China Rangkul Negara-negara Islam, Setelah Taliban Kini Mulai Dekati Palestina
Beberapa waktu lalu, China menyatakan kerja sama dan komitmennya membangun Afghanistan di bawah kendali Taliban.
"Konferensi itu juga akan membahas visi Palestina tentang peran China di Timur Tengah," imbuhnya.
China sendiri diketahui mendukung kemerdekaan Palestina dari Israel.
Mereka berjanji akan terus mengawal prosesnya.
Dukungan ini dinyatakan berulang kali, terutama saat konflik kedua negara memanas, dan Amerika Serikat (AS) 'pasang badan' membela Israel.
"Kami akan terus mendukung dengan tegas rakyat Palestina dalam upaya mereka yang adil guna memulihkan hak-hak mereka yang sah dan mendirikan negara merdeka. China akan terus memainkan peran yang positif dan konstruktif hingga saat ini," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China, Wang Wenbin saat menyikapi normalisasi diplomatik Israel dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain, Senin (14/9/2020).
Duta Besar China Zhang Jun di Dewan Keamanan PBB, pada Rabu (22/7/2020), juga mengatakan Presiden China Xi Jinping, menyebut bahwa Negaranya adalah 'teman tulus rakyat Palestina'.
Hal tersebut disampaikan menyikapi kekhawatiran China atas pencaplokan wilayah Palestina yang terus dilakukan Israel.
Hubungan dengan Taliban
Seperti diketahui, China menjadi negara pertama di dunia yang ingin menjalin hubungan baik dengan Taliban, penguasa Afghanistan yang baru.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China, Wang Wenbin menyampaikan bahwa China menghormati 'kedaulatan, kemerdekaan dan integritas teritorial' Afghanistan.
Pernyataan pemerintah China itu keluar setelah pemerintahan baru Afghanistan yang diisi 'tokoh-tokoh Taliban' akhirnya terbentuk.
Ini sekaligus menjawab pertanyaan banyak pihak terkait tanggapan China terhadap terbentuknya pemerintahan Taliban.
Dikutip dari laman Russia Today, Rabu (8/9/2021), Wang Wenbin menekankan bahwa China mendukung rakyat Afghanistan untuk 'secara mandiri memilih jalur pembangunan sesuai dengan kondisi nasional mereka sendiri' tanpa campur tangan dalam urusan internal negara itu.
Wang juga menambahkan pembentukan pemerintahan sementara diperlukan untuk memulihkan ketertiban dalam negeri dan rekonstruksi pasca perang, setelah lebih dari tiga minggu terjadi 'aksi anarkis' pasca pengambilalihan kekuasaan Afghanistan oleh kelompok militan Taliban.
Pengambilalihan yang akhirnya membuat Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu.