Kamis, 2 Oktober 2025

Di Jepang, Ponsel WNI Otomatis Berbunyi saat Terjadi Gempa Bumi, Bagaimana Sistem Kerjanya?

Pemerintah Jepang buatkan aplikasi tanggap bencana untuk para WNA, ponsel akan otomatis berbunyi jika terjadi bencana alam

Editor: Daryono
Foto Yomiuri
Para pelajar dan pemagang dari Indonesia serta umum mengungsi ke lobi hotel di Kesennuma setelah guncangan kencang gempa bumi, Rabu (16/3/2022) jam 23.36 waktu Jepang. 

TRIBUNNEWS.COM - Gempa dengan skala 7,3 M atau berdasarkan skala shindo (maks 7) mencapai skala 6+ mengguncang Jepang, Rabu (16/3/2022) pukul 23:34 waktu setempat.

Kekuatan gempa tersebut dirasakan dari Prefektur Miyagi Utara Prefektur Miyagi Selatan, Prefektur Fukushima khususnya Nakadori hingga Prefektur Fukushima Hamadori, dan sekitarnya.

Menurut laporan yang diterima Tribunnews.com, Warga Negera Indonesia (WNI) yang tinggal di Jepang mengabarkan kondisinya dalam keadaan aman.

Mereka mengabarkan keadaan sempat panik karena ada beberapa barang berjatuhan dari rak dan lampu tiba-tiba padam.

"Semua aman khususnya WNI yang ada di Jepang hanya ada beberapa barang jadi jaruh dari raknya karena kekuatan gempa cukup besar juga malam ini," ungkap Rompas seorang WNI di daerah Joban, Kamis (17/3/2022).

Baca juga: Gempa 7,3 Skala Richter, PM Jepang Langsung Turun Tangan Upayakan Keselamatan Warganya

Baca juga: UPDATE 4 Korban Tewas dan 97 Lainnya Terluka akibat Gempa Besar di Jepang

"Tempat saya sampai mati lampu tuh," sambung WNI yang lain. Ida Laila.

Sementara WNI lainnya, Mita merasa sempoyongan ketika hendak beranjak berdiri.

"Aku dari toilet pas selesai terus berdiri kok goyang disangka lagi pusing, eh ternyata gempa," jelas Mita.  ponsel kencang berbunyi secara otomatis pada saat gempa terjadi.

Saat gempa terjadi, ponsel para WNI otiomatis berbunyi cukup kencang.

Berbunyinya ponsel sebagai isyarat darurat saat terjadi gempa bumi.

Lantas bagaimana sistem kerja ponsel tersebut untuk memberikan tanda bahwa telah terjadi keadaan darurat di sekitar pemiliknya?

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Pemerintah melalui Badan Pariwisata Jepang telah membuatkan sebuah aplikasi sebagai antisipasi darurat bencana alam.

Baca juga: Jepang Kirim Kapal Induk Uraga dan Hirado ke Kamboja

Aplikasi tanggap bencana ini dibuat untuk meningkatkan penyebaran informasi khususnya diperuntukkan bagi para WNA dari luar Negara Jepang.

Terkait dengan pengoperasiannya, aplikasi ini dikelola oleh Badan Pariwisata Jepang sendiri.

Semakin banyaknya WNA berdatangan ke Jepang, Badan Pariwisata Jepang kemudian meningkatkan fungsi-fungsi aplikasinya dengan memperbanyak bahasa.

Tujuannya agar informasi dapat disampaikan dengan jelas untuk menghindari adanya disinformasi.

Kini pemerintah telah menambahkan fitur menjadi 14 bahasa. termasuk Bahasa Indonesia.

Selain bahasa Indonesia, bahasa lain yang tersedia di aplikasi ini adalah Spanyol, Vietnam, Thailand, Khmer, Burma dan Mongolia ke dalam aplikasi tersebut.

Cara Kerja Aplikasi

Di aplikasi ini, ketika peringatan dini gempa bumi atau peringatan khusus diumumkan, maka kita akan mendapatkan sinyal dan informasi secara otomatis.

Ponsel akan berbunyi otomatis, misalnya saat gempa bumi muncul dan info juga disalurkan ke ponsel.

Baca juga: Jadwal Siaran Langsung All England 2022 Babak 16 Besar Hari Ini: Minions Hadapi Pasangan Jepang

Dalam aplikasi ini, pengguna mendapatkan informasi bagaimana cara mengungsi jika terjadi bencana.

Termasuk informasi kontak untuk menghubungi rumah sakit.

Direktur Kantor Keselamatan Badan Pariwisata Jepang untuk Pelanggan Asing, Akira Takano, menyampaikan upaya ini dilakukan pemerintah agar para WNA merasa aman saat berkunjung ke Jepang.

"Kita ingin memberikan informasi pencegahan bencana dengan menggunakan berbagai media seperti aplikasi dan SMS sehingga wisatawan asing dapat menikmati perjalanan dengan aman," kata Akira Takano.

Tak hanya informasi tanggap bencana, pelayanan kesehatan 24 jam juga diberikan pemerintah.

Yakni dengan menghubungi badan pariwisata call center.

WNI dalam Keadaan Aman

Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) mendapatkan informasi dari KBRI Tokyo, terdapat sebanyak 67 ribu WNI yang saat ini tinggal di Jepang.

Baca juga: Hanya Berselang 5 Hari Setelah Peringatan Gempa Besar 2011, Warga Jepang Kembali Mengungsi

Dari 67 ribu WNI, 1.524 WNI bertempat tinggal di sekitar episentrum gempa (pantai Barat Jepang).

Sementara lainnya sebanyak 984 WNI yang tinggal di Miyagi, dan 540 WNI tinggal di Fukushima.

Direktur Perlindungan WNI, Judha Nugraha mengatakan belum ada kabar tentang WNI yang terluka atau terdampak gempa.

"KBRI telah melakukan komunikasi dengan simpul-simpul masyarakat di wilayah terdampak dan belum terdapat adanya WNI yang terluka atau terdampak gempa."

"Hanya beberapa yang terdampak pemadaman listrik," kata Judha, Kamis (17/3/2022) dikutip dari Tribunnews.com.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Richard Susilo/Dewi Agustina/Larasati Dyah Utami)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved