Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

PM Jepang Yoshihide Suga Tambah 60 Juta Vaksin Covid-19 untuk Negara Berkembang

Yoshihide Suga menambahkan lebih banyak vaksin untuk total 60 juta dosis di masa depan ke berbagai negara/wilayah berkembang lainnya.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
PM Jepang Yoshihide Suga saat jumpa pers, Jumat (3/9/2021) di Kantor PM Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengungkapkan bahwa dia telah menyediakan sekitar 23 juta vaksin untuk setiap negara dan wilayah.

Hal itu diungkapkan Yoshihide Suga pada pertemuan online tingkat puncak tentang langkah-langkah melawan virus corona beberapa waktu lalu.

Hari ini, Kamis (23/9/2021), Yoshihide Suga menambahkan lebih banyak vaksin untuk total 60 juta dosis di masa depan ke berbagai negara/wilayah berkembang lainnya.

Pada saat yang sama dengan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, pertemuan online tingkat pemimpin tentang langkah-langkah melawan virus corona diadakan oleh Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Suga mengirim pesan video.

Dalam hal ini, Perdana Menteri Suga menjelaskan bahwa Jepang telah mengumumkan total 1 miliar dolar AS untuk mendukung upaya Fasilitas COVAX, kerangka kerja internasional untuk mendistribusikan vaksin.

Dia menjelaskan bahwa telah menyediakan sekitar 23 juta vaksin ke berbagai negara dan wilayah, yang merupakan terbesar ketiga di dunia, dan mengumumkan bahwa dia akan memasok lebih banyak vaksin di masa depan, dengan total 60 juta vaksin.

Baca juga: Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19, Gubernur Anies Pakai Jurus Deteksi Dini dan Vaksinasi

"Kami juga telah memberikan dukungan untuk memperkuat kemampuan masing-masing negara dalam merespon virus corona dengan memberikan oksigen konsentrator dan respirator untuk melindungi sebanyak mungkin nyawa guna mengatasi krisis ini. Oleh karena itu, kami akan terus melakukan upaya kontribusi seperti itu," kata Perdana Menteri Yoshihide Suga.

PM Yoshihide Suga rencananya akan bertolak ke Amerika Serikat besok (24/9/2021) untuk menghadiri pertemuan Quad di Washington.

Dialog Keamanan Segiempat juga dikenal sebagai Quad adalah dialog strategis antara Amerika Serikat, India, Jepang dan Australia yang dikelola oleh pembicaraan antara negara-negara anggota.

Dialog tersebut dimulai pada tahun 2007 oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, dengan dukungan dari Wakil Presiden AS Dick Cheney, Perdana Menteri Australia John Howard, dan Perdana Menteri India Manmohan Singh.

Dialog itu disejajarkan dengan latihan militer bersama dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, berjudul Latihan Malabar.

Pengaturan diplomatik dan militer secara luas dipandang sebagai tanggapan terhadap peningkatan kekuatan ekonomi dan militer Tiongkok, dan pemerintah Tiongkok menanggapi dialog Segiempat dengan mengeluarkan protes diplomatik resmi kepada para anggotanya.

Baca juga: Keponakan Kaisar Jepang Puteri Mako Hadiri Urusan Publik untuk Terakhir Kalinya

Quad berhenti setelah penarikan Australia selama masa jabatan Kevin Rudd sebagai perdana menteri, yang mencerminkan ambivalensi dalam kebijakan Australia atas meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China di Asia-Pasifik.

Menyusul penggantian Rudd oleh Julia Gillard pada 2010, peningkatan kerja sama militer antara Amerika Serikat dan Australia dilanjutkan, yang mengarah pada penempatan Marinir AS di dekat Darwin, Australia, menghadap Laut Timor dan Selat Lombok.

Sementara itu, India, Jepang, dan Amerika Serikat terus mengadakan latihan angkatan laut bersama di bawah Malabar.

Selama KTT ASEAN 2017 di Manila, keempat mantan anggota yang dipimpin oleh Shinzo Abe, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Presiden AS Donald Trump sepakat untuk menghidupkan kembali aliansi segiempat untuk melawan China secara militer dan diplomatik di Selatan Laut Cina.

Ketegangan antara anggota Quad dan China telah menimbulkan ketakutan akan apa yang disebut oleh beberapa komentator sebagai "Perang Dingin baru" di wilayah tersebut.

Dalam pernyataan bersama pada Maret 2021, "The Spirit of the Quad," anggota Quad menggambarkan "visi bersama untuk Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka," dan "tatanan maritim berbasis aturan di Laut Cina Timur dan Selatan," dimana negara anggota Quad diperlukan untuk melawan klaim maritim China.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia Belum Merata, Dokter Reisa Sebut Dosis Pertama Kurang Dari 30 Persen

Quad berjanji untuk menanggapi Covid-19, dan mengadakan pertemuan Quad Plus pertama yang melibatkan perwakilan dari Selandia Baru, Korea Selatan, dan Vietnam untuk mengerjakan tanggapannya.

Secara luas dipandang bermaksud untuk mengekang "kekuatan China yang tumbuh," pernyataan bersama Quad mengundang kritik dari Kementerian Luar Nsegeri China, yang mengatakan Quad "secara terbuka menghasut perselisihan" di antara kekuatan regional di Asia.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: [email protected] dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved