Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Hadapi Virus Corona Omicron, Jepang Lakukan Tindakan Pengetatan Karantina Selama 10 Hari

Pengetatan masuknya orang asing dilakukan Jepang untuk menghadapi menyebarnya virus corona Omicron yang ditemukan di Afrika Selatan.

Editor: Dewi Agustina
NHK
Yoshinobu Yanagimoto (44), dan istrinya Maki (kiri) serta putrinya (belakang), di Afrika Selatan. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemerintah Jepang memperketat masuknya orang ke Jepang termasuk kepada warga Jepang dengan menerapkan karantina selama 10 hari mulai Jumat (26/11/2021).

Pengetatan masuknya orang asing ini dilakukan Jepang untuk menghadapi menyebarnya virus corona Omicron yang ditemukan di Afrika Selatan (Afsel).

"Kita akan perketat masuknya orang ke Jepang dengan memberlakukan karantina selama 10 hari di hotel yang ada dan dimonitor ketat pemerintah nantinya," papar Hirokazu Matsuno, Sekretaris Kabinet Jepang, Jumat (26/11/2021).

Ahli virus corona, Professor Tetsuo Nakayama dari Laboratory of Virus Infection, Kitasato Institute for Life Sciences membenarkan bahayanya viris cirina Omicron yang ditemukan di Afsel.

"Dari 30 jenis virus corona yang ditemukan, pada bagian spike untuk Omicron memang lain sendiri dan ini sangat bahaya, lebih bahaya dari jenis varian lain yang ada selama ini," papar Profesor Nakayama, Sabtu (27/11/2021).

Sementara suara kecemasan dari ekspatriat Jepang yang ada di Afsel juga disiarkan TV NHK, Minggu (28/11/2021).

Baca juga: Tambahan Anggaran Pertahanan Jepang 773,8 Miliar Yen, Terbesar Dalam Sejarah

Ekspatriat Jepang lokal dan keluarga mereka telah menyatakan kecemasan, dan beberapa telah menyerah pada kepulangan sementara mereka ke Jepang, di mana tindakan perbatasan telah diperkuat.

Dari jumlah tersebut, Yoshinobu Yanagimoto (44), yang bekerja untuk sebuah organisasi internasional, telah tinggal di kota terbesar Johannesburg selama lima tahun, bersama istrinya Maki dan dua anaknya yang berusia 8 dan 6 tahun.

Yanagimoto mengatakan tentang konfirmasi virus mutan, "Saya masih terkejut. Saya sedang menyelidiki efek seperti apa yang akan terjadi, jadi saya ingin melihat beritanya."

Keluarga berencana untuk kembali ke Jepang sementara mulai awal Desember 2021, tetapi akhirnya membatalkan kepulangannya karena pembatasan kegiatan masyarakat di Jepang dan juga aturan karantina selama 10 hari setelah memasuki Jepang.

"Saya mendengar bahwa masa tunggu telah diperkuat selama 10 hari dan saya tidak bisa keluar dari kamar hotel. Saya pikir ini sangat sulit untuk dua anak kecil, jadi saya memutuskan untuk membatalkan sementara kepulangan saya ke Jepang," ujar dia.

Baca juga: Kominfo: Potensi Gelombang Ketiga Covid-19 Bukan Hoaks

Untuk itu Yanagimoto membuat keputusan setelah dua setengah tahun lalu sempat kembali ke Jepang.

"Saya ingin bertemu ibu saya yang sudah lanjut usia, dan saya minta maaf karena saya ingin menunjukkan wajah cucunya kepada ibu."

"Saya khawatir karena saya tidak tahu banyak tentang virus mutan. Saya pikir saya akan dapat memahami situasi yang sebenarnya, tetapi saya pikir saya harus menanggungnya sementara ini di Afsel saja," kata istri Yanagimoto, Maki (40).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved