Konflik Rusia Vs Ukraina
POPULER Internasional: Intelijen AS Bantu Ukraina Bunuh Jenderal Rusia | Isu Alih Kekuasaan Putin
Berita populer Internasional, di antaranya Pejabat senior Amerika mengatakan intelijen negaranya telah membantu Ukraina untuk membunuh jenderal Rusia.
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Pejabat senior Amerika Serikat (AS) mengatakan intelijen negaranya telah membantu Ukraina untuk membunuh jenderal Rusia.
Masih soal perang Rusia-Ukraina, Mantan presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, menilai Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin sama-sama bertanggung jawab atas situasi tersebut.
Soal isu kesehatan Putin yang memburuk, sang presiden juga disebut berencana menyerahkan kekuasaannya.
Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Intelijen AS Bantu Ukraina Bunuh Jenderal Rusia dan Antisipasi Rencana Pertempuran Rahasia di Donbas
Pejabat senior Amerika Serikat (AS) mengatakan intelijen negaranya telah membantu Ukraina untuk membunuh jenderal Rusia, The New York Times melaporkan.
Bantuan penargetan dari AS adalah bagian dari upaya rahasia pemerintahan Joe Biden untuk memberikan intelijen medan perang real-time ke Ukraina.
Intelijen itu juga mencakup antisipasi pergerakan pasukan Rusia, di mana menurut AS, Moskow mempunyai rencana pertempuran rahasia di wilayah Donbas di Ukraina timur, kata para pejabat.
Para pejabat menolak untuk merinci berapa banyak jenderal yang tewas akibat bantuan AS.
Namun sejauh ini pejabat Ukraina melaporkan pihaknya telah membunuh sekitar 12 jenderal Rusia di garis depan.
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-71, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
AS telah berfokus pada penyediaan lokasi dan rincian lain tentang markas bergerak militer Rusia, yang sering berpindah-pindah.
Pejabat Ukraina telah menggabungkan informasi geografis itu dengan intelijen mereka sendiri untuk melakukan serangan artileri dan serangan lain yang telah membunuh jenderal Rusia.
Pembagian intelijen adalah bagian dari peningkatan aliran bantuan AS yang mencakup senjata yang lebih berat dan bantuan puluhan miliar.
Dukungan intelijen AS untuk Ukraina memiliki efek yang menentukan di medan perang, mengonfirmasi target yang diidentifikasi oleh militer Ukraina dan mengarahkannya ke target baru.
Aliran intelijen yang dapat ditindaklanjuti tentang pergerakan pasukan Rusia yang diberikan AS kepada Ukraina memiliki beberapa preseden.
2. Mantan Presiden Brasil Sebut Zelensky dan AS Picu Perang Ukraina: Bukan Hanya Putin yang Salah
Mantan presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, menilai Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin sama-sama bertanggung jawab atas perang di Ukraina.
Dalam wawancaranya dengan majalah Time yang terbit pada Rabu (4/5/2022), Lula da Silva mengatakan reaksi Barat yang seakan memuji Zelensky adalah hal yang salah.
Sikap para pemimpin Barat ini dinilainya tidak bertanggung jawab karena mendorong perang, alih-alih fokus pada negosiasi tertutup untuk menyetop perang.
"Saya melihat presiden Ukraina, berbicara di televisi, mendapat tepuk tangan, mendapat tepuk tangan meriah dari semua anggota parlemen (Eropa)," kata Lula kepada Time, dikutip dari The Guardian.
"Orang ini (Zelensky) bertanggung jawab seperti Putin dalam perang ini," tambahnya.

Baca juga: Cerita Pengalaman di Ukraina, Angelina Jolie Bertemu Gadis Kecil Mainkan Puing dari Pecahan Bom
Baca juga: Khawatir Rugikan Konsumen, India Lanjutkan Pembelian Minyak dari Rusia
Lula menjadi sampul majalah Time pada minggu ini.
Mantan presiden yang kembali mencalonkan diri dalam pemilihan pada Oktober mendatang ini berharap bisa mengalahkan Presiden sayap kanan Brasil, Jair Bolsonaro.
Dilaporkan Tribunnews sebelumnya, tokoh sayap kiri Brasil ini kembali ke politik setelah pengadilan tertinggi membebaskannya dari tuduhan korupsi dan pencucian uang.
Lula memimpin Brasil dari 2003 hingga 2010.
Keputusan pengadilan itu membuatnya memiliki hak kembali mencalonkan diri sebagai presiden.
3. Rusia Sita Rudal Stinger, Milan, dan Javelin dari Tangan Pasukan Ukraina
Peluru kendali pertahanan udara portabel Mistral (Manpad) buatan Prancis terlihat untuk pertama kali sudah berada di tangan pasukan Kiev.
Pada 4 Mei, sumber Ukraina berbagi foto yang menunjukkan MANPAD Mistral dipasang di bagasi truk pickup Fiat Fullback pasukan Kiev di wilayah Ukraina yang tidak disebutkan lokasinya.
Mistral, yang diproduksi MBDA, memiliki jangkauan intersep maksimum 6-7,5 kilometer.
Rudal yang dipandu inframerah dipersenjatai hulu ledak 2,95 kilogram.
Menurut MBDA, sistem pelacak rudal memberikan kemampuan penanggulangan inframerah dan kemampuan menyerang target menggunakan penanda inframerah skala rendah.
MANPAD dirancang menyerang semua jenis target, termasuk drone, kecepatan tinggi dan pesawat sayap tetap dan bermanuver tinggi.
Pada April, Norwegia mengumumkan mereka akan mengirimkan 100 rudal anti-pesawat Mistral, dan beberapa peluncur ke Ukraina.
Sebelum itu, pasukan Kiev menerima pengiriman MANPAD langsung dari Prancis, menurut beberapa laporan.
Negara-negara barat dilaporkan telah memasok pasukan Kiev dengan lebih dari 25.000 senjata anti-pesawat selama beberapa bulan terakhir.
Pasokan senjata ini dimulai beberapa minggu sebelum dimulainya operasi militer khusus Rusia di Ukraina.
4. Putin Disebut-sebut Berencana Menyerahkan Kekuasaannya di Tengah Kabar Kesehatan yang Memburuk
Presiden Rusia Vladimir Putin disebut-sebut akan menyerahkan kekuasannya di tengah kabar kesehatannya yang memburuk.
Dilansir Mirror, Putin dikabarkan akan menjalani operasi, kemungkinan operasi kanker, menurut kabar yang bocor diduga dari dalam Kremlin.
Kabar tersebut tersebar di channel Telegram General SVR.
Channel itu kabarnya dijalankan oleh mantan Letnan Jenderal Badan Intelijen Luar Negeri Rusia.
Disebutkan Putin telah diberitahu dokter bahwa operasi akan membuatnya "tidak berdaya" dalam beberapa waktu.
Karena itu, ia seharusnya secara singkat menyerahkan pemerintahan kekuasaan kepada seorang ajudan.
Belum ada konfirmasi resmi terkait kondisi kesehatan Putin tersebut.

Baca juga: Analis Rusia Sebut Vladimir Putin Derita Kanker dan Parkinson, Sempat Jalani Operasi Februari Lalu
Baca juga: Studi Hasil Otopsi di AS: Otak Pasien Covid-19 yang Parah Mirip Otak Pasien Alzheimer dan Parkinson
Namun, dalam penampilan publik baru-baru ini, saat pasukannya masih melanjutkan invasi ke Ukraina, Putin terlihat gemetar dengan berwajah bengkak.
(Tribunnews.com)