Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

AS Tetap Mendukung Jika Ukraina Pilih Bergabung dengan NATO Meski Itu Bikin Rusia Marah

AS mendukung jika Ukraina berkeinginan untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau yang lebih dikenal dengan NATO.

Penulis: Larasati Dyah Utami
AFP/-
Video handout yang diambil dan dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 16 Februari 2022, menunjukkan jet tempur Su-30SM selama latihan gabungan angkatan bersenjata Rusia dan Belarusia sebagai bagian dari inspeksi Pasukan Respons Negara Serikat, di sebuah jarak tembak di dekat Brest. (Photo by Russian Defence Ministry / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Amerika Serikat (AS) mendukung jika Ukraina berkeinginan untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau yang lebih dikenal dengan NATO.

Seorang Pejabat Senior dari Kedutaan Besar AS di Jakarta, pada konferensi pers Jumat (18/2/2022), mengatakan pada prinsipnya ada dasar bahwa negara-negara memiliki hak atas kedaulatan dan integritas teritorial.

Menurutnya Ukraina memiliki kebebasan untuk menentukan arah mereka sendiri, termasuk memilih kebijakan luar negeri mereka sendiri, dan dengan negara mana mereka ingin bergaul.

“Sehubungan dengan bergabungnya Ukraina dengan NATO, saya akan merujuk Anda ke komunike KTT NATO 2021 di mana NATO mendukung hak Ukraina untuk memutuskan kebijakan luar negerinya sendiri di masa depan,” kata Pejabat Kedutaan AS yang enggan disebutkan namanya itu.

Namun ia tidak memiliki kewenangan untuk menjelaskan mengapa Ukraina saat ini masih belum tergabung dalam NATO.

Ia juga tidak mengetahui seberapa jauh progress pembicaraan terkait keinginan Ukraina untuk bergabung dengan NATO.

Baca juga: Eks Kepala Intelijen Inggris: Peluang Ukraina untuk Diterima NATO Kini Hampir Tertutup

Namun AS percaya Ukraina berhak mengajukan permintaan tersebut tanpa diancam oleh negara tetangganya, yakni Rusia.

“Saya tidak bisa menjelaskan secara spesifik mengapa Ukraina saat ini tidak tergabung dalam NATO. Saya tidak tahu apakah mereka telah meminta untuk berada atau di mana percakapan itu saat ini,” kata dia.

“Tetapi kami percaya bahwa Ukraina berhak mengajukan permintaan itu jika mereka mau, dan tidak diancam oleh tetangga mereka jika mereka memilih untuk melakukannya,” lanjutnya.

Sebagaimana diketahui, ketegangan antara Rusia dan Ukraina meningkat ketika Moskow menempatkan sekitar 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina, menurut laporan Reuters.

Langkah tersebut dikhawatirkan sebagai upaya Rusia untuk menginvasi Ukraina

Namun, hal tersebut dibantah oleh Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya menuntut adanya perubahan dalam pengaturan keamanan di Eropa, yang mencakup janji bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tak akan pernah mengakui Ukraina sebagai anggota, bahwa rudal tak akan pernah dikerahkan ke dekat perbatasan Rusia, dan bahwa aliansi Barat tersebut akan mengurangi infrastruktur militer.
 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved