Kamis, 2 Oktober 2025

Sepakat dengan Kadhimi, Biden Ungkap Pasukan Tempur AS akan Tinggalkan Irak Akhir Tahun Ini

Biden dan Mustafa al-Kadhimi menandatangani perjanjian untuk secara resmi mengakhiri misi tempur AS di Irak pada akhir 2021, pada Senin (26/7/2021).

Editor: Miftah
tst
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi dan Presiden AS Joe Biden dalam pertemuan di Gedung Putih, Senin (26/7) 

TRIBUNNEWS.COM -  Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi menandatangani perjanjian untuk secara resmi mengakhiri misi tempur AS di Irak pada akhir 2021.

Penandatanganan perjanjian dilakukan pada Senin (26/7/2021), setelah lebih dari 18 tahun pasukan AS dikirim ke negara itu.

Ditambah dengan penarikan pasukan di Afghanistan pada akhir Agustus, Biden kini sedang menyelesaikan misi tempur AS dalam dua perang yang dimulai di bawah pengawasan Presiden George W Bush.

Melansir Al Jazeera, Biden dan Kadhimi bertemu di Ruang Oval.

Pertemuan tersebut menjadi bagian dari dialog strategis antara Amerika Serikat dan Irak.

"Peran kami di Irak akan selalu tersedia, termasuk untuk melatih, membantu dan menangani ISIS hingga akhir tahun," kata Biden kepada wartawan saat dia dan Kadhimi bertemu.

Baca juga: Presiden AS Joe Biden: Misi Tempur AS di Irak Selesai Akhir Tahun Ini

Baca juga: Presiden AS Joe Biden : Idul Adha Memiliki Makna Spesial Saat Pandemi

Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi dan Presiden AS Joe Biden dalam pertemuan di Gedung Putih, Senin (26/7)
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi dan Presiden AS Joe Biden dalam pertemuan di Gedung Putih, Senin (26/7) (tst)

Saat ini ada 2.500 tentara AS di Irak yang fokus melawan sisa-sisa ISIL (ISIS).

Peran AS di Irak akan beralih sepenuhnya ke pelatihan dan sebagai penasihat militer Irak.

Pergeseran ini diperkirakan tidak akan berdampak besar karena Amerika Serikat telah bergerak dan fokus pada pelatihan pasukan Irak.

Sebuah koalisi pimpinan AS menginvasi Irak pada Maret 2003 berdasarkan tuduhan bahwa pemerintah pemimpin Irak, saat itu Saddam Hussein, memiliki senjata pemusnah massal.

Saddam dicopot dari kekuasaan, tetapi senjata semacam itu tidak pernah ditemukan.

Dalam beberapa tahun terakhir, misi AS didominasi dengan membantu mengalahkan ISIL di Irak dan Suriah.

“Tidak ada yang akan menyatakan misi tercapai. Tujuannya adalah kekalahan abadi ISIS,” kata seorang pejabat senior pemerintah kepada wartawan menjelang kunjungan Kadhimi.

Baca juga: Survei: Orang Norwegia Lebih Takut pada Putin daripada Xi Jinping, Kim Jong Un, dan Biden

Baca juga: Joe Biden Janji Tak akan Kirim Pasukan Lagi ke Afghanistan, Akhiri Misi pada 31 Agustus

Presiden AS Joe Biden berbicara selama acara BBQ 4 Juli untuk merayakan Hari Kemerdekaan di Halaman Selatan Gedung Putih 4 Juli 2021 di Washington, DC
Presiden AS Joe Biden berbicara selama acara BBQ 4 Juli untuk merayakan Hari Kemerdekaan di Halaman Selatan Gedung Putih 4 Juli 2021 di Washington, DC (Alex Wong/Getty Images/AFP)

Referensi itu mengingatkan pada spanduk besar “Mission Accomplished” di kapal induk USS Abraham Lincoln di atas tempat Bush memberikan pidato yang menyatakan operasi tempur besar di Irak pada 1 Mei 2003.

“Jika Anda melihat di mana kami berada, di mana kami memiliki helikopter Apache dalam pertempuran, ketika kami memiliki pasukan khusus AS yang melakukan operasi reguler, itu adalah evolusi yang signifikan. Jadi pada akhir tahun kami pikir kami akan berada di tempat yang baik untuk benar-benar secara resmi pindah ke peran penasihat dan pengembangan kapasitas," kata pejabat itu.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved