Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Otoritas AS Disebut Bahas Rencana Evakuasi Zelenskyy dari Ukraina Jika Rusia Menyerang

Pejabat di pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah berdiskusi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
STR / ARMED FORCES OF UKRAINE / AFP
Gambar selebaran ini dirilis pada 19 Februari 2022 oleh layanan pers Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina di lokasi yang tidak diketahui di Ukraina menunjukkan prajurit Ukraina sebelum menembak dengan peluru kendali anti-tank portabel Swedia-Inggris NLAW yang dipindahkan ke unit sebagai bagian dari bantuan teknis militer Inggris, saat mereka mengambil bagian dalam latihan. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Pejabat di pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah berdiskusi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tentang rencana untuk mengevakuasi dirinya dari ibu kota negara itu, Kiev, jika terjadi invasi Rusia.

Dalam rencana itu termasuk di antaranya relokasi Zelenskyy.

Namun, kondisi apa yang akan mendorong dilakukan evakuasi hingga saat ini belum dilaporkan.

Perlu diketahui, Zelenskyy telah menjadi Presiden Ukraina sejak Mei 2019.

Sebelum terjun ke dunia politik, ia menciptakan dan membintangi acara televisi Ukraina populer di mana dirinya berperan sebagai Presiden Ukraina.

Sementara itu, Kiev merupakan ibu kota sekaligus kota terbesar di Ukraina, dengan populasi mencapai hampir tiga juta dan terletak di bagian utara-tengah negara itu.

Kota ini terletak di Sungai Dnieper dan berjarak sekitar 236 mil dari perbatasan Rusia dan 95 mil dari Belarus.

Baca juga: PM Jepang Mengutuk Keras Pernyataan Rusia yang Melanggar Kedaulatan Ukraina

Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (22/2/2022), laporan dari AS dan Ukraina yang merumuskan rencana darurat jika terjadi invasi Rusia muncul setelah Presiden Rusia Vladimir Putin secara resmi mengakui kemerdekaan dua negara bagian yang selama ini menjadi bagian dari Ukraina, yakni Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR).

Dua wilayah timur Ukraina itu memang telah mempertahankan klaim kemerdekaan mereka dari Ukraina sejak 2014 lalu.

Namun, langkah untuk mengakui kedua negara bagian itu sebagai negara telah menambah ketegangan antara Rusia, Ukraina, AS, dan sekutu NATO-nya.

Selama berminggu-minggu, AS, Ukraina, dan NATO telah menyampaikan bahwa laporan intelijen menunjukkan invasi Rusia ke Ukraina semakin dekat.

Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Akui Kemerdekaan Republik Donbass

Dituding seperti itu, Rusia secara konsisten membantah klaim tersebut, dan sejauh ini 'invasi' itu memang belum terjadi.

Kendati demikian, ketegangan telah membuat AS dan Rusia terlibat dalam pembicaraan untuk mencegah konflik bersenjata.

Pejabat Rusia dan AS bahkan telah membahas masalah keamanan Rusia di wilayah tersebut, dengan ekspansi timur NATO dan Ukraina menjadi fokus utama.

Di sisi lain, Presiden Perancis Emmanuel Macron sebelumnya melakukan pembicaraan dengan Presiden Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengatur pertemuan puncak antara kedua pemimpin.

Perancis dan AS pada prinsipnya setuju untuk bertemu dengan Putin, selama Ukraina tidak diserang.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved