Konflik Rusia Vs Ukraina
Donald Trump: Biden Tidak Bisa Menghentikan Krisis Ukraina karena Takut Nuklir Rusia
Donald Trump menyebut Joe Biden gagal menghentikan krisis Ukraina karena takut pada nuklir Rusia.
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden AS, Donald Trump sempat berpendapat pada pekan lalu bahwa konflik Ukraina dapat meningkat lebih jauh.
Menurutnya, di bawah pemerintahan Joe Biden, Gedung Putih tidak memiliki siapa pun untuk diajak bicara oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kini, Trump menuduh Presiden AS Joe Biden gagal menanangi krisis Ukraina karena kekhawatiran Washington akan potensi nuklir Moskow.
Hal ini disampaikan oleh Trump dalam rapat umum pendukungnya di Florida, Sabtu (19/2/2022) lalu.
Presiden Amerika ke-45 ini menggambarkan krisis Ukraina sebagai "bencana" dan "kegilaan" yang harus dihentikan oleh AS.
Trump juga menegaskan bahwa di bawah kepresidenannya, krisis Ukraina tidak akan pernah terjadi.
Ia mengklaim, operasi khusus Moskow terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin diduga melihat "kelemahan" Washington.
"Kepribadian sayalah yang membuat kami keluar dari perang. Saya adalah satu-satunya presiden dalam empat dekade yang tidak membawa Amerika ke dalam konflik apa pun."
"Kecuali saya benar-benar mengalahkan ISIS," klaim mantan presiden AS itu, dikutip dari Sputnik News.
Selain itu, Trump menuduh bahwa dialah yang memulai awal pengiriman senjata AS ke Ukraina.
Termasuk "ratusan" sistem rudal anti-tank portabel Javelin.
Baca juga: Donald Trump Sebut Invasi Rusia ke Ukraina Gagal hingga Presiden Vladimir Putin Bakal Makin Kejam
Baca juga: Kritik Biden, Donald Trump Mengaku Kepribadiannya Membuat AS Tidak Terlibat Perang
Kendati demikian, Trump meyakini masih ada jalan bagi AS untuk membantu mengakhiri krisis di Ukraina.
"Terlepas dari semua kelemahan, kepengecutan, dan ketidakmampuan Biden, masih ada jalan baginya untuk mengakhiri tragedi ini di Ukraina, tanpa membuat orang Amerika terjerat dalam perang yang mengerikan dan sangat berdarah," ujarnya.
Trump menyarankan agar Washington mengancam Moskow dengan "konsekuensi panas".
Seperti secara permanen menghilangkan ketergantungan Barat pada energi Rusia.