Kamis, 2 Oktober 2025

Imran Khan Digulingkan Paksa di Pakistan, Seberapa Besar Keterlibatan AS?

mran Khan diincar karena kebijakan luar negerinya yang independen, yang membuat Pakistan tumbuh lebih dekat ke Rusia dan Cina.

Wakil KOHSAR / AFP
Imran Khan berbicara dalam konferensi pers bersama dengan presiden Afghanistan di Istana Kepresidenan di Kabul pada 19 November 2020. 

Khan kemudian mengundang beberapa wartawan, anggota kabinetnya, dan agen keamanan untuk melihat dokumen tersebut.

Namun, Pengadilan Tinggi Islamabad segera memblokir penyebaran kabel tersebut kepada publik atas alasan Khan akan melanggar sumpah kerahasiaannya.

Setelah dijatuhkan, Khan menggalang aksi demonstrasi jalanan yang telah menarik banyak orang.

"Saya ingin semua orang kami datang, karena Pakistan diciptakan sebagai negara merdeka dan berdaulat, bukan sebagai negara boneka kekuatan asing," katanya di Peshawar.

Khan dan Partai PTI-nya menyerukan pertarungan pemilu segera, tampaknya yakin akan kembali menang.

“Biarkan rakyat memutuskan, melalui pemilihan yang adil dan bebas, siapa yang mereka inginkan sebagai perdana menteri mereka,” tuntutnya.

Banyak orang, baik di dalam maupun di luar Pakistan, tampak yakin Amerika Serikat berada di balik kejatuhannya. Wartawan investigasi Ben Norton mengatakan kepada MintPress News:

“Ini adalah tindakan campur tangan yang luar biasa dan terang-terangan oleh pemerintah AS. Tentu saja, siapa pun yang mengetahui sejarah dasar AS tahu mereka telah mengorganisir kudeta dan pemakzulan dan revolusi warna di seluruh dunia selama beberapa dekade, tetapi ini cukup banyak dilakukan di siang hari bolong!” katanya dikutip Alan McLeod.

Bantahan AS Mengonfirmasi Posisi Washington

AS tegas membantah terlibat kejatuhan Imran Khan.

“Biarkan saya mengatakan dengan sangat blak-blakan tuduhan ini sama sekali tidak benar. Tentu saja, kami terus mengikuti perkembangan ini, dan kami menghormati serta mendukung proses konstitusional dan supremasi hukum Pakistan. Tapi sekali lagi, tuduhan ini sama sekali tidak benar," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Jalina Porter.

Tooba Syed, aktivis dan pemimpin Partai Pekerja Awami, mengatakan ini adalah “pertama kalinya di Pakistan seorang perdana menteri secara konstitusional dicopot dari posisinya.

“Biasanya dilakukan intervensi militer. Ini jelas merupakan langkah maju yang baik dalam hal demokrasi di Pakistan,” katanya.

Terlepas dari penolakan resmi, ada beberapa bukti AS mungkin telah memainkan peran dalam proses tersebut.

Pertama Lu, pria yang menjadi pusat skandal, relatif diam. Tetapi ketika surat kabar India The Hindustan Times secara langsung memintanya untuk mengkonfirmasi atau menyangkal keaslian kabel tersebut, memberinya kesempatan untuk mencuci tangan dari tanggung jawabnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved