Konflik Rusia Vs Ukraina
Korea Utara Kuliahi Pekerja di Rusia soal Perang Ukraina, Klaim Moskow akan Menang
Pihak berwenang Korea Utara dilaporkan mengadakan kuliah khusus untuk para pekerja di Rusia tentang situasi internasional dan perang Rusia-Ukraina.
TRIBUNNEWS.COM - Pihak berwenang Korea Utara dilaporkan mengadakan kuliah khusus untuk para pekerja di Rusia tentang situasi internasional dan perang Rusia-Ukraina saat ini.
Dikutip Tribunnews dari Daily NK pada Kamis (17/3/2022), selama kuliah, dosen itu membandingkan hubungan Rusia-Ukraina dengan Korea Utara-Korea Selatan.
"Sama seperti Rusia menyerang Ukraina, kita (Korea Utara) dapat, jika perlu, juga menyerang Selatan kapan saja," ujar dosen itu menurut laporan.
Sumber Daily NK di Rusia pada Rabu pekan lalu mengatakan, pihak berwenang membagikan materi studi politik terkait invasi Rusia ke Ukraina kepada pekerja Korut di Rusia.
Baca juga: Rudal yang Ditembakkan Korea Utara Dilaporkan Gagal, Meledak Tak Lama setelah Diluncurkan
Baca juga: Dituduhkan kepada Putin, Ini Arti Penjahat Perang dan Pihak yang Berhak Memutuskan

"Sama seperti Rusia mengirim pasukan ke Ukraina, yang dulunya merupakan bagian dari negara yang sama (Uni Soviet), jika perlu, kami juga dapat mengambil alih Selatan," tulis materi tersebut.
"Kami dapat menyerang Korea Selatan dengan satu gerakan," tambahnya.
Lebih lanjut, materi itu mengatakan bahwa banyak orang di Korea Selatan yang menunggu reunifikasi dengan Korut.
Dosen itu, kata sumber, juga mengatakan kepada para pekerja bahwa Pyongyang menahan diri atas Seoul, sama halnya dengan Rusia yang tidak segera menduduki Ukraina meski punya kekuatan militer superior.
Materi itu mengklaim bahwa perang akan dimenangkan Rusia.
Singkatnya, menurut Daily NK, Pyongyang mengklaim akan memenangkan perang dengan Korea Selatan dengan membandingkan Seoul dengan Kyiv.
Sementara Korea Utara disamakan dengan Rusia, yang disebut memiliki kekuatan militer yang besar.
Kuliah itu kemungkinan ditujukan untuk menenangkan para pekerja Korea Utara di Rusia saat ini sebagai akibat dari krisis Ukraina.

Selain itu, untuk meningkatkan kepercayaan para pekerja terhadap kebijakan luar negeri Kim Jong Un.
Tidak hanya menunjukkan dukungan untuk invasi Rusia ke Ukraina, materi tersebut juga mengklaim bahwa AS mendorong 'perang saudara' antara kedua belah pihak.
Secara khusus, materi tersebut mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah berusaha meyakinkan Ukraina untuk tidak bergabung dengan NATO selama bertahun-tahun dan memberi Ukraina banyak peluang untuk mengubah arah.