Konflik Rusia Vs Ukraina
Zelensky: Ukraina Butuh Bantuan 7 Miliar Dolar AS per Bulan Tebus Kerugian Ekonomi Akibat Perang
Zelensky mengatakan Kyiv membutuhkan 7 miliar dolar Amerika per bulan dalam bentuk bantuan keuangan untuk menebus kerugian ekomoni akibat perang.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan, negaranya membutuhkan 7 miliar dolar AS atau Rp 100,5 triliun per bulan dalam bentuk bantuan keuangan untuk menebus kerugian ekonomi akibat perang.
Dilansir CNN, dalam pidato virtual di forum Bank Dunia, Zelenksy juga mengatakan, dibutuhkan "ratusan miliar dolar AS" untuk membangun kembali negaranya nanti.
Dia mengatakan setiap negara harus siap untuk memutuskan semua hubungan dengan Rusia.
Zelensky menambahkan Moskow harus "segera" dikeluarkan dari semua lembaga keuangan internasional termasuk IMF dan Bank Dunia.
Baca juga: Menkeu Ukraina Klaim Inggris Siap Beri Pinjaman 500 Juta Dolar AS ke Negaranya
Baca juga: Pembangunan Kembali Ukraina akan Butuh Biaya Setidaknya 600 Miliar Dolar AS

"Rusia menggunakan metode agresif di pasar dunia saat berperang ini dan lembaga-lembaga ini bukanlah tempat bagi mereka," kata Zelensky.
Zelensky mengakhiri pidatonya dan berharap pertemuan berikutnya akan berlangsung di salah satu kota di Ukraina yang telah dibangun kembali dengan dukungan IMF dan Bank Dunia.
Baca juga: Presiden Amerika Joe Biden Umumkan Bantuan Keamanan Baru untuk Ukraina
Baca juga: Parlemen Rusia Disebut Usulkan Ambil Paksa Darah Tawanan Perang Ukraina: Hanya Bagi yang Sehat
Rusia tutup akses para pejabat AS
Rusia juga menutup akses para pejabat dan tokoh Amerika Serikat (AS) ke negaranya.
Pengumuman terbaru pada Kamis (22/4/2022) menyebut Wakil Presiden AS, Kamala Harris dan CEO Meta Mark Zuckerberg masuk dalam daftar pejabat terlarang masuk wilayah Rusia.
Seperti dikutip dari CNN, Rusia melarang 29 pejabat dan tokoh Amerika lainnya memasuki Rusia, sebagai tanggapan terhadap sanksi anti-Rusia yang terus meluas.

Termasuk individu AS dari pimpinan, pengusaha, pakar, dan jurnalis yang membentuk agenda Russofobia.
Sekretaris pers Pentagon John Kirby, CEO LinkedIn Ryan Roslansky, pembawa acara TV ABC George Stephanopoulos, dan kepala Bank of America Brian Moynihan juga telah ditambahkan ke dalam daftar.
"Dalam waktu dekat, pengumuman baru akan menyusul tentang pengisian berikutnya dari daftar berhenti Rusia," kata pernyataan itu.
Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)