Minggu, 5 Oktober 2025

POPULER Internasional: Korea Utara Uji Coba Senjata Baru | Crazy Rich Ukraina Janji Bangun Mariupol

Kumpulan berita populer internasional, di antaranya Korea Utara telah melakukan uji coba senjata taktis jenis baru.

Kolase Tribunnews
Kumpulan berita populer internasional, di antaranya Korea Utara telah melakukan uji coba senjata taktis jenis baru. 

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Korea Utara telah melakukan uji coba senjata taktis jenis baru yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan tempur nuklirnya, Minggu (17/4/2022).

Sementara itu, situasi mencekam terjadi di Kota Pelabuhan Mariupol, Ukraina pada hari ke-53 invasi Rusia.

Rusia mengatakan kepada tentara Ukraina yang berada di Mariupol untuk menyerah.

Akibat hancurnya kota Mariupol setelah diserang rudal militer Rusia, Rinat Akhmetov crazy rich asal Ukraina berjanji membantu presiden Zelensky dalam membangun ulang pusat perdagangan Ukraina tersebut, dalam beberapa waktu ke depan.

Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.

1. Korea Utara Uji Coba Senjata Nuklir Taktis yang Diperkirakan Dapat Jangkau Pangkalan AS di Asia

Korea Utara telah melakukan uji coba senjata taktis jenis baru yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan tempur nuklirnya, Minggu (17/4/2022).

Uji coba senjata ke-13 tahun ini dilakukan di tengah kekhawatiran Korea Utara akan segera melakukan provokasi yang lebih besar.

Uji coba itu disebut merupakan percobaan senjata nuklir dalam upaya memperluas persenjataan negara dan meningkatkan tekanan terhadap Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan sementara pembicaraan denuklirisasi terhenti.

Kantor Berita Pusat Korea resmi, KCNA, mengatakan pemimpin Kim Jong Un mengamati apa yang disebutnya peluncuran senjata yang sukses.

Kantor berita tersebut merilis foto yang menunjukkan Kim Jong Un berseri-seri bertepuk tangan dengan perwira militer.

Baca juga: Kim Jong Un Pantau Uji Coba Rudal Baru Korea Utara yang Diklaim Tingkatkan Kekuatan Nuklir

KCNA mengatakan senjata yang diuji memiliki signifikansi besar dalam meningkatkan daya tembak unit artileri jarak jauh garis depan secara drastis, meningkatkan efisiensi dalam pengoperasian nuklir taktis Korea Utara dan diversifikasi misi daya tembak mereka.

KCNA tidak meberikan rincian, tetapi penggunaan kata-kata nuklir taktis menunjukkan senjata itu kemungkinan mampu membawa hulu ledak nuklir yang dapat mengenai sasaran strategis di Korea Selatan, termasuk instalasi militer AS.

KCNA tidak mengatakan kapan dan di mana peluncuran itu terjadi.

Sementara itu, menurut Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul, Korea Utara sedang mencoba meluncurkan senjata nuklir taktis untuk mengancam Korea Selatan dan pangkalan AS di Asia.

"Korea Utara sedang mencoba untuk menyebarkan tidak hanya rudal nuklir jarak jauh yang ditujukan ke kota-kota Amerika tetapi juga senjata nuklir taktis untuk mengancam Seoul dan pangkalan AS di Asia," kata Easley sebagaimana dikutip AP News.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Situasi Mariupol Tak Manusiawi, Zelensky Tolak Berdamai jika Rusia Bunuh Warga yang Tersisa

Situasi mencekam terjadi di Kota Pelabuhan Mariupol, Ukraina pada hari ke-53 invasi Rusia, Minggu (17/3/2022).

Rusia mengatakan kepada tentara Ukraina yang berada di Mariupol untuk menyerah.

Namun, tuntutan Rusia agar Ukraina menyerah di Mariupol tidak langsung ditanggapi oleh Presiden Volodymyr Zelensky.

Zelensky justru mengancam perundingan damai akan dibatalkan jika Rusia membunuh para warga Mariupol yang tersisa.

"Situasi di Mariupol tetap separah mungkin. Tidak manusiawi. Rusia dengan sengaja berusaha menghancurkan semua orang yang ada di sana," kata Zelensky, dikutip dari The Guardian.

Orang-orang berjalan di jalan Mariupol pada 12 April 2022, ketika pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia mengajukan kasus menantang untuk perang terhadap tetangga Rusia itu. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP)
Orang-orang berjalan di jalan Mariupol pada 12 April 2022, ketika pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia mengajukan kasus menantang untuk perang terhadap tetangga Rusia itu. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP) (AFP/ALEXANDER NEMENOV)

Baca juga: Gelontorkan Miliran Dolar AS, Crazy Rich Ukraina Janji Bangun Mariupol yang Hancur Diserang Rusia

Baca juga: 1.000 Marinir Ukraina Menyerah ke Tentara Rusia Setelah Dikepung di Kota Mariupol

"Penghapusan pasukan kami, orang-orang kami (di Mariupol) akan mengakhiri negosiasi apa pun," tambahnya.

Selain itu, Zelensky juga mengancam akan meminta bantuan Barat untuk segera menyediakan senjata berat.

Adapun, kota Mariupol yang hancur telah menjadi simbol perlawanan sengit Ukraina yang tak terduga sejak pasukan Rusia menginvasi bekas negara Soviet itu pada 24 Februari 2022.

Menteri Transformasi Digital Ukraina, Mykhailo Fedorov mengatakan, Mariupol berada di ambang bencana kemanusiaan.

Ia juga memperingatkan Ukraina akan mengumpulkan bukti dugaan kekejaman Rusia di sana.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Apa Itu Senjata Pemusnah Massal dan Akankah Rusia Menggunakannya di Ukraina?

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, Rusia akan menghadapi "konsekuensi yang mengalir deras" jika menggunakan senjata pemusnah massal di Ukraina.

"Saya akan mengatakan beberapa hal, yang keduanya seharusnya tidak dikatakan di tahun 2022," kata Price dalam program "At This Hour" CNN, Jumat (15/4/2022).

"Nomor satu, penggunaan segala jenis senjata pemusnah massal (weapon of mass destruction atau WMD) akan merupakan puncak dari ketidakbertanggungjawaban."

"Dan nomor dua, penggunaan WMD akan menimbulkan konsekuensi tidak hanya dari Amerika Serikat tetapi juga dari mitra dan sekutu kami di seluruh dunia."

Dilansir 19fortyfive.com, keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini untuk menunjuk Jenderal Alexander Dvornikov sebagai kepala operasi militernya di Ukraina memberi isyarat kepada dunia bahwa Kremlin mungkin akan meningkatkan serangan di Ukraina.

Baca juga: Rusia Klaim Kuasai Mariupol Sepenuhnya, Desak Tentara Ukraina Menyerah

Baca juga: Wajibkan Rubel untuk Bayar Gas Rusia, Strategi Vladimir Putin Hancurkan Dolar AS

Ilustrasi senjata pemusnah massal
Ilustrasi senjata pemusnah massal (Dorset Eye)

Dvornikov sering disebut sebagai "Penjagal Suriah", mengacu pada penggunaan persenjataan beratnya terhadap warga sipil di Suriah.

Apa yang dimaksud dengan WMD?

Istilah "senjata pemusnah massal" dapat merujuk pada beberapa jenis senjata termasuk senjata nuklir, kimia, biologi, dan radiologi.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Gelontorkan Miliran Dolar AS, Crazy Rich Ukraina Janji Bangun Mariupol yang Hancur Diserang Rusia

Setelah kota Mariupol hancur diserang rudal militer Rusia, Rinat Akhmetov crazy rich asal Ukraina berjanji membantu presiden Zelensky dalam membangun ulang pusat perdagangan Ukraina tersebut, dalam beberapa waktu ke depan.

Rencana tersebut diungkapkan Rinat Akhmetov lantaran pusat bisnisnya yang berada di kota Mariupol terancam ikut hancur, terlebih setelah puluhan rudal Rusia membombardir berbagai sudut kota yang berada di selatan Ukraina ini.

Akibat serangan tersebut, kini sekitar 90 persen kondisi infrastruktur di Mariupol hancur. Dengan 40 persen di antaranya, sudah tak lagi bisa diperbaiki.

Baca juga: Rusia Klaim Kuasai Mariupol Sepenuhnya, Desak Tentara Ukraina Menyerah

Kantor berita pemerintah Rusia RIA, melaporkan bahwa hingga 16 April 2022, total pasukan Ukraina yang gugur dalam mempertahankan kota pelabuhan itu telah mencapai lebih dari 4.000 orang.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

 
 

 

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved