Rabu, 1 Oktober 2025

Paralimpiade Tokyo 2020

Sekelompok Pengunjuk Rasa Meneriakkan Anti Paralimpiade di Tokyo Jepang

Polisi dan petugas security ikut mengawasi pengunjuk rasa tersebut yang selama setidaknya 3 jam terus menerus meneriakkan yel-yel anti Paralimpiade.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Setidaknya 7 pengunjuk rasa meneriakkan anti Paralimpiade di depan Kantor Gubernuran Tokyo, Jumat (20/8/2021) siang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sekelompok pengunjuk rasa yang terdiri dari 7 orang meneriakkan yel-yel anti Paralimpiade di depan gedung gubernuran Tokyo, Jumat (20/8/2021).

Mereka berunjuk rasa tepat di saat Gubernur Tokyo Yuriko Koike sedang mengikuti acara penyalaan api paralimpiade dari berbagai wilayah di Tokyo untuk menyambut Paralimpiade dan memulai relay obor Paralimpiade di sekitar Tokyo tanpa penonton.

Beberapa orang lainnya mengangkat poster yang bertuliskan anti Paralimpiade antara lain bertuliskan: "Perjalanan api paralimpiade keliling daerah hentikan!", "Stop Playing Game" dan "Hargailah nyawa manusia!"

Polisi dan petugas security ikut mengawasi pengunjuk rasa tersebut yang selama setidaknya 3 jam terus menerus meneriakkan yel-yel anti Paralimpiade.

Seorang pengunjuk rasa di depan kantor PM Jepang, Jumat (20/8/2021) yang menyatakan ketidakpuasan kepada PM Jepang Yoshihide Suga.
Seorang pengunjuk rasa di depan kantor PM Jepang, Jumat (20/8/2021) yang menyatakan ketidakpuasan kepada PM Jepang Yoshihide Suga. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

"Paralimpiade tolong hentikan, menyusahkan orang, menimbulkan infeksi corona," teriak pengunjuk rasa yang disuarakan wanita menggunakan topi, menggunakan dua pengeras suara.

Selain pengunjuk rasa anti Paralimpiade, seorang warga berunjuk rasa di depan kantor PM Jepang sambil bernyanyi.

Baca juga: Survei Yomiuri: 22 Pemda Jepang Akan Batalkan Program Menonton Paralimpiade Bagi Sekolah

Dia menentang berbagai kebijakan PM Yoshihide Suga khususnya terkait penanganan virus corona di Jepang yang dianggap sangat jelek.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: [email protected] dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved