Sabtu, 4 Oktober 2025

China Kirim 24 Jet Tempur ke Taiwan, Taipei Siagakan Sistem Rudal Pertahanan

Tak terima Taiwan ingin masuk kesepakatan perdagangan regional, China kirim 24 kekuatan tempur udara ke Taiwan

Editor: hasanah samhudi
Liu Jin/AFP
Pesawat jet tempur China buatan Rusia, Su-30, dilaporkan berada di antara pesawat yang terbang di atas barat daya Taiwan pada hari Kamis. 

TRIBUNNEWS.COM, TAIPEI - China mengerahkan dua serangan ke Taiwan pada Kamis (23/9/2021), untuk menunjukkan ketidaksenangannya pada pemerintahan di Taipei untuk bergabung dengan kesepakatan perdagangan regional.

Surat kabar The Straits Times mengutip Kementerian Pertahanan Taiwan bahwa 24 pesawat tempur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA - militer China) terbang ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.

Pesawat PLA termasuk pembom, jet tempur, pesawat anti-kapal selam dan pesawat peringatan dini dan kontrol udara, memasuki ADIZ Taiwan dalam dua kelompok.

Satu kelompok terdiri dari 19 pesawat dan kelompok kedua lima jet yang datang kemudian.

Sebuah peta yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Taiwan menunjukkan beberapa pesawat China, termasuk pembom H-6, terbang di sekitar bagian selatan Taiwan, dan mengarah ke timur pulau itu.

Baca juga: Jepang Senang Taiwan Bergabung dalam Keanggotaan Trans Pacific Partnership

Baca juga: Pakar Hukum Internasional Ungkap Makna Manuver Angkatan Laut China di Laut Natuna

Sebagai tanggapan, kementerian mengatakan peringatan radio dikeluarkan dan sistem rudal pertahanan udara dikerahkan untuk memantau aktivitas tersebut.

Gerakan pesawat tempur China itu adalah yang terbesar yang memasuki zona tersebut dalam satu hari.

Juni lalu, China mengirimkan 28 pesawat tempurnya ke dekat Tairan  dalam sebuah serangan mendadak terbesar tahun ini.

Perdagangan Regional

Penerbangan itu terjadi sehari setelah Taiwan mengumumkan telah meminta untuk bergabung dengan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP).

China pun mengajukan diri untuk bergabung dalam kemitraan beranggota 11 negara itu.

Baca juga: Jika Perang Pecah, Bagaimana Skenario Militer China untuk Menyerbu Taiwan?

Baca juga: 100 Tahun Partai Komunis China: Ini Skenario Tiga Tahap untuk Paksa Reunifikasi dengan Taiwan

Beijing biasanya menggunakan serangan skala besar untuk menandakan kemarahannya pada Taiwan karena menantang klaim China atas kedaulatan atas pulau tersebut.

Taiwan dan Cina daratan telah diperintah secara terpisah sejak berakhirnya perang saudara lebih dari tujuh dekade lalu, di mana Nasionalis yang kalah melarikan diri ke Taipei.

Namun, Beijing memandang Taiwan sebagai bagian tak terpisahkan dari wilayahnya,  meskipun Partai Komunis China tidak pernah memerintah pulau demokratis berpenduduk sekitar 24 juta orang itu.

Perselisihan China dan Taiwan tidak terbatas pada manuver militer. Beijing dan Taipei juga saling bertikai atas upaya yang terakhir untuk bergabung dengan CPTPP.

"Kami dengan tegas menentang hubungan resmi apa pun antara Taiwan dan negara mana pun, dan dengan tegas menentang masuknya Taiwan ke dalam perjanjian dan organisasi apa pun yang bersifat resmi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Beijing Zhao Lijian pada briefing reguler pada hari Kamis (23/9/2021).

Baca juga: Militer AS Sulit Cegah Jika Pasukan China Tiba-tiba Duduki Taiwan

Baca juga: Karena Akui Taiwan, Cina Geram dan Panggil Pulang Dubes dari Lithuania

Kementerian Luar Negeri di Taipei menanggapi dengan mengatakan China tidak berhak mengomentari permohonan pemerintah Taiwan untuk bergabung dengan CPTPP.

“Republik Rakyat China tidak mewakili rakyat Taiwan di panggung internasional,” sebut Kemenlu di Taipei.

"Pemerintah China hanya ingin menggertak Taiwan di komunitas internasional dan merupakan biang keladi meningkatnya ketegangan dalam hubungan lintas selat," sebut kemenlu, seperti dilansir dari CNN. (Tribunnews.com/TST/CNN/Hasanah Samhudi)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved