Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ratusan Orang Ditahan dalam Aksi Protes Anti-perang di Rusia

Polisi di Moskwa pun mengatakan bahwa mereka setidaknya telah menahan 600 orang untuk sementara waktu.

AFP/ARIS MESSINIS
Seorang pria duduk di luar gedungnya yang hancur setelah pemboman di kota Chuguiv, Ukraina Timur, Kamis (24 Februari 2022). Angkatan bersenjata Rusia menyerang Ukraina dari beberapa arah, menggunakan sistem roket dan helikopter untuk menyerang posisi Ukraina di selatan, perbatasan kata layanan penjaga. - Pasukan darat Rusia pada hari Kamis menyeberang ke Ukraina dari beberapa arah, kata dinas penjaga perbatasan Ukraina, beberapa jam setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan peluncuran serangan besar-besaran. Tank Rusia dan alat berat lainnya melintasi perbatasan di beberapa wilayah utara, serta dari semenanjung Krimea yang dicaplok Kremlin di selatan, kata badan tersebut. (Aris Messinis/AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Slogan anti-perang memenuhi jalan-jalan di pusat kota Moskwa dan Saint Petersburg, Rusia pada Kamis kemarin, saat ratusan orang turun ke jalan untuk memprotes operasi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.

Polisi di Moskwa pun mengatakan bahwa mereka setidaknya telah menahan 600 orang untuk sementara waktu.

Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (25/2/2022), di Moskwa, kerumunan demonstran berkumpul di pusat Lapangan Pushkinskaya, mayoritas dari mereka merupakan anak muda.

Mereka meneriakkan slogan-slogan anti-perang dan memegang spanduk yang berbunyi 'hentikan perang', 'katakan tidak untuk perang', 'Ukraina bukan musuh kita' serta 'tidak ada yang membutuhkan perang ini'.

Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina, Komisi I DPR Sebut Pemerintah Harus Perkuat Investasi Pertahanan

Laporan media juga menunjukkan beberapa demonstran berbaris di sepanjang jalan Tverskaya Moskwa, tempat kantor Wali Kota berada.

Polisi kemudian menutup alun-alun dan berusaha membubarkan kerumunan, ini dilakukan untuk menaati aturan virus corona (Covid-19) yang ada.

Karena demonstrasi itu belum disetujui oleh otoritas kota.

Satu di antara demonstran tampak melemparkan bom molotov ke arah polisi selama berlangsungnya aksi protes, namun sebagian besar peserta menjalani aksi secara damai.

Baca juga: 74 Fasilitas Militer Ukraina Lumpuh oleh Serangan Rusia

Kemudian pada Kamis kemarin, Departemen Kepolisian Moskwa mengatakan bahwa mereka telah menahan sekitar 600 orang karena berbagai 'pelanggaran ketertiban umum', tanpa menyampaikan rincian terkait pelanggaran tersebut.

Para demonstran juga berkumpul di pusat kota Saint Petersburg, dengan media lokal melaporkan hingga 2.000 orang bergabung dalam aksi protes itu, termasuk di Nevsky Ave.

Polisi lalu mengepung Palace Square yang ikonik, setelah beberapa orang mulai berbaris ke arah titik tersebut.

Kendati demikian, polisi Saint Petersburg tidak segera mengungkapkan berapa jumlah demonstran yang ditangkap.

Sementara media setempat mengatakan petugas telah menahan puluhan orang.

Baca juga: Invasi Rusia Hari Kedua: 137 Warga Ukraina dan 50 Tentara Rusia Tewas, 100 Ribu Warga Mengungsi 

Protes anti-perang yang lebih kecil juga diadakan di beberapa kota lainnya di Rusia, termasuk Yekaterinburg dan Perm di Ural, serta kota Novosibirsk di Siberia.

Mereka yang memprotes di Rusia pada Kamis kemarin, merasa keberatan dengan perkembangan yang terjadi di Ukraina.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumumkan 'operasi khusus' yang ia anggap perlu untuk mengamankan perdamaian di Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) yang memisahkan diri dari Ukraina pada hari sebelumnya.

Rusia mengakui kedaulatan DPR dan LPR sebagai negara yang merdeka dari Ukraina dan menandatangani perjanjian yang mencakup bantuan militer setelah kedua republik itu mengklaim Ukraina meluncurkan serangan besar-besaran untuk merebut kembali mereka secara paksa.

Baca juga: Dari Pemimpin Dunia hingga Atlet Kecam Invasi Rusia ke Ukraina

Namun, tanggapan Rusia ternyata datang dalam skala yang lebih luas, bukan hanya di timur Ukraina saja.

Karena target militer di seluruh Ukraina dilaporkan telah dihantam.

Putin mengklaim tujuannya adalah 'demiliterisasi dan denazifikasi' Ukraina, sementara Ukraina dan sekutu Baratnya menegaskan bahwa 'agresi tanpa alasan' saat ini sedang terjadi.

Sumber: https://www.rt.com/russia/550541-moscow-petersburg-anti-war-protests/

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved