Rabu, 1 Oktober 2025

Pembunuhan

Seorang Pria di Jepang Dihukum Mati Karena Tikam Istri dan Lima Anak Hingga Tewas dan Bakar Jasadnya

Kesal akan dicerai, seorang pria di Jepang Hirobumi Komatsu, dijatuhi hukuman mati karena membunuh istri dan lima anaknya serta membakar jasad mereka

Editor: hasanah samhudi
the straits times
Kondisi perumahan tempat tinggal keluarga Hirobumi Komatsu di Kota Hitachi, sekitar 100 km utara Tokyo, yang sempat dibakar pada Oktober 2017. 

TRIBUNNEWS.COM, MITO - Pengadilan Distrik Mito pada Rabu (30/6) menjatuhkan hukuman mati kepada seorang pria, Hirobumi Komatsu (36), karena membunuh istri dan lima anaknya serta membakar jasad-jasadnya.

Komatsu dinyatakan bersalah karena berulang kali menikam istrinya yang saat kejadian berusia 33, tahun, lima anak mereka usia antara 3 dan 11 tahun, dengan pisau pada 6 Oktober 2017, di rumahnya di Hitachi, Prefektur Ibaraki.

Putusan pengadilan menyebutkan, Komatsu kemudian menyiram mayat-mayat itu dengan bensin dan membakarnya.

"Sikap kriminal (Komatsu) berbahaya dan biadab, Itu juga keji dibandingkan dengan kasus serupa lainnya,” kata pengadilan.

Keputusan pengadilan memenuhi tuntutan dari jaksa penuntut umum agar terdakwa dihukum mati.

Baca juga: Banjir di Kota Atami Jepang, Rumah dan Mobil

Baca juga: WNI dan Warga China Ditahan Polisi Jepang Karena Jual Beli Zairyu Card Palsu

Hanyut Terbawa Tanah Longsor

Pada persidangan 17 Juni lalu, jaksa menuntut terdakwa dengan hukuman mati. “Hirobumi Komatsu mengambil nyawa dengan cara yang sangat kejam,” kata jaksa di depan hakim di Pengadilan Distrik Mito.

Jaksa dalam membacakan tuntutannya mengatakan motif terdakwa, yaitu istri Komatsu meminta cerai.

“Komatsu membunuh mereka untuk alasan egois bahwa dia tidak ingin kehilangan dia untuk pria lain," kata jaksa.

Pengadilan menolak pembelaan kuasa hukum bahwa terdakwa mengalami masalah mental.

Dalam persidangan, Komatsu mengatakan ia kehilangan ingatannya akibat serangan jantung yang dideritanya tahun 2018.

Baca juga: Kasus Pembunuhan Berlatar Cinta Segitiga, Tinus Tikam Pria yang Kepergok Meniduri Istrinya

Selama persidangan, Komatsu mengaku kehilangan ingatan sebagai efek samping serangan jantung. “Saya tidak ingat,” katanya.

Kuasa hukum mengatakan, terdakwa mengalami masalah kognitif saat peristiwa terjadi. Komatsu dikatakan kurang tidur dan hamper tak bisa makan sebelum peristiwa penikaman dan pembakaran.

Juga dikatatan, proses kognitif Komatsu terganggu karena depresi dan stress ekstrem. Kuasa hukum meminta agar terdakwa dibebaskan atau diberi keringanan hukum.

Dalam sidang pertama, pengacara pembela meminta sidang ditunda karena Komatsu tidak kompeten secara mental.

Namun pengadilan mengatakan Komatsu mampu berkomunikasi "dengan bantuan yang tepat dari pengacara dan dukungan pengawasan dari pengadilan," dan melanjutkan persidangan.

Akan Dicerai

Kasus ini bermula saat Komatsu, yang saat peristiwa terjadi berusia 32 tahun, masuk ke Kantor Polisi Hitachi, sekitar pukul 05.00 waktu setempat pada 6 Oktober 2017.

Baca juga: Per 30 Juni 2021 Tren Konsumsi Kartu Kredit Jepang 13% Lebih Rendah Dibandingkan 2019

Ia mengatakan kepada petugas, "Saya telah membakar rumah saya."

Polisi mengatakan bahwa Komatsu, yang menderita luka bakar, mengaku bahwa istri dan lima anaknya berada di rumah pada saat itu.

"Kami pertama kali mengetahui tentang insiden itu ketika pria itu muncul di kantor polisi untuk melaporkannya," kata pihak kepolisian.

Komatsu pun ditahan karena dicurigai membunuh seorang putrinya bernama Mau yang berusia 11 tahun.

Seorang petugas polisi mengkonfirmasi bahwa rumah Komatsu di kompleks perumahan prefektur dilalap api.

Baca juga: Universitas Prasetiya Mulya Selenggarakan Kompetisi Marketing Internasional: Jepang Masih Terdepan

Setelah api dipadamkan, kepolisian Prefektur Ibaraki menemukan Megumi dan empat putranya di apartemen lantai pertama milik keluarga yang terbakar di distrik Tajiri Hitachi, sementara Mua dipastikan meninggal di rumah sakit. Empat putranya adalah Takara (7), Ryua (5) dan putra kembar Rairu dan Reiru (3)..

Menurut polisi dan sumber lain, Mua adalah anak tiri Komatsu, dan keempat anak laki-laki itu adalah anak kandungnya.

Komatsu diperintahkan untuk menjalani tes kejiwaan selama tiga bulan untuk menentukan apakah dia dapat dimintai pertanggungjawaban pidana atas tindakannya. Hasil tes kejiwaan menunjukkan  Komatsu tahu apa yang dia lakukan.

Setelah penangkapannya, Komatsu mengatakan mengungkapkan alasan mengapa ia menghabisi keluarganya.

Menurutnya, ia membunuh istrinya, Megumi (33), karena istrinya ingin bercerai dan bersama pria lain.

Baca juga: Anggota Komisi III DPR Geram Terpidana Kasus Sabu 402 Kilogram Lolos Dari Hukuman Mati

Tak terima, Komatsu kemudian menikam istrinya dan lima anaknya dengan pisau. Ia kemudian menyiramkan bensin ke sebuah kamar di apartemen mereka di lantai pertama dan membakarnya menggunakan pemantik api. Api dapat dipadamkan sekitar satu jam kemudian, setelah membakar area seluas sekitar 7 meter persegi.

Otopsi menunjukkan keenam korban meninggal karena kehilangan darah yang disebabkan oleh luka tusuk di bagian punggung dan dada, serta karena menghirup asap setelah kebakaran.

Kasus ini mengejutkan warga sekitar, termasuk Kepala Sekolah tempat Mua dan Takara bersekolah di SD Tajiri pada saat kejadian.

“Mua selalu memiliki senyum di wajahnya dan menyenangkan semua orang, sementara Takara suka bermain tag dengan teman-temannya saat jam istirahat,” katanya saat itu.

Seorang karyawan di sebuah perusahaan perbaikan mobil yang berbasis di Hitachi tempat Komatsu bekerja juga mengatakan saat itu, tersangka bergabung dengan perusahaan tersebut pada awal Juli.

Baca juga: Bunuh Istri yang Sedang Hamil 7 Bulan Lalu Dikubur di Septik Tank, Pria Ini Terancam Hukuman Mati

Seorang wanita yang tinggal di gedung tiga lantai yang sama dengan keluarga Komatsu mengatakan kepada Mainichi Shimbun saat itu bahwa , "Keluarga itu pindah ke sini tujuh atau delapan tahun yang lalu.

Disebutkannya, awalnya keluarga ini bergabung dalam kegiatan komunitas seperti membersihkan dan memotong rumput, tetapi secara bertahap menjadi kurang tertarik dan akhirnya tidak lagi terlibat.

Sementara seorang tetangga berusia 70-an tak menyangka Komatsu bisa berbuat seperti itu. "Seorang pria yang pastilah Komatsu dulu bekerja di mobilnya sementara anak-anak bermain sepeda di dekatnya. Dia tampak lembut,” katanya.

Apartemen keluarga Komatsu adalah salah satu dari lebih dari 20 fasilitas perumahan prefektur, rumah bagi banyak penduduk lanjut usia dan keluarga dengan anak-anak, terletak di dekat Stasiun JR Ogitsu. (Tribunnews.com/dari berbagai sumber/Hasanah Samhudi)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved