Serangan Drone dan Rudal Houthi Yaman Hantam Sejumlah Fasilitas Energi Arab Saudi
Serangan Houthi targetkan sejumlah fasilitas, di antaranya kilang gas alam cair (LNG), pabrik desalinasi air, fasilitas minyak, dan pembangkit listrik
TRIBUNNEWS.COM - Militan Houthi Yaman melepaskan rentetan serangan drone dan rudal ke Arab Saudi, Minggu pagi (20/3/2022).
Media pemerintah Saudi melaporkan, serangan Houthi Yaman menargetkan sejumlah fasilitas, di antaranya kilang gas alam cair (LNG), pabrik desalinasi air, fasilitas minyak, dan pembangkit listrik.
Dikutip Al Jazeera, koalisi militer pimpinan Saudi menerangkan tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut.
Namun, sejumlah kendaraan sipil dan rumah penduduk di daerah itu mengalami kerusakan.
Baca juga: 16 Orang Terluka akibat Serangan Drone Houthi Yaman di Bandara Arab Saudi
Baca juga: AS Kirim Jet Tempur ke UEA Setelah Serangan Rudal Houthi Yaman

Salvo (Red: serentetan tembakan) itu menandai eskalasi terbaru dalam serangan lintas perbatasan Houthi di Arab Saudi ketika pembicaraan damai tetap terhenti.
Konflik tersebut telah menyebabkan krisis kemanusiaan di Yaman.
Juru bicara militan Houthi yang didukung Iran Yehia Sarie mengatakan kelompok itu telah meluncurkan "operasi militer yang luas dan besar ke kedalaman Arab Saudi".
Tidak ada rincian lebih lanjut yang dibagikan.
Baca juga: Mengapa Houthi Yaman Serang Uni Emirat Arab? Ini Penjelasannya
Serangan terhadap kilang LNG lainnya digagalkan
Koalisi militer mengatakan telah menggagalkan serangan terhadap kilang LNG di kompleks petrokimia di kota pelabuhan Laut Merah Yanbu yang dijalankan oleh Saudi Arabian Oil Co, lebih dikenal sebagai Aramco.
Tidak jelas apakah serangan itu menimbulkan kerusakan pada pabrik.
"Serangan udara lainnya menargetkan pembangkit listrik di barat daya negara itu, fasilitas desalinasi di Al-Shaqeeq di pantai Laut Merah, terminal Aramco di kota perbatasan selatan Jizan dan sebuah pompa bensin di kota selatan Khamis Mushait," kata koalisi.
Kantor Pers resmi Saudi mengunggah berbagai foto truk pemadam kebakaran menyiram api yang melompat dengan selang air, serta mobil yang rusak dan kawah di tanah yang diduga ditinggalkan oleh serangkaian serangan drone dan rudal balistik.
Insiden itu terjadi setelah Dewan Kerjasama Teluk yang berbasis di Saudi mengundang pihak Yaman yang bertikai untuk melakukan pembicaraan di Riyadh yang bertujuan untuk mengakhiri perang yang hampir delapan tahun.
Houthi mengatakan hanya akan berpartisipasi dalam diskusi yang diadakan di negara netral dan prioritasnya adalah mencabut blokade koalisi di daerah-daerah yang dikuasai oleh kelompok tersebut.
Pembicaraan damai gagal sejak Houthi mencoba merebut Marib yang kaya minyak, salah satu benteng terakhir yang tersisa dari pemerintah Yaman yang didukung Saudi di utara negara itu.
Arab Saudi memimpin koalisi militer di Yaman untuk mendukung pemerintah yang diakui secara internasional, yang telah terlibat dalam konflik berdarah melawan Houthi sejak 2015.
Baca juga: UEA Cegat Rudal Houthi Yaman yang Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel
Baca juga: Koalisi Arab Saudi Kirim Serangan Udara ke Houthi di Yaman, 14 Orang Tewas
Krisis kemanusiaan terburuk
Perang telah menelan ratusan ribu nyawa, secara langsung atau tidak langsung, dan membuat jutaan orang mengungsi, dalam apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Al Jazeera melaporkan, pada Rabu (16/3/2022), PBB menyuarakan kekecewaan setelah konferensi donor hanya mengumpulkan $1,3 miliar, jauh dari target $4,27 miliar.
Militan Houthi sering menargetkan bandara dan fasilitas minyak di Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar dunia.
Kelompok bersenjata Yaman juga telah melakukan beberapa serangan di Uni Emirat Arab (UEA) tahun ini karena memperluas serangan terhadap dua negara Teluk yang kaya minyak.
Riyadh dan Abu Dhabi adalah anggota terkemuka koalisi militer yang terlibat dalam perang Yaman setelah pemberontak Houthi merebut ibu kota, Sanaa, dan kemudian sebagian besar wilayah utara.
UEA menarik pasukan dari negara itu pada 2019 tetapi tetap menjadi pemain aktif.
Serangan terbaru datang ketika Aramco bersiap untuk mengumumkan hasil 2021 pada hari Minggu.
Pasar minyak global berada dalam keadaan kacau karena dampak invasi Rusia ke Ukraina dan dampaknya terhadap pasokan energi.
Berita lain terkait dengan Houthi Yaman
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)