Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Tentara Suriah Disebut Siap Bantu Perang Rusia Lawan Ukraina, Picu Keresahan Pakai Senjata Kimia

Tentara Suriah disebut siap membantu Rusia untuk berperang melawan Ukraina. Ada 16 ribu sukarelawan dari Timur Tengah.

Editor: Miftah
Tangkap layar via express.co.uk
Tentara Suriah yang disebut siap membantu Rusia berperang dengan Ukraina. 

Seperti diketahui perang panas antara Rusia dan Ukraina masih terjadi, berawal dari serangan Rusia yang diluncurkan pada 24 Februari 2022 lalu.

Dikutip Tribunnews dari AS, Vladimir Putin disebut mengkhawatirkan keamanan atas niat Ukraina yang mencoba bergabung dengan NATO dan Uni Eropa.

Baca juga: PBB Mengklaim Punya Bukti Rusia Pakai Senjata Terlarang untuk Serang Pemukiman Ukraina

Masalah ini pun diangkat kembali ketika perwakilan kedua negara bertemu di Belovezhskaya Pushcha, di perbatasan Polandia dan Belarusia.

Di mana pembicaraan awal mengenai kesepakatan damai, meskipun sejauh ini gagal membuahkan hasil pada isu-isu kunci, di antaranya koridor kemanusiaan untuk evakuasi warga sipil Ukraina.

Selain itu kedua belah pihak terus terlibat dalam negosiasi intens mengenai gencatan senjata dan jaminan keamanan.

Anggota Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina memeriksa persenjataan baru, termasuk sistem anti-tank NLAW dan peluncur granat anti-tank portabel lainnya, di Kyiv pada 9 Maret 2022, di tengah invasi Rusia yang sedang berlangsung ke Ukraina. (Photo by GENYA SAVILOV / AFP)
Anggota Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina memeriksa persenjataan baru, termasuk sistem anti-tank NLAW dan peluncur granat anti-tank portabel lainnya, di Kyiv pada 9 Maret 2022, di tengah invasi Rusia yang sedang berlangsung ke Ukraina. (Photo by GENYA SAVILOV / AFP) (AFP/GENYA SAVILOV)

Sebelum pertemuan diplomat Rusia dan Ukraina, beberapa tuntutan Kremlin bocor ke publik.

Pemerintah Putin telah menetapkan dua syarat untuk gencatan senjata sesegera mungkin, dan hal itu harus dipenuhi Ukraina.

Tuntutan tersebut yakni Ukraina menyerahkan Krimea, yang dianeksasi Rusia pada 2014.

Dan juga Ukraina harus mengakui kemerdekaan Luhansk dan Donetsk (wilayah separatis) dalam pembicaraan gencatan senjata.

Baca juga: Hasil Pertemuan Rusia dan Ukraina Tidak Ada Kemajuan, Ukraina Menolak Tuntutan Rusia

Baca juga: Menlu Rusia: Jalur Belarus Tetap Jadi Fokus Dialog Rusia dan Ukraina

Hal tersebut diperjelas oleh Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

"Kami tidak mengambil Luhansk dan Donetsk dari Ukraina," kata Petrov kepada Reuters.

“Namun Luhansk dan Donetsk tidak ingin menjadi bagian dari Ukraina .”

“Ini tidak berarti mereka harus dihancurkan," imbuhnya.

Rusia ingin Konstitusi Ukraina digambar ulang

Namun, Rusia tidak berhenti pada tuntutannya atas Krimea dan wilayah separatis.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved