan mempercepat prosedur perbatasan,” ujar Zelenskiy dalam pidato malamnya, setelah kunjungan Presiden Polandia.
Selain membentuk kontrol bea cukai perbatasan gabungan, Polandia dan Ukraina akan bekerja sama dalam perusahaan kereta api, yang akan mempermudah pergerakan masyarakat.
Baca juga: Polandia Kehilangan Pasokan Gas Rusia Akibat Tolak Pembayaran Gunakan Rubel
Sebagian besar pengungsi Ukraina yang menyelamatkan diri dari perang telah menyeberang ke Uni Eropa melalui titik-titik perbatasan di Polandia, Slovakia, Hongaria dan Rumania.
Polandia telah memberikan hak untuk hidup dan bekerja serta mencairkan pembayaran jaminan sosial bagi tiga juta pengungsi Ukraina.
Baca juga: Presiden Polandia “Hapus” Perbatasan dengan Ukraina, Siap Terlibat Perang Lawan Rusia?
Menteri Infrastruktur Ukraina, Oleksander Kubrakov mengatakan Polandia dan Ukraina saat ini sedang berusaha utuk mempermudah pengiriman barang-barang dari Ukraina ke Uni Eropa.
“Kami juga bekerja pada penciptaan perusahaan kereta api patungan untuk meningkatkan potensi ekspor ekonomi Ukraina.” kata Kubrakov.
Perang yang terjadi di Ukraina, sebagai salah satu pengekspor gandum dan jagung utama dunia, membuat harga gandum dan jagung global melonjak. PBB mengungkapkan hampir 25 juta ton biji-bijian tidak dapat dikirim ke luar Ukraina, karena adanya tantangan infrastruktur dan pelabuhan Laut Hitam termasuk Mariupol telah ditutup.
Ukraina biasanya mengekspor sebagian besar produknya melalui pelabuhan. Namun setelah invasi Rusia terjadi, Ukraina terpaksa mengekpor barangnya melalui kereta api atau melalui pelabuhan kecil di Sungai Danube.