Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Kasus Covid Meningkat, 2 Negara di ASEAN Ini Berlakukan Lockdown

Singapura terakhir kali menerapkan lockdown setahun silam, saat pandemi Covid-19 gelombang pertama menyerang negara tersebut.

Mohd RASFAN / AFP
Seorang polisi memeriksa dokumen di East Coast Expressway (Kuala Lumpur – Karak). 

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Singapura kembali menerapkan  lockdown ketat.

Singapura terakhir kali menerapkan lockdown setahun silam, saat pandemi Covid-19 gelombang pertama menyerang negara tersebut.

Singapura menyusul Malaysia yang menerapkan kebijakan lockdown di wilayah ASEAN atau negara tetangga Indonesia.

Setelah pekan lalu Malaysia menerapkan hal yang sama lockdown.

Kementerian Kesehatan Singapura, Jumat (14/5/2021) mengumumkan kembali berlakunya pembatasan pertemuan paling banyak hanya antar dua orang.

Selain itu, restoran dilarang melayani makan di tempat.

Kunjungan ke rumah orang lain juga dibatasi hanya sebanyak dua orang. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada Minggu, 16 Mei hingga 13 Juni mendatang.

Kebijakan tersebut diambil seiring meingkatkan kasus Covid-19 yang ditemukan dari kegiatan-kegiatan kelompok.

Baca juga: Malaysia Mulai Lockdown Hari Ini, Puluhan Ribu WNI Terpaksa Mudik Karena Kehilangan Pekerjaan

Singapura menemukan 71 kasus Covid di kelompok masyarakat sepekan terakhir, naik dari 48 di pekan sebelumnya.

Pemerintah Singapura juga menemukan 15 kasus positif Covid-19 lain, di luar kluster.

Jumlah tersebut naik dari 7 kasus di pekan sebelumnya.

“Kita perlu melakukan tindakan tegas untuk mencegah risiko, karena sedikit kebocoran bisa menyebabkan peningkatan kasus yang tidak terkontrol,” tutur Kementerian Kesehatan Singapura dalam keterangan resmi.

Malaysia berlakukan lockdown

Sebelumnya diberitakan, Malaysia memberlakukan perintah pengendalian pergerakan nasional (MCO) atau lockdown mulai 12 Mei 2021 hingga 7 Juni 2021.

Langkah itu dilakukan guna mengendalikan jumlah kasus Covid-19 di negara itu, demikian dikatakan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin pada hari Senin (10/5/2021).

Dilansir Straits Times, Tan Sri Muhyiddin mengatakan, keputusan itu diambil oleh Dewan Keamanan Nasional - badan pembuat keputusan tentang pandemi - selama pertemuan yang dipimpin olehnya pada Senin.

Langkah ini adalah lockdown besar ketiga yang diberlakukan sejak dimulainya pandemi di Malaysia.

Baca juga: Warga Malaysia Hadapi Idul Fitri dengan Suram di Tengah Lockdown, tapi Rindu Kampung Halaman

Baca juga: Hindari Krisis Nasional Covid-19, Malaysia akan Lockdown Selama Satu Bulan

Seorang polisi memeriksa dokumen di East Coast Expressway (Kuala Lumpur – Karak) selama lockdown parsial yang membatasi perjalanan di setiap negara bagian dan distrik untuk mengekang penyebaran virus corona Covid-19 pada 11 Mei 2021.
Seorang polisi memeriksa dokumen di East Coast Expressway (Kuala Lumpur – Karak) selama lockdown parsial yang membatasi perjalanan di setiap negara bagian dan distrik untuk mengekang penyebaran virus corona Covid-19 pada 11 Mei 2021. (Mohd RASFAN / AFP)

MCO kali ini kemungkinan akan menjadi yang paling ketat sejak MCO Maret tahun lalu, ketika sebagian besar ekonomi negara itu ditutup.

Muhyiddin mengatakan kegiatan ekonomi akan terus berlanjut di seluruh negeri.

Akan tetapi, semua kegiatan sosial, acara, makan di restoran, dan perjalanan antar distrik dan antar negara dilarang.

Perjalanan melintasi jalur negara bagian dan distrik hanya diperbolehkan untuk pekerjaan, keadaan darurat, janji medis, kunjungan pasangan dan untuk janji vaksinasi.

Hanya aktivitas luar ruangan tertentu yang diizinkan, kata Muhyiddin.

Keputusan lockdown diumumkan hanya beberapa hari sebelum Hari Raya Idul Fitri yang akan dirayakan pada hari Kamis.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved