Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ukraina Selidiki 4.820 Dugaan Kejahatan Perang yang Dilakukan Rusia Selama Invasi

Otoritas hukum Ukraina mengaku tengah menyelidiki 4.820 kasus dugaan kejahatan perang yang dilakukan pasukan Rusia selama invasi.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
Sergei SUPINSKY / AFP
Polisi Ukraina membawa mayat dari sebuah bangunan perumahan lima lantai yang sebagian runtuh setelah penembakan di Kyiv pada 18 Maret 2022, ketika tentara Rusia mencoba mengepung ibukota Ukraina. 

Sebanyak 15 wanita itu termasuk di antara 86 tentara yang dibebaskan pada Jumat dari tahanan Rusia.

Para tentara wanita ini dilaporkan ditelanjangi di hadapan pria, dipaksa berjongkok, memotong rambut, dan diinterogasi sebagai upaya mematahkan moral, kata Komisaris Parlemen Ukraina untuk Hak Asasi Manusia.

Sementara itu di Kota Borodianka, mayat warga sipil dengan tanda-tanda penyiksaan ditemukan di jalanan setelah pasukan Rusia mundur dari wilayah tersebut.

Satu jasad memiliki bekas tembakan di kepala, kata polisi dan warga setempat.

Rumah penduduk juga digeledah.

Borodianka, di pinggiran barat laut Kyiv, dilanda penembakan dan serangan udara yang intens sebelum diduduki oleh pasukan Rusia pada 28 Februari.

Penyerangan di Mariupol

Serangan udara Rusia dan pertempuran sengit berlanjut di Kota Mariupol yang terkepung, menurut informasi intelijen terbaru dari Kementerian Pertahanan Inggris pada Rabu.

"Pasukan Rusia telah mencegah akses kemanusiaan, kemungkinan akan menekan para pembela untuk menyerah," katanya.

Perawat Vladislava Filonenko merawat Belegay, bocah 5 tahun dari Polohy, di sebuah ruangan yang dilindungi karung pasir di Rumah Sakit Anak Klinis Regional Zaporizhzhia pada 22 Maret 2022. - Ribuan pengungsi dari Mariupol telah melarikan diri ke kota Zaporizhzhia, Ukraina selatan. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa menggambarkan pengepungan Mariupol sebagai
Perawat Vladislava Filonenko merawat Belegay, bocah 5 tahun dari Polohy, di sebuah ruangan yang dilindungi karung pasir di Rumah Sakit Anak Klinis Regional Zaporizhzhia pada 22 Maret 2022. - Ribuan pengungsi dari Mariupol telah melarikan diri ke kota Zaporizhzhia, Ukraina selatan. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa menggambarkan pengepungan Mariupol sebagai "kejahatan perang besar-besaran", yang telah menewaskan lebih dari 2.000 orang. (Photo by emre caylak / AFP) (AFP/EMRE CAYLAK)

Baca juga: Menlu Retno: 32 WNI Pilih Bertahan di Ukraina karena Alasan Pribadi

Baca juga: Beredar Foto-foto Tentara Muslim Ukraina Tetap Bela Negara Saat Puasa

Situasi di kota ini memburuk, karena sebagian besar penduduk tidak dapat mengakses listrik, layanan komunikasi, obat-obatan, pemanas, dan air.

Sebelumnya, Wali kota Vadym Boichenko pada Senin lalu mengatakan kota pelabuhan selatan itu "di ambang bencana kemanusiaan" dengan lebih dari 100.000 orang masih membutuhkan evakuasi.

Pejabat Ukraina mengecam militer Rusia karena memblokir bantuan kemanusiaan dan mengingkari janji untuk mengizinkan koridor evakuasi bagi warga sipil.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved