Konflik Rusia Vs Ukraina
Suriah: AS Bisa Pindahkan Teroris dari Suriah ke Ukraina di Tengah Operasi Rusia
Bashar Jaafari mengatakan layanan khusus Amerika Serikat (AS) dapat mengirim anggota ISIS serta kelompok teroris lainnya di Suriah ke Ukraina.
TRIBUNNEWS.COM, DAMASKUS - Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Bashar Jaafari mengatakan layanan khusus Amerika Serikat (AS) dapat mengirim anggota ISIS serta kelompok teroris lainnya di Suriah ke Ukraina.
"Berdasarkan analisis, kami dapat mengatakan bahwa ini sangat mungkin benar. Kami, sebagai sebuah negara, memiliki bukti bahwa militer AS di Suriah memindahkan teroris dari satu tempat ke tempat lain, terutama anggota ISIS dan Jabhat al-Nusra," kata Jafari.
Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (1/3/2022), ia berpendapat bahwa AS telah memindahkan teroris dari Suriah ke Afghanistan dan Burkina-Faso.
Selain itu, penggunaan tentara bayaran juga merupakan praktik yang telah dilakukan AS 'secara matang'.
"Jadi orang tidak perlu heran, dan kami tidak mengecualikan bahwa besok teroris ISIS akan dikirim ke Ukraina," jelas Jaafari.
Ia menambahkan bahwa negara-negara Barat telah mendukung radikal nasionalis di Ukraina.
"Bertahun-tahun kemudian (setelah Perang Dunia II) orang-orang muncul dan menyatakan kesiapan mereka untuk mendukung neo-Nazi di Ukraina. Namun mereka menerima dukungan dari negara-negara ini dan dukungan dari layanan khusus hanya karena mereka melawan Rusia. Barat tidak akan ragu-ragu untuk mempersenjatai iblis dalam melawan Rusia jika itu untuk kepentingan mereka," tegas Jaafari.
Baca juga: Suriah Laporkan Serangan Rudal Israel Dekat Damaskus, Diduga Targetkan Tempat Pertemuan Pejabat
Jaafari kemudian menambahkan bahwa jika Rusia memiliki 'sekutu nyata' dalam Perang Dunia II, mereka tidak akan mendukung neo-Nazi hari ini.
Sebelumnya pada hari Minggu lalu, Menteri Luar Negeri Uni Eropa (UE) setuju untuk memasok senjata senilai 450 juta euro atau setara 500 juta dolar AS ke Ukraina.
Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Josep Borrell mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan virtual Dewan Urusan Luar Negeri UE pada Minggu malam bahwa bantuan itu juga akan mencakup 50 juta euro untuk pasokan bahan bakar dan peralatan pelindung.
Tidak hanya itu, UE juga akan menyediakan pesawat jet tempur ke Ukraina.
Sedangkan AS, Kanada dan Australia juga telah menyetujui bantuan pertahanan mematikan ke Ukraina.
Perlu diketahui, Rusia melancarkan operasi militer di Ukraina pada akhir Februari ini, menyusul permintaan bantuan yang diajukan Republik Donbass.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa operasi itu hanya menargetkan infrastruktur militer Ukraina saja dan tidak menargetkan penduduk sipil.
Tidak hanya itu, kementerian tersebut juga menegaskan bahwa Rusia tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina dan bahwa tujuan operasinya adalah untuk menyelamatkan penduduk sipil dari genosida, serta membebaskan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) melalui demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.