Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Dikepung di Pabrik Baja di Mariupol, Komandan Ukraina Beri Pesan Video: Ini Bisa Jadi yang Terakhir

Konflik antara Rusia dan Ukraina terus memanas, termasuk ketegangan di Mariupol.

(Tangkap layar The Sun)
Mayor Serhiy Volyna, komandan benteng terakhir pasukan Ukraina di sebuah pabrik baja. (Tangkap layar The Sun) 

TRIBUNNEWS.COM - Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus terjadi.

Di Mariupol, ketegangan terus meningkat.

Tentara Putin mencoba menyerbu sebuah pabrik besi dan baja Azovstal di wilayah tersebut, di mana di lokasi tersebut pasukan terakhir Ukraina dan warga sipil bertahan.

Mereka yang bertahan menggunakan terowongan bawah tanah untuk melakukan pertahanan terakhir.

Para martir Mariupol tersebut telah bersumpah untuk berjuang sampai mati dalam pertempuran dengan Rusia.

Lantas beredar sebuah video, 'pesan terakhir' yang diucapkan Mayor Serhiy Volyna, komandan benteng terakhir pasukan Ukraina di sebuah pabrik baja tersebut.

Di tengah kepungan dirinya mengatakan pasukan tidak akan menyerah meskipun ada ledakan tanpa henti oleh pasukan Rusia.

Suasana Kota Mariupol yang terkepung pasukan Rusia.
Suasana Kota Mariupol yang terkepung pasukan Rusia. (ABC News)

Mayor Volyna bersikeras pasukannya di pabrik itu tidak akan meletakkan senjatanya, meskipun kalah dalam jumlah yakni sepuluh banding satu.

Dalam sebuah video yang mengerikan, dia memperingatkan itu bisa menjadi "pesan terakhir" mereka ketika pasukan Rusia mengepung daerah itu dan melepaskan rentetan tembakan terus-menerus, dikutip dari The Sun.

"Ini adalah seruan kami kepada dunia. Ini bisa menjadi pesan terakhir kami," katanya.

"Kami mungkin menghadapi hari-hari terakhir kami."

Baca juga: Tentara Rusia Dilaporkan Menjarah Rumah Orang Kaya di Ukraina

“Musuh kami melebihi jumlah yakni 10 banding satu. Mereka memiliki keunggulan di udara, dalam artileri, dalam pasukan mereka di darat, dalam peralatan dan di tank."

"Kami hanya mempertahankan satu objek pabrik Azovstal, di mana selain personel militer ada juga warga sipil yang menjadi korban perang."

Dia juga mengeluarkan seruan bagi para pemimpin dunia untuk membantu mengevakuasi warga yang terluka dari kota Mariupol, di mana sebagian besar telah menjadi puing-puing oleh serangan udara dan artileri yang konstan.

"Kami mengimbau dan memohon kepada semua pemimpin dunia untuk membantu kami," tambahnya.

"Kami meminta mereka untuk menggunakan prosedur 'ekstraksi' dan membawa kami ke wilayah negara pihak ketiga."

Mayor Volyna mengatakan unitnya memiliki lebih dari 500 tentara yang terluka, serta ratusan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.

Zelensky Optimis akan Menang Melawan Kekuatan Militer Putin: Saya Tak Percaya Kepemimpinan Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Facebook Volodymyr Zelensky)

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Ukraina tidak bersedia menyerahkan wilayahnya di bagian timur ke Rusia.

Walaupun hal itu disebut-disebut menjadi persyaratan untuk mengakhiri perang.

Mantan komedian tersebut juga mengatakan militer Ukraina siap untuk melawan militer Moskow, termasuk pertempuran di wilayah Donbas.

"Inilah mengapa sangat penting bagi kami untuk tidak membiarkan mereka (Rusia), dan mempertahankan pendirian kami dalam pertempuran ini," kata Zelensky.

"Karena saya tidak mempercayai militer Rusia dan kepemimpinan Rusia," lanjutnya.

"Itulah mengapa kami memahami bahwa kami melawan mereka, sehingga mereka (Rusia) pergi, dan melarikan diri dari Kyiv, mereka tidak akan menguasai lebih jauh ke arah Kyiv."

Baca juga: Kroni Presiden Putin Minta Rusia dan Ukraina Menukarnya dengan Penduduk Mariupol yang Terkepung

Dikutip Tribunnews dari CNN, lebih dari tujuh minggu setelah serangan Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina, militer Ukraina telah melihat keberhasilan melawan serangan Rusia.

Hal tersebut pun dilaporkan sampai mengejutkan intelijen AS.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpidato di depan majelis rendah parlemen Jerman Bundestag melalui tautan video dari Kyiv, Ukraina (17 Maret 2022). (AFP/Ukraine Presidency/Handout)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpidato di depan majelis rendah parlemen Jerman Bundestag melalui tautan video dari Kyiv, Ukraina (17 Maret 2022). (AFP/Ukraine Presidency/Handout) (AFP/HANDOUT)

Zelensky pun optimis Ukraina akan menang melawan Rusia.

"Ya, tentu saja, dan akan (menang)."

Zelensky Peringatkan Dunia atas Ancaman Senjata Nuklir Putin: Berpikir Tidak Takut, Tapi Bersiaplah

Volodymyr Zelensky memberikan pernyataan peringatan, bahwa adanya kemungkinan Presiden Rusia Vladimir Putin dapat menggunakan senjata nuklir taktis dalam perangnya di Ukraina.

Presiden Ukraina tersebut memperingatkan tidak hanya untuk negaranya, namun juga seluruh dunia.

"Tidak hanya saya (Ukraina) namun seluruh dunia, semua negara harus khawatir, karena itu bisa jadi kebenaran," kata Zelensky.

Zelensky juga menyebut adanya kemungkinan Putin menggunkan senjata kimia untuk berperang, lantaran menurutnya Putin tidak menghargai kehidupan rakyat.

"Kita harus berpikir untuk tidak takut, tidak takut, tetapi bersiaplah. Tapi itu bukan pertanyaan untuk Ukraina, tidak hanya untuk Ukraina tetapi untuk seluruh dunia, saya pikir."

Baca juga: Kroni Presiden Putin Minta Rusia dan Ukraina Menukarnya dengan Penduduk Mariupol yang Terkepung

Dikutip dari CNN, Zelensky tetap berada di Ukraina selama 50 hari perang dengan Rusia.

Presiden Volodymyr Zelensky (tengah) berjalan di kota Bucha, tepat di barat laut ibukota Ukraina Kyiv pada 4 April 2022. - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada 3 April 2022 bahwa kepemimpinan Rusia bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil di Bucha, di luar Kyiv , di mana mayat ditemukan tergeletak di jalan setelah kota itu direbut kembali oleh tentara Ukraina. (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP)
Presiden Volodymyr Zelensky (tengah) berjalan di kota Bucha, tepat di barat laut ibukota Ukraina Kyiv pada 4 April 2022. - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada 3 April 2022 bahwa kepemimpinan Rusia bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil di Bucha, di luar Kyiv , di mana mayat ditemukan tergeletak di jalan setelah kota itu direbut kembali oleh tentara Ukraina. (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP) (AFP/RONALDO SCHEMIDT)

Rakyat dan pasukan Ukraina pun teguh menolak upaya Kremlin untuk merebut Kyiv dan memaksa Rusia untuk memfokuskan kembali upaya perangnya di wilayah timur dan selatan negara itu, di mana Ukraina mengantisipasi eskalasi yang signifikan.

Rusia pun dilaporkan telah menembakkan rudal jelajah ke pinggiran Kyiv dan masih mempertahankan kemampuan untuk menargetkan ibukota Ukraina dengan persenjataan jarak jauh.

Sementara itu para pejabat AS telah memperingatkan jika Putin disudutkan, bisa saja Putin beralih ke penggunaan senjata nuklir taktis di Ukraina.

Direktur CIA Bill Burns mengatakan pada hari Kamis bahwa CIA mengamati atas kemungkinan itu, sambil menekankan bahwa AS belum melihat tanda-tanda bahwa Rusia sedang bersiap untuk mengambil langkah 'senjata nuklir'.

Baca juga: Perjuangan Pria Inggris Berperang untuk Ukraina Berakhir Menyerah ke Rusia, Kondisinya Babak Belur

“Mengingat potensi keputusasaan Presiden Putin dan kepemimpinan Rusia, mengingat kemunduran yang mereka hadapi sejauh ini secara militer, tidak ada dari kita yang dapat menganggap enteng ancaman yang ditimbulkan oleh potensi penggunaan senjata nuklir taktis atau senjata nuklir hasil rendah,” katanya.

Diketahui salah satu kapal perang angkatan laut Rusia yang paling penting tenggelam di Laut Hitam minggu ini, dikatakan Ukraina sebagai akibat dari serangan rudal, sementara Rusia mengklaim itu karena kebakaran yang disebabkan oleh peledakan amunisi.

Seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan pada hari Jumat bahwa dua rudal Neptunus Ukraina telah menghantam Moskow, dan seorang pejabat Amerika mengatakan bahwa serangan dan penenggelaman kapal berikutnya adalah akibat dari rudal Ukraina.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved