Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

AS Telah Membuang Lebih dari 15 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Sejak Maret 2021

Lebih dari 15,1 juta dosis vaksin virus corona atau Covid-19 telah dibuang oleh apotek dan pemerintah negara bagian di Amerika Serikat sejak 1 Maret

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews/Jeprima
Ilustrasi vaksin Covid-19. Sebuah data menunjukan lebih dari 15,1 juta dosis vaksin Covid-19 telah dibuang apotek dan pemerintah negara bagian di Amerika Serikat (AS) sejak 1 Maret 2021. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Lebih dari 15,1 juta dosis vaksin virus corona atau Covid-19 telah dibuang oleh apotek dan pemerintah negara bagian di Amerika Serikat (AS) sejak 1 Maret lalu.

Angka tersebut berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) negara itu.

Dikutip dari laman Sputnik News, Kamis (2/9/2021), 4 rantai apotek AS yakni Walgreens, CVS, Walmart, dan Rite Aid, semuanya melaporkan pembuangan lebih dari 1,1 juta dosis selama periode enam bulan.

Walgreens mencatat total 2,6 juta dosis vaksin yang dibuang, angka ini lebih banyak jika dibandingkan dosis yang terbuang pada apotek lain atau pemerintah daerah yang bertanggung jawab untuk memberikan vaksinasi.

Sementara itu, CVS berada di belakang Walgreens, dengan melaporkan 2,3 juta dosis vaksin yang telah dibuang.

Perlu dicatat bahwa CDC sebenarnya tidak memerlukan pelaporan ini dari negara bagian, apotek maupun tempat lain yang memberikan vaksin.

Sehingga, data tidak harus dilihat secara komprehensif.

Baca juga: Kebijakan Pemerintah Terkait Covid-19 Dianggap Berubah-ubah, Muhadjir Beri Penjelasan

Dalam kasus di Michigan, data CDC menunjukkan hanya 12 dosis vaksin yang terbuang di negara bagian itu sejak Maret lalu.

Namun, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Michigan kemudian mengkonfirmasi bahwa setidaknya 257.673 dosis vaksin telah dibuang selama periode tersebut.

Perlu diketahui, pemerintah federal AS telah mengirimkan 443.741.705 dosis vaksin ke seluruh negeri, dan 371.280.129 diantaranya telah diberikan kepada warga negara itu.

Selain itu, setidaknya 174,6 juta orang berusia 12 tahun ke atas telah divaksinasi secara penuh.

Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular sekaligus Kepala Penasihat Medis untuk Presiden AS Joe Biden, Dr Anthony Fauci menegaskan suntikan booster kemungkinan akan menjadi praktik standard di negara itu.

Baca juga: Vaksinasi RI Capai 100 Juta Suntikan, Protokol Kesehatan Harus Tetap Maksimal

Hal yang sama pun disampaikan beberapa ahli kesehatan AS lainnya.

Rekomendasi untuk dosis ketiga vaksin mRNA yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech maupun Moderna ini muncul bersamaan dengan temuan penelitian yang menunjukkan bahwa kekebalan tubuh seseorang yang menggunakan vaksin dalam melawan Covid-19, akan mulai hilang beberapa bulan setelah penerimaan dosis kedua.

Menurut CDC, lebih dari 1 juta orang telah menerima suntikan booster sejak pemberian dosis ketiga disetujui untuk individu dengan kondisi gangguan kekebalan (immunocompromised), melalui otorisasi penggunaan darurat yang diubah Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS.

Menariknya, saat FDA belum mengesahkan dosis ketiga untuk digunakan pada semua orang dewasa.

Presiden Joe Biden malah sudah mengumumkan pada bulan lalu bahwa pemerintahannya bermaksud untuk bergeser ke langkah berikutnya terkait booster setelah 20 September.

Baca juga: Kemenkes Sebut Vaksinasi Penduduk Jakarta Capai 120 Persen, Bali dan Riau Hampir 100 Persen

Tenggat waktu Biden ini pun dilaporkan telah memicu gejolak dengan regulator federal FDA yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi masalah atau bahaya apapun yang mungkin dapat ditimbulkan dari booster.

Ada juga dilema moral yang dipertimbangkan lembaga tersebut terkait tingkat vaksinasi global dan ketersediaan vaksin di dunia.

Di tengah laporan meningkatnya ketegangan dengan Biden dan pemerintahannya, FDA mengkonfirmasi pada hari Selasa lalu bahwa Direktur Kantor Penelitian dan Peninjauan Vaksin FDA Marion Gruber, serta wakilnya, Philip Krause memutuskan akan meninggalkan badan federal itu sebelum akhir tahun ini.

Sebelumnya, AS telah mengamati peningkatan dalam jumlah rata-rata orang Amerika yang mendapatkan dosis vaksin pertama mereka sejak FDA memberikan persetujuan penuh untuk penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech.

Saat keraguan terhadap vaksin mulai mengalami penurunan, dorongan administrasi Biden untuk memberikan suntikan booster pada 20 September dikabarkan telah memicu kekacauan di dalam FDA.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved