Konflik Rusia Vs Ukraina
Amerika Berniat Melabeli Rusia Sebagai Negara Sponsor Terorisme?
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price menyampaikan hal ini dalam sebuah pengarahan di Washington.
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) tidak menutup kemungkinan melabeli Rusia sebagai negara sponsor terorisme.
Sehingga dapat menetapkan pengenaan sanksi dan pembatasan tambahan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price menyampaikan hal ini dalam sebuah pengarahan di Washington.
"Kami melihat dari dekat faktanya, kami melihat dari dekat Undang-undangnya. Apakah itu otoritas ini, apakah itu otoritas lain yang tersedia bagi kami di bawah hukum, kami akan menerapkannya jika itu efektif dan sesuai," kata Price, saat ditanya apakah pengenalan kekuatan ini tetap hanya akan dilakukan di atas meja saja.
Dikutip dari laman Ukrinform, Selasa (19/4/2022), status ini diberikan oleh Departemen Luar Negeri AS kepada negara-negara yang telah 'berulang kali memberikan dukungan untuk aksi terorisme internasional'.
Perlu diketahui, hanya ada 4 negara yang saat ini dicap sebagai negara sponsor terorisme oleh AS yakni Korea Utara (Korut), Iran, Kuba dan Suriah.
Pertempuran untuk Perebutkan Donbass
Pasukan Rusia telah memulai pertempuran untuk merebut Donbass, ujar presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam sebuah video, Senin (18/4/2022).
"Pasukan Rusia telah memulai pertempuran untuk Donbas yang sudah mereka persiapkan untuk waktu yang lama," kata Zelensky seperti dikutip dari CNN.com.
"Sejumlah besar pasukan Rusia terkonsentrasi dan fokus pada ofensif itu."
Zelensky menggarisbawahi bahwa pasukan Ukraina akan terus berjuang melawan serangan Rusia di wilayah tersebut.
"Tidak peduli berapa banyak prajurit Rusia yang mereka bawa ke daerah itu, kami akan terus berjuang dan bertahan dan kami akan melakukan ini setiap hari."
"Kami tidak akan menyerahkan apa pun yang milik Ukraina tetapi kami tidak membutuhkan apa pun yang bukan milik kami," kata Zelensky.
Baca juga: Paket Keenam Sanksi Uni Eropa yang Targetkan Rusia Harus Mencakup Embargo Minyak
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia: Rudal di Lviv Tewaskan 7 Orang hingga 200 Ribu Warga Rusia Terancam Nganggur

"Saya berterima kasih kepada semua prajurit, tentara, dan kota-kota heroik yang melawan dan berdiri teguh," tambahnya.
Sementara itu, berikut sejumlah peristiwa yang terjadi dalam 24 jam terakhir.
- Rusia membombardir kota-kota di seluruh Ukraina pada hari Senin (18/4/2022).
Setidaknya empat serangan rudal dilaporkan terjadi di kota barat Lviv dan setidaknya tujuh orang terbunuh.
- Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah menyelesaikan pengumpulan pasukan untuk meluncurkan serangan di timur.
Baca juga: SMRC: Ketidaksukaan terhadap Amerika dan Inggris Buat Publik Setuju Invasi Rusia ke Ukraina
Baca juga: Zelensky Optimis akan Menang Melawan Kekuatan Militer Putin: Saya Tak Percaya Kepemimpinan Rusia
Kontrol Kreminna, sebuah kota di wilayah Luhansk timur, telah "jatuh" selama pertempuran sengit, kata seorang pejabat Ukraina.
- Di sii lain, pasukan Ukraina terus melawan serangan Rusia di kota port tenggara Mariupol setelah menolak tenggat waktu untuk menyerah.
Para pejabat mengatakan Rusia telah membombardir pabrik baja Azovstal, benteng pertahanan Ukraina, karena Moskow mengancam akan menghilangkan perlawanan.
- Seorang penasihat Walikota Mariupol mengatakan pasukan Rusia mengumumkan kota yang dikepung itu akan ditutup untuk masuk dan keluar pada hari Senin, memperingatkan pria yang tersisa di kota akan "disaring."
Diperkirakan 100.000 orang masih di Mariupol.