Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Perkuat Pasukan di Selatan Ukraina, 1 Juta Lebih Pengungsi Hijrah

Hari kesembilan invasi Rusia ke Ukraina, sejumlah fakta baru terungkap. Presiden Ukraina sentil pemimpin dunia hingga 1 juta lebih pengungsi hijrah

Editor: Miftah
AFP/SERGEY BOBOK
Sebuah gambar menunjukkan kerusakan di pintu masuk gedung setelah penembakan oleh pasukan Rusia di Constitution Square di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, pada 2 Maret 2022. - Pada hari ketujuh pertempuran di Ukraina pada 2 Maret, Rusia mengklaim kendali atas kota pelabuhan selatan Kherson, pertempuran jalanan berkecamuk di kota terbesar kedua Ukraina Kharkiv, dan Kyiv bersiap menghadapi serangan Rusia yang ditakuti. (Photo by Sergey BOBOK / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Menginjak hari kesembilan invasi Rusia ke Ukraina, sejumlah fakta baru terungkap.

Mengutip kabar terbaru dari BBC pada Jumat (4/3/2022), Rusia melakukan serangan di daerah strategis Ukraina.

Adalah pusat pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.

Pembangkit listrik tenaga nuklir itu merupakan yang terbesar di Eropa.

Baca juga: Protes Operasi Militer di Ukraina, IKEA Hentikan Semua Operasional Tokonya di Rusia

Meskipun tak memperngarhi lokasi reaktor nuklir, namun kebakaran menyasar gedung lima lantai di sekitarnya.

Di hari kesembilan invasi, Presiden Ukraina kembali menyentil para pemimpin dunia untuk segera mengambil tindakan.

Sementara pergerakan tentara Rusia semakin kuat di selatan Ukraina.

Terkini, kedua negara sepakat untuk mengevakuasi warga sipil, lebih dari satu juta pengungsi meninggalkan Ukraina.

Adapun inilah rangkuman kejadian terkini Ukraina dikutip dari BBC:

Serangan tembakan Rusia menyebabkan kebakaran pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa  yakni PLTN Zaporizhzhia, Ukraina.

Api berhasil dipadamkan setekahnya, sementara Layanan Darurat Negara Ukraina mengatakan tidak ada korban dari kebakaran tersebut, dan tidak mempengaruhi lokasi reaktor.

Tetapi kebakaran membuat gedung lima lantai di dekatnya terdampak.

Serangan Rusia itu memicu kecaman langsung dari para pemimpin Barat yang menyebutnya sebagai tindakan "mengerikan" dan "sembrono" yang mengancam keselamatan seluruh Eropa.

Presiden Ukraina Zelensky beberapa jam yang lalu meminta negara-negara lain untuk segera mengambil tindakan lebih terhadap “teror nuklir” Putin.

Dia meminta orang Eropa untuk "bangun" dengan potensi bencana global seperti kehancuran nuklir Chernobyl 1986, dan mengatakan Rusia adalah negara pertama dalam sejarah yang mencoba dan mengebom pembangkit listrik tenaga nuklir.

Baca juga: Airbnb Tawarkan Hunian Gratis Bagi Pengungsi Ukraina

Di tempat lain, Rusia memperkuat konvoi kendraan militer di selatan Ukraina, di mana mereka mendekati kota utama Mariupol setelah merebut Kherson dua hari lalu.

Lebih dari satu juta pengungsi kini telah meninggalkan Ukraina.

Baik Rusia dan Ukaina telah sepakat untuk mengevakuasi warga sipil.

Pasukan memasuki kota Energodar pada Kamis (3/3/2022). Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia terbakar pada Jumat (4/3/2022) pagi.
Pasukan memasuki kota Energodar pada Kamis (3/3/2022). Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia terbakar pada Jumat (4/3/2022) pagi. (Reuters)

Pemblokiran

Facebook dan beberapa situs publikasi tidak dapat diakses di Rusia pada hari Jumat (4/3/2022) ini.

Pihak berwenang Rusia menindak suara-suara kritis dan memerangi kemarahan di Ukraina.

Layanan Facebook di Moskow tidak bisa diakses, serta situs media seperti Meduza, Deutsche Welle, RFE-RL, dan layanan BBC berbahasa Rusia.

LSM pemantau, GlobalCheck, juga mengatakan situs-situs itu sebagian mati, dikutip dari NDTV.

Outlet independen Meduza melalui akun Telegram, mengatakan situsnya tidak lagi tersedia untuk "beberapa penggunanya" di Rusia.

Namun, pihak Meduza mengatakan belum menerima pemberitahuan dari pihak berwenang tentang pemblokiran.

Roskomnadzor atau Layanan Federal Pengawasan di Bidang Telekomunikasi, Teknologi Informasi, dan Komunikasi Massa di Rusia, disinyalir memblokir situs web yang berisi seruan untuk kerusuhan, ekstremisme, partisipasi dalam aksi massa ilegal, dan informasi palsu tentang tindakan militer Rusia di Ukraina.

Beberapa media publikasi juga dimasukkan dalam daftar situs terlarang oleh pemerintah Rusia.

Selain itu, publikasi di beberapa situs juga terancam mengalami penghapusan.

Baca juga: Invasi Rusia Berlarut-larut dan Ukraina Tak Kunjung Tumbang, Apakah Putin Salah Perhitungan?

Pemerintah Rusia Membatasi Akses Media Sosial dan Berita

Sejak invasi Moskow ke Ukraina pekan lalu, pihak berwenang Rusia telah meningkatkan tekanan terhadap media independen, meski kebebasan pers di negara itu sudah berkurang dengan cepat.

Pada awal pekan ini, jaksa agung Rusia memerintahkan pengawas media Rusia untuk "membatasi akses" ke stasiun radio liberal Ekho Moskvy dan saluran TV independen Dozhd.

Penutupan itu dikarenakan media tersebut menolak untuk mengikuti garis resmi pada perang di Ukraina.

Menurut Kremlin, tindakan di negara tetangga Ukraina adalah operasi militer, bukan invasi.

Kremlin mengklaim tindakan itu dirancang untuk melindungi Rusia dari Barat dan para penutur bahasa Rusia dari "genosida".

Lusinan pekerja media dan outlet, termasuk Dozhd, baru-baru ini ditunjuk sebagai "agen asing" oleh pihak berwenang.

Status tersebut mewajibkan mereka yang terkena label untuk mengungkapkan sumber pendanaan dan publikasi label, termasuk postingan media sosial, dengan denda.

Baca juga: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia Terbakar, Zelensky Menuntut Ganti Rugi Rusia

Brand Dunia Menghentikan Penjualan di Rusia

Berikut ini beberapa brand dunia yang menghentikan maupun menangguhkan penjualan di Rusia, dikutip dari The Guardian:

1. Apple dan Nike

Selain media sosial Facebook dan media massa yang sulit di akses, brand Apple juga mengatakan sedang menghentikan penjualan di Rusia.

Sedangkan perusahaan Nike mencegah pelanggan Rusia membeli secara online.

Apple dan Nike bergabung dengan daftar perusahaan yang berkembang untuk menjauhkan diri dari Rusia sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina.

Nike mengonfirmasi, mereka mematikan penjualan web di Rusia.

Namun, Nike juga mengatakan di situs web Rusianya, bahwa pembeli dapat mengunjungi toko Nike lokal, yang ada beberapa di Moskow, St Petersburg, dan kota-kota lain.

2. Meta

Tindakan bernada serupa juga dilakukan Meta terhadap Facebook di Rusia.

Meta mengatakan unggahan dari media pemerintah Rusia tidak lagi direkomendasikan kepada pengguna oleh algoritma Facebook, lalu disusul dengan Instagram, menurut situs berita teknologi, The Verge.

Perkembangan ini terjadi setelah Meta mengatakan membatasi akses ke akun media pemerintah Rusia di Ukraina, memblokir media pemerintah Rusia dari menjalankan iklan di platform dan mengatakan telah menghapus unggahan disinformasi yang menargetkan Ukraina.

Baca juga: Mengapa Konvoi Pasukan Rusia di Kiev Berhenti? Apakah Kemunduran bagi Rusia?

3. Produsen Mobil

Selain itu, ada juga Produsen mobil Ford yang menangguhkan usaha patungan van komersialnya di Rusia sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Produsen mobil lainnya, termasuk General Motors, Jaguar Land Rover, dan Renault, juga menghentikan penjualan dan operasi di Rusia dalam beberapa hari terakhir.

4. Adidas

Sedangkan Adidas, produsen pakaian olahraga terbesar di Eropa, menangguhkan kemitraannya dengan Russian Football Union.

5. The Walt Disney Company

Dari media hiburan, ada The Walt Disney Company, yang memiliki Marvel Studios, 20th Century Studios, dan Pixar, mengatakan akan menghentikan perilisan film-filmnya di Rusia, termasuk film Pixar yang sedang booming, Turning Red.

6. Netflix

Assperson untuk Netflix mengatakan kepada The Wall Street Journal, mengingat situasi saat ini, layanan streaming itu tidak memiliki rencana untuk mendistribusikan saluran berita, olahraga, dan hiburan dari media pemerintah Rusia.

(Tribunnews.com/Chrysnha, Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia VS Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved