Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Jenderal Ukraina Prediksi Kemungkinan Invasi Rusia

Pavliuk menyatakan Rusia tidak akan melancarkan invasi habis-habisan ke negaranya, dalam upaya untuk meyakinkan rekan-rekannya.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
AFP/-
Video handout yang diambil dan dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 17 Februari 2022, menunjukkan peluncur roket ganda Grad menembaki target musuh tiruan selama latihan gabungan angkatan bersenjata Rusia dan Belarusia sebagai bagian dari inspeksi Angkatan Bersenjata Negara Serikat. Pasukan Respons, di lapangan tembak Obuz-Lesnovsky dekat kota Baranovichi di Belarus. - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, sekutu Moskow, mengatakan pada 17 Februari 2022 bahwa negaranya akan siap menyambut "senjata nuklir" jika ada ancaman dari Barat, di tengah krisis di Ukraina. (Photo by Russian Defence Ministry / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Kepala Operasi Pasukan Gabungan Ukraina, Alexander Pavliuk mengungkapkan pada Kamis lalu bahwa Ukraina tidak mengharapkan ribuan tank dan pasukan Rusia menyerbu perbatasannya dalam waktu dekat.

Berbicara kepada saluran televisi Ukraina TSN pada Kamis waktu setempat, Pavliuk menyatakan Rusia tidak akan melancarkan invasi habis-habisan ke negaranya, dalam upaya untuk meyakinkan rekan-rekannya.

Menurutnya, situasinya memang tegang namun tetap terkendali.

"Pasukan Operasi Gabungan selalu dalam kesiapan tempur. Namun kami saat ini tidak melihat kemungkinan invasi skala penuh ke Ukraina," kata Pavliuk.

Dikutip dari laman Russia Today, Sabtu (19/2/2022), Operasi Pasukan Gabungan adalah sebutan yang diberikan kepada bagian dari tentara Ukraina yang menangani konflik di Donbass, yang telah dimulai pada 2014 saat protes jalanan yang diwarnai aksi kekerasan menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis di Ukraina.

Baca juga: Biden Yakin Rusia akan Targetkan Serang Ibu Kota Ukraina, Kiev

Kerusuhan tersebut akhirnya berujung pada proklamasi Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR), 'dua negara' yang hingga kini tidak diakui kemerdekaannya di timur Ukraina.

Komentar Pavliuk ini muncul saat Ukraina dan negara-negara yang memisahkan diri itu saling tuduh melanggar perjanjian gencatan senjata saat ini.

Pada saat yang sama, Rusia juga dituduh menempatkan 100.000 tentaranya di perbatasan dengan Ukraina, diduga dengan maksud untuk menyerang.

Namun Rusia telah berulang kali membantah tuduhan itu, dengan menyatakan bahwa mereka sedang melakukan latihan rutin di daerah tersebut.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved