Konflik Rusia Vs Ukraina
Peran Indonesia Sebagai Presidensi G20 Dinanti Guna Mewujudkan Perdamaian Rusia-Ukraina
Indonesia dengan politik luar negeri bebas aktif tak boleh sekadar menjadi penonton tetapi harus mengambil berbagai inisiatif agar perdamaian tercipta
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Jokowi menyatakan sikap Indonesia terkait situasi di Ukraina dengan mengatakan 'Penanganan krisis Ukraina harus dilakukan secara cermat agar bencana besar bagi umat manusia bisa dihindarkan'.
Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana menilai, apa yang disampaikan Presiden Jokowi itu sangat tepat.
Hal ini karena konsisten dengan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.
"Bila Presiden menyebut Rusia melakukan 'invasi' maka terlihat keberpihakan Indonesia terhadap Ukraina yang didukung oleh negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat serta Australia," kata Hikmahanto Juwana dalam keterangannya kepada Tribunnews, Jumat (25/2/2022).
Menurut Hikmahanto, Presiden Jokowi juga menghindari diri untuk membuat pernyataan yang membenarkan sikap Presiden Putin untuk mengakui dua Republik baru yang merupakan pecahan dari Ukraina, yaitu Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk.
Baca juga: Ini Awal Mula Penyebab Rusia Invasi Ukraina dan Kondisi Terbaru Ukraina
"Oleh karenanya siapapun yang kalah ataupun menang dalam kemungkinan perang di Ukraina, tidak bisa menuduh Indonesia memiliki keberpihakan," ucapnya.
Ia menilai, sikap tidak memihak ini bukan berarti Indonesia hendak mencari selamat.
Tetapi ini dilakukan agar Indonesia dapat secara aktif berupaya agar perang tidak bereskalasi menjadi besar.
Hikmahanto menyebut, Indonesia dengan politik luar negeri bebas aktif tidak boleh sekadar menjadi penonton tetapi harus mengambil berbagai inisiatif agar perdamaian tercipta.
"Inisiatif ini semakin penting dirasakan karena Indonesia saat ini sedang menjabat Presidensi G20," ucapnya.
Tentunya, eskalasi perang akan berdampak buruk bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi internasional.
Untuk itu, perlu dihindari agar sebagaimana disampaikan Presiden Jokowi 'bencana besar bagi umat manusia bisa dihindarkan.'
"Saatnya sekarang bagi Indonesia untuk tampil dalam rangka ikut melaksanakan ketertiban dunia," terangnya.