Konflik Rusia Vs Ukraina
Zelensky Akui Pasukan Rusia Nyaris Membunuhnya di Awal Invasi, Ada Dua Cara Penyerbuan
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengaku bahwa pasukan Rusia nyaris menangkapnya atau membunuhnya pada awal invasi.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengaku bahwa pasukan Rusia nyaris menangkapnya atau membunuhnya pada awal invasi.
Sejak Rusia melancarkan operasi militernya, Zelensky menjadi sosok yang banyak dipuji karena tanggapannya terhadap konflik ini.
Bahkan Presiden Ukraina ini diundang untuk berpidato secara daring di Kongres AS, Bank Dunia, hingga Grammy Awards.
Dalam wawancara dengan majalah Time, Zelensky menceritakan detik-detik ia hampir ditangkap pasukan Rusia saat hari pertama invasi.
Baca juga: Rusia Luncurkan Rudal ketika Sekjen PBB Mengunjungi Kyiv
Baca juga: Kota Kherson di Ukraina Gunakan Mata Uang Rubel Setelah Berhasil Dikuasai Rusia

Ia diwawancarai reporter Simon Shuster, yang menghabiskan dua minggu di kompleks kepresidenan di Kyiv.
Zelensky mengaku pasukan yang dikirim Presiden Rusia Vladimir Putin itu hampir menemukan dia dan keluarganya.
Itu terjadi saat mereka berusaha merebut distrik pemerintah di Kyiv pada hari pertama konflik, lapor The Guardian.
Meski ingatannya sedikit terpecah-pecah, Zelensky mengaku insiden pada pagi buta di tanggal 24 Februari sangat membekas.
Setelah pengeboman dimulai, dia dan istrinya Olena Zelenska langsung menemui anak-anaknya, seorang putri berusia 17 tahun dan putra berusia 9 tahun untuk melakukan evakuasi.
"Kami membangunkan mereka," kata Zelensky kepada Time.
"Itu keras. Ada ledakan di sana."
Saat itu, Zelensky bercerita, militer Ukraina memberi informasi bahwa tim penyerang Rusia sudah diterjunkan ke Kyiv untuk menangkap atau membunuh presiden dan keluarganya.
"Sebelum malam itu, kami hanya pernah melihat hal-hal seperti itu di film-film,” kata Andriy Yermak, kepala staf kepresidenan kepada majalah tersebut.
Baku tembak pecah di sekitar kawasan pemerintah Ukraina saat malam perang pertama.
"Penjaga di dalam kompleks mematikan lampu dan membawa rompi antipeluru dan senapan serbu untuk Zelenskiy dan sekitar selusin pembantunya," tulis Shuster.
Salah satu dari sedikit pejabat yang menguasai cara menggunakan senjata itu adalah Oleksiy Arestovych, seorang veteran dinas intelijen militer Ukraina.
"Itu benar-benar rumah gila," kata Arestovych kepada Time.
"Otomatis untuk semua orang."
Pasukan Rusia melakukan dua upaya untuk menyerbu kompleks itu sementara keluarga Zelensky masih berada di dalam, menurut Shuster.
Malam berikutnya, Zelensky berjalan ke luar ke halaman untuk merekam pesan video yang viral saat itu.

Baca juga: Putin dan Jokowi Berbicara soal Ukraina dan G20, Kremlin Sebut Visi Invasi Turut Dibahas
Baca juga: Ukraina Sebut Rusia Curi 61 Ton Gandum dari Wilayah Zaporizhzhia
Ini terjadi setelah ia menolak untuk dievakuasi ke area yang lebih aman, termasuk tawaran dari pasukan AS dan Inggris yang memungkinkannya mendirikan pemerintahan di pengasingan.
Pada saat itu, Zelensky mengatakan, dia baru benar-benar menyadari perannya dalam perang.
"Anda mengerti bahwa mereka sedang menonton," katanya kepada Time.
"Kamu adalah simbol. Anda harus bertindak sebagaimana kepala negara harus bertindak," ujarnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)