Virus Corona
Badan Pengawas Obat Eropa: Vaksin Novavax Disahkan dalam Waktu Dekat
Kepala Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) Emma Cooke mengungkapkan pihaknya segera menyetujui vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Novavax.
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) Emma Cooke mengungkapkan pihaknya segera menyetujui vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Novavax.
Melansir Reuters, Novavax merupakan perusahaan biotek asal Amerika Serikat.
"Vaksin dari Novavax dapat disahkan dalam waktu dekat," kata Emma Cooke kepada para menteri kesehatan UE selama sesi publik pertemuan di Brussels.

Baca juga: Penjelasan Ahli Soal Pemicu Terjadinya Efek Samping Pembekuan Darah Usai Divaksin
Baca juga: Indonesia Terima 1,5 Juta Vaksin Moderna dari Pemerintah Amerika Serikat
Pengembang vaksin mengklaim, sudah memulai mengembangkan protein lonjakan khusus berdasarkan urutan genetik varian yang diketahui, B.1.1.529.
"Pekerjaan awal akan memakan waktu beberapa minggu,” ucap juru bicara perusahaan, dilansir dari CNA, Minggu (28/11/2021).
Baca juga: 100 Juta Orang Indonesia Sudah Divaksin Covid-19 Dosis Lengkap
Baca juga: Penjelasan Lengkap RSSA Malang Terkait Warga Alami Gangguan Penglihatan Usai Vaksinasi AstraZeneca
Perusahan Farmasi Lainnya
Salain Novavax, pengembang vaksin lainnya, seperti BioNTech, Moderna, dan Johnson & Johnson, juga tengah menguji efektivitas suntikan vaksinnya terhadap varian Omicron.
Perusahaan farmasi BioNTech dan Moderna berencana memperbarui vaksin Covid-19 buatannya agar dapat lebih efektif melawan varian Omicron atau B.1.1.529.
BioNTech, salah satu perusahaan yang berkolaborasi dengan Pfizer dalam membuat vaksin, menyampaikan pihaknya membutuhkan lebih banyak data untuk menentukan apakah perusahaan perlu memperbarui vaksinya agar efektif melawan Omicron.
Baca juga: Studi Terbaru: Varian Omicron Dapat Menembus Perlindungan Vaksin Covid-19 Pfizer
Baca juga: Orangtua Wajib Beri Gizi Seimbang Bagi Anak Sekolah yang Ikut Tatap Muka & Belum Vaksinasi Covid-19

BioNtech berharap data-data baru soal Omicron bisa didapat dalam dua minggu ke depan agar mempercepat keputusan.
Pfizer dan BioNTech, memperkirakan dapat memproduksi vaksin yang telah diperbarui dalam waktu kurang lebih 100 hari.
BioNTech juga mengeklaim dapat mendesain ulang vaksin miliknya dalam waktu enam minggu.
Selain itu, Moderna juga menyampaikan pihaknya tengah mengerjakan pengembangan vaksin booster untuk menghadapi varian Omicron.
Moderna sedang melakukan pengujian dosis yang lebih tinggi terhadap vaksin yang tersedia saat ini.
Baca juga: Rusia Siap Pasok Vaksin Sputnik Sekali Pakai ke India untuk Kelompok Remaja
Baca juga: Libur Nataru, Masyarakat yang ke Tempat Rekreasi Harus Sudah Vaksin Dua Kali

Moderna mengatakan, pihaknya juga tengah mempelajari kandidat vaksin booster lain untuk melindungi beragam varian virus corona.
"Dosis booster dari vaksin resmi merupakan satu-satunya strategi yang tersedia saat ini untuk meningkatkan kekebalan tubuh yang berkurang," kata Moderna.
Adapun perusahaan Inovio Pharmaceuticals Inc mengaku telah mulai menguji kandidat vaksinnya, INO-4800, untuk mengevaluasi efektivitasnya terhadap varian baru.
Baca juga: Percepatan Vaksinasi untuk Disabilitas Jadi Fokus Pemerintah, Sosialisasi Menggunakan Bahasa Isyarat
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Tinjau Sentra Percepatan Vaksinasi di Desa Wisata Kampung Waerebo
Perusahaan ini memperkirakan pengujian akan memakan waktu sekitar dua minggu.
Inovio sendiri mengeklaim tengah merancang kandidat vaksin baru yang secara khusus menargetkan Omicron.
Awal bulan ini, Inovio melanjutkan uji coba tahap akhir vaksinnya di Amerika Serikat setelah 14 bulan ditahan secara klinis.
Berita lain terkait dengan Omicron
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Devi)