Presiden Recep Tayyip Erdogan: Arab Saudi Ingin Beli Drone Bersenjata dari Turki
Pada Selasa (16/3/2021), Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Arab Saudi ingin membeli drone bersenjata dari Turki.
TRIBUNNEWS.COM - Pada Selasa (16/3/2021), Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Arab Saudi ingin membeli drone bersenjata dari Turki.
Rencana ini disebut sebagai langkah yang menandai pemulihan hubungan antara dua kekuatan regional yang selalu bersaing.
Hubungan antara Ankara dan Riyadh telah tegang sejak pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada 2018.
Mengutip Al Jazeera, perdagangan telah runtuh di bawah boikot informal Saudi, tetapi kedua negara mengatakan mereka akan bekerja untuk meningkatkan hubungan.
Baca juga: Indonesia Dipaksa Mundur All England 2021, Illiza: Tunggal Putri Turki Kok Bisa Tetap Tampil?
Baca juga: Bos Sinovac Buka-bukaan Soal Vaksin Covid-19, Sebut Nama Jokowi dan Erdogan

Berbicara selama konferensi pers, Erdogan juga menyuarakan ketidaksenangannya pada keputusan Kerajaan untuk melakukan latihan udara bersama dengan saingan lama Turki, Yunani.
Sikap Erdogan ini menunjukkan bahwa kesepakatan tentang drone tergantung pada perilaku Riyadh di masa depan.
"Arab Saudi sedang melakukan latihan bersama dengan Yunani," kata Erdogan.
"Namun pada saat yang sama, Arab Saudi meminta drone bersenjata kepada kami. Harapan kami adalah menyelesaikan masalah ini dengan tenang tanpa menjadi panas," ucap Erdogan.
Baca juga: Presiden Turki Tayyip Erdogan Disuntik Vaksin Sinovac
Baca juga: Erdogan Tutup Akun WhatsApp Gara-gara Perubahan Kebijakan Privasi
Pembuat Pesawat Tak Berawak
Turki telah muncul sebagai salah satu pembuat pesawat tak berawak utama dunia.
Sebelumnya, Turki membantu sekutu Azerbaijan memperoleh keuntungan besar dalam perang enam minggu dengan Armenia tahun lalu atas wilayah sengketa Nagorno-Karabakh.
Drone Turki juga telah dikerahkan untuk konflik di Suriah dan Libya.
Riyadh sudah memiliki perjanjian transfer teknologi dengan perusahaan Vestel swasta Turki yang memungkinkan Arab Saudi untuk membuat drone militernya sendiri.
Tetapi ada spekulasi luas bahwa mereka juga mencari pengiriman militer yang dapat menghindari embargo senjata yang diberlakukan beberapa negara Barat atas kampanye militernya di Yaman.
Baca juga: Pria di Turki Tembak Mantan Mertua

Strategi yang Lebih Luas
Harapan Turki untuk meredakan ketegangan dengan Arab Saudi adalah bagian dari upaya regional yang lebih luas.
Ankara telah berulang kali mengatakan pihaknya juga melihat prospek untuk meningkatkan hubungan dengan Mesir, tegang sejak tentara Mesir menggulingkan Presiden Ikhwanul Muslimin Mohamed Morsi, yang dekat dengan Erdogan, pada 2013.
Pekan lalu, Erdogan dan Menteri Luar Negerinya mengatakan Turki telah melanjutkan kontak diplomatik dengan Mesir dan menginginkan kerja sama lebih lanjut.
Kairo mengatakan tindakan Turki "harus menunjukkan keselarasan dengan prinsip-prinsip Mesir" untuk menormalkan hubungan.
Baca juga: Dubes RI Lutfi Rauf Serahkan Surat Kepercayaan Kepada Presiden Mesir
Kedua negara mendukung pihak yang bersaing dalam konflik Libya dan di Mediterania Timur.
Mesir menandatangani perjanjian maritim dengan Yunani yang membuat marah Turki.
Erdogan mengatakan langkah baru-baru ini yang diambil oleh Kairo di wilayah tersebut adalah "manifestasi dari kesalahan sementara", tetapi dia yakin rakyat Mesir tidak akan menentang sikap Turki di Mediterania Timur.
Berita lain terkait Turki
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)