POPULER Internasional: Taliban Larang Wanita Geluti Bidang Olaharaga | 2 Korban WTC Teridentifikasi
Berita populer Internasional, di antaranya pemerintahan baru Taliban akan melarang wanita memainkan permainan olahraga.
3. Presiden Ashraf Ghani Minta Maaf pada Warga Afghanistan, Sebut Melarikan Diri demi Perdamaian

Mantan Presiden Ashraf Ghani memberikan konfirmasi mengenai kepergiannya yang diduga membawa helikopter penuh uang tunai dari Afghanistan.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di Twitter pada Rabu (8/9/2021), Ghani menyampaikan permohonan maaf kepada warga Afghanistan.
Ghani meminta maaf atas pemerintahannya yang berakhir dengan kepergiannya dari Afghanistan pada 15 Agustus 2021.
Dikutip dari Al Jazeera, kepergiannya yang terjadi setelah Taliban memasuki ibu kota Kabul adalah untuk menghindari risiko pertempuran, jelas Ghani.
Ghani pun membantah kabar yang menyebutkan bahwa dirinya membawa uang tunai menggunakan helikopter dan empat mobil.
Baca juga: Berkunjung ke Indonesia, Menhan dan Menlu Australia Bahas Pemulihan Pandemi Hingga Isu Afghanistan
"Meninggalkan Kabul adalah keputusan paling sulit dalam hidup saya, tapi saya percaya itu satu-satunya cara untuk membungkam senjata dan menyelamatkan Kabul dan 6 juta warganya," kata Ghani.
Ghani mengatakan, dia siap diselidiki untuk membuktikan bahwa dia tidak bersalah.
Untuk diketahui, klaim Ghani membawa kabur uang tunai berasal dari mantan duta besar Afghanistan untuk negara tetangga Tajikistan, Zahir Aghbar.
Aghbar menuduh Ghani membawa sekitar 169 juta dolar ketika meninggalkan negara itu.
Lebih lanjut, Ghani, yang saat ini berada di Abu Dhabi, menyesalkan bahwa, seperti para pendahulunya, dia juga tidak mampu membawa perdamaian dan kemakmuran ke negara yang dilanda perang itu.
4. Jelang Peringatan 20 Tahun Peristiwa 9/11, 2 Orang yang Tewas di World Trade Center Teridentifikasi
Dua orang yang terbunuh dalam serangan teroris di World Trade Center 11 September 2001 lalu, berhasil diidentifikasi.
Minggu ini, otoritas akhirnya memberikan kabar untuk keluarga korban yang telah menunggu selama 2 dekade.