Selasa, 7 Oktober 2025

300.000 Warga Swedia Diprediksi Kehilangan Indra Penciuman Gara-gara Covid-19

Sekitar 300.000 warga Swedia diperkirakan memiliki gangguan indera penciuman akibat terinfeksi virus corona (Covid-19).

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
AFP via BBC
Wisatawan di Bandara Kastrup, Kopenhagen (file 2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, STOCKHOLM - Sekitar 300.000 warga Swedia diperkirakan memiliki gangguan indera penciuman akibat terinfeksi virus corona (Covid-19).

Mirisnya, karena negara Nordik ini hanya memiliki dua klinik penciuman dan pengecapan atau perasa, hal ini menyebabkan antrean panjang dengan ratusan demi ratusan pasien memadati klinik itu.

Seperti yang disampaikan seorang Analis Biomedis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT), Charlotte Cervin Hoberg.

"Kami mendapatkan pasien dari seluruh Swedia. Saya mendapatkan surat pribadi yang dikirim ke rumah saya dan dihubungi dari mana-mana," kata Hoberg.

Dikutip dari Sputnik News, Selasa (26/10/2021), saat ini, indera penciuman menjadi gejala yang banyak dirasakan pasien Covid-19 di negara berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa itu.

Baca juga: Norwegia akan Berikan Suntikan Booster Covid-19 untuk Warga Usia 65 Tahun ke Atas

"Ada permintaan yang besar terkait spesialisasi ini. Namun setelah Covid, itu benar-benar semakin besar," kata Perawat Li Nyman.

Baca juga: RI Akhiri Kerja Sama REDD+ dengan Norwegia

Perlu diketahui, sekitar 50 hingga 70 persen orang yang didiagnosis terinfeksi Covid-19 di negara itu memiliki kemampuan penciuman yang berkurang.

Sementara sebagian besar dari mereka mendapatkan kembali indera penciumannya setelah beberapa minggu.

Beberapa diantaranya bahkan mengalami penyimpangan permanen yang mencakup indera penciuman yang berkurang atau terdistorsi.

Dalam kasus yang paling ekstrim, ini telah sangat mengurangi kualitas hidup mereka yang mengalaminya.

Baca juga: Muslim Norwegia Bersama Komunitas Vegan Protes Burger Dimasak Pakai Alat dan Minyak yang Sama

Seorang yang mengalami gejala ini, Eva Höglund mengaku selama ini menyukai es krim vanilla, namun setelah terinfeksi Covid-19, segala sesuatu terasa dan berbau tidak enak.

Ia menyebut rasanya seperti 'sup puntung rokok dan daging busuk'. "Saya melihat stroberi, namun baunya sangat buruk sehingga saya hampir muntah," kata Höglund.

Hingga kini, tidak ada obat ajaib atau perbaikan cepat bagi mereka yang kehilangan indera penciuman.

Bantuan terbaik yang saat ini ditawarkan adalah apa yang disebut dengan pelatihan penciuman yang dibandingkan dengan metode fisioterapi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved