NYT Sebut Pasukan Israel Serang Kapal Kargo Iran di Laut Merah
Menurut sumber NYT, Israel memberi tahu AS pasukannya telah menyerang kapal Iran, Saviz, di Laut Merah.
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Media New York Times (NYT) merilis kabar berdasar sumber berita mereka, Israel terlibat serangan bersenjata atas kapal kargo Iran, Saviz di Laut Merah.
Serangan itu melibatkan peluru kendali atau ranjau laut. Bodi kapal kargo itu rusak di bagian bawah yang terendam air.
Belum ada konfirmasi resmi dari Teheran atas laporan serangan itu. Begitu juga Israel bungkam terkait klaim ini.
Menurut sumber NYT, Israel memberi tahu AS pasukannya telah menyerang kapal Iran, Saviz, di Laut Merah.
Menurut pejabat anonim itu, Israel menyebut serangan itu sebagai pembalasan atas serangan Iran sebelumnya terhadap kapal-kapal Israel.
Baca juga: Intelijen Iran Ringkus Mata-mata Asing di Perbatasan Iran-Azerbaijan
Baca juga: Joe Biden Telepon PM Israel Netanyahu setelah Ditunda, Biden Disebut Tak Mau Terlihat Mendukung
Baca juga: Pengadilan Iran-Irak Sepakat Buru Para Pembunuh Jenderal Qassem Soleimani
Pejabat itu juga mencatat badan kapal Saviz rusak di bagian bawah permukaan air. Serangan itu dilakukan setelah armada kapal induk AS Dwight D. Eisenhower menjauh dari area serangan.
Pada saat Saviz diserang, pejabat itu mencatat, armada kapal induk Eisenhower berada sekitar 200 mil jauhnya dari kapal kargo itu.
Pentagon Mengetahui Insiden Itu
Juru bicara Pentagon Komandan Jessica L McNulty mengatakan kepada The Hill, AS mengetahui laporan mengenai Saviz.
"Kami dapat memastikan tidak ada pasukan AS yang terlibat dalam insiden tersebut," kata McNulty. “Kami tidak memiliki informasi tambahan untuk diberikan,” imbuhnya.
Kantor berita semi-resmi Iran, Tasnim News Agency, melaporkan pada Selasa, mengutip informasi yang diperoleh reporternya di lapangan.
"Kapal Iran Saviz telah ditempatkan di Laut Merah selama beberapa tahun terakhir untuk mendukung pasukan komando Iran yang dikirim dalam misi pengawalan kapal komersial (anti-pembajakan)," lapor Tasnim.
TV Al Arabiya mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan kapal itu diserang di lepas pantai Eritrea.
Peristiwa ini merupakan hal terbaru dari serangkaian serangan yang dilaporkan terhadap kapal-kapal milik Israel dan Iran sejak akhir Februari 2021.
Ada tiga serangan lain yang dilaporkan terhadap kapal milik Iran atau Israel sejak 25 Februari. Pada 25 Maret, sebuah kapal kargo milik sebuah perusahaan Israel diduga terkena rudal di Laut Arab.
Israel mencurigai agen Iran di balik serangan ini. Meski ada kerusakan, menurut seorang pejabat senior keamanan Israel, kapal itu bisa melanjutkan perjalanannya.
Dua minggu sebelumnya, media pemerintah Iran mengutip seorang penyelidik Iran yang mengatakan Israel kemungkinan besar berada di balik ledakan yang menyebabkan kebakaran kecil di kapal kontainer Iran di Mediterania.
Silih Serang Tuduhan di Laut Merah
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menolak berkomentar langsung pada saat itu tetapi menuduh Iran secara teratur mengirim senjata ke proksinya di wilayah tersebut.
Pada 26 Februari, Netanyahu menyalahkan Iran atas ledakan di kapal pengangkut kendaraan milik Israel di Teluk Oman.
Seorang pejabat AS mengatakan ledakan itu membuat lubang di kedua sisi lambungnya dan seorang pejabat Israel mengatakan ranjau limpet digunakan. Iran membantah bertanggung jawab.
Menurut The NYT, beberapa saluran media sosial Telegram yang dijalankan oleh anggota Korps Pengawal Revolusi Islam menuduh Tel Aviv berada di balik ledakan tersebut.
Insiden yang dilaporkan dengan Saviz terjadi di tengah ketegangan maritim yang memanas antara Iran dan Israel, dengan kedua negara bertukar tuduhan saling menyerang kapal satu sama lain.
Musuh bebuyutan itu bertukar tuduhan. Insiden tersebut terjadi sejak Presiden AS Joe Biden menjabat pada 20 Januari dan berkomitmen bergabung kembali ke kesepakatan nuklir Iran 2015.
Pendahulunya, Presiden Donald Trump, menarik diri dari JCPOA, dalam sebuah langkah yang disambut gembira oleh Israel.
Iran dan AS pada Selasa meluncurkan pembicaraan tidak langsung di Wina yang mencakup kekuatan lain tentang cara-cara untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu.
Baik Iran dan AS menyebut pembicaraan itu konstruktif. Sebaliknya, Israel menyambut negative pertemuan Wina.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dalam komentarnya kepada anggota parlemen dari partai sayap kanan Likud, mengatakan seharusnya tidak ada usaha kembali ke kesepakatan nuklir berbahaya.
"Secara paralel kita harus terus menangkis permusuhan Iran di wilayah kita," tambahnya. Ancaman ini menurut Netanyahu, bukanlah masalah teoretis.
“Saya tidak mengucapkannya secara retoris. Kita harus mengambil tindakan di hadapan rezim fanatik di Iran, yang mengancam akan menghapus kita dari muka bumi," kata Netanyahu.
Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, pada Selasa, menegaskan, pemerintahan Biden tidak mengantisipasi perubahan apa pun pada kebijakan Iran di tengah negosiasi pemulihan kesepakatan nuklir.(Tribunnews.com/Aljazeera/Sputniknews/xna)