Senin, 6 Oktober 2025

Penanganan Covid

Mengintip Vaksinasi Covid-19 Geiko dan Maiko, Para Geisha Jepang

Pada saat vaksinasi kemarin ada sekitar 150 maiko dan geisha divaksinasi.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Para Meiko dan Geiko antre untuk divaksinasi Covid-19, Senin (28/6/2021). 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Vaksinasi Covid-19 di industri pariwisata telah dimulai di hotel-hotel di Kyoto. Termasuk Maiko dan Geiko dari Miyagawa-cho, salah satu dari lima distrik daerah geisha di Kyoto, juga mulai divaksinasi.

Hotel Ms, yang mengoperasikan 16 hotel di Kota Kyoto, memulai vaksinasi di tempat kerja dengan vaksin Covid-19 tanggal 28 Juni kemarin.

"Kami berencana untuk memvaksinasi 3.000 orang dengan memanggil tidak hanya staf kami sendiri tetapi juga orang-orang yang terlibat dalam pariwisata di Kyoto seperti hotel dan restoran lainnya," ungkap sumber Tribunnews.com, Selasa (29/6/2021).

"Saya bekerja dengan pelanggan, jadi saya berharap mereka bisa datang ke Kyoto dengan sedikit ketenangan pikiran. Jadi setelah saya divaksinasi semua pihak akan tenang nantinya," papar seorang Maiko kepada Tribunnews.com.

"Saya sangat bersyukur bahwa saya tidak berada di distrik lampu merah yang pertumbuhan infeksi begitu cepat. Saya berharap tidak akan ada orang di kota pada malam hari, dan vaksin akan menyebar dengan cepat dan semua orang akan dapat minum dan bermain dengan lebih tenang nantinya," papar Tanaka seorang pemilik restoran di Kyoto.

Para Meiko dan Geiko antre untuk divaksinasi Covid-19, Senin (28/6/2021).
Para Meiko dan Geiko antre untuk divaksinasi Covid-19, Senin (28/6/2021). (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Dokter dan perawat dikirim dari institusi medis yang memiliki kontrak dokter industri dengan hotel.

Artinya, lebih dari 150 perusahaan dan organisasi telah meminta vaksinasi.

"Kyoto adalah kota yang aman dan terjamin, jadi saya berharap saat ini akan semakin banyak datang pelanggan dari domestik Jepang," harap Shinya Wada, general manager Ms Hotel yang menyediakan tempat vaksinasi.

Asosiasi Pariwisata Kota Kyoto juga berencana untuk memvaksinasi bisnis pariwisata ke area kerja mulai pertengahan Juli, dan upaya untuk menghidupkannya kembali sebagai salah satu tujuan wisata terkemuka Jepang telah dimulai menjelang pasca-corona.

Pada saat vaksinasi kemarin ada sekitar 150 maiko dan geisha divaksinasi.

Geisha atau geiko adalah seorang wanita yang dilatih dalam seni musik, menyanyi, dan menari.

Mereka juga menggunakan instrumen senar tradisional yang disebut dengan shamisen dan memainkan berbagai tarian yang merayakan datang atau berubahnya musim.

Mereka juga dilatih untuk bergerak dan berbicara secara elegan, menuangkan minum dengan fasih, menjadi karismatik dan menawan.

Baca juga: Mulai 1 Juli Warga Indonesia yang Tiba di Jepang Wajib Karantina Selama 6 Hari

Mereka bekerja memakai kimono, memiliki tatanan rambut yang rumit, dan tata rias putih ikonik dengan bibir merah.

Satu-satunya perbedaan di antara mereka adalah dari mana asal mereka datang. Di Kyoto, para wanita ini disebut dengan geiko.

Sedangkan di Tokyo, mereka dikenal sebagai geisha. Namun, jangan terlalu malu jika Anda lupa perbedaannya, sebab geisha adalah istilah yang diterima secara luas.

Para Meiko dan Geiko antre untuk divaksinasi Covid-19, Senin (28/6/2021).
Para Meiko dan Geiko antre untuk divaksinasi Covid-19, Senin (28/6/2021). (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Sedangkan maiko adalah geiko dalam masa pelatihan.

Seorang wanita yang lebih muda atau bahkan anak-anak yang dilatih dalam seni geisha dan geiko.

Terjemahan harafiah “maiko” adalah “anak yang menari”.

Di Tokyo, geisha dalam masa pelatihan juga dikenal sebagai hangyoku, yang berarti “setengah permata” karena mereka biasanya hanya mendapatkan sebanyak setengah dari bayaran geisha sepenuhnya.

Di masa lalu, seorang maiko bisa semuda lima tahun atau bahkan tiga tahun.

Baca juga: Jepang Akan Sumbang 2 Juta Vaksin Jadi untuk Indonesia

Namun, di waktu modern di mana anak-anak harus pergi ke sekolah, hal ini sudah tidak terjadi dan seorang gadis dapat menunggu hingga cukup umur untuk memutuskan sendiri.

Di Kyoto, para gadis maiko dapat memulai pelatihan saat usia lima belas atau enam belas tahun, dan di Tokyo, mereka dapat memulai pada usia delapan belas tahun.

Seorang maiko harus berlatih paling tidak setahun penuh sebelum mendapatkan gelar “geisha”.

Kadangkala, para wanita yang memulai pelatihan setelah usia 20 dianggap terlalu tua untuk menerima gelar “maiko”, namun mereka masih harus berlatih untuk minimal dua belas bulan sebelum dianggap memenuhi kualifikasi untuk menjadi seorang geisha atau geiko sejati.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: [email protected] dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved