Minggu, 5 Oktober 2025

AS Serukan agar Militan Houthi Yaman Berhenti Menyerang dan Memulai Negosiasi

Amerika Serikat menyerukan kepada kelompok bersenjata Houthi untuk menunjukkan kesediaan terlibat dalam proses politik demi mencapai perdamaian Yaman.

Editor: Arif Fajar Nasucha
TOM BRENNER / POOL / AFP
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price berbicara kepada wartawan selama jumpa pers di Departemen Luar Negeri di Washington, DC pada 1 Maret 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) menyerukan kepada kelompok bersenjata Houthi untuk menunjukkan kesediaan terlibat dalam proses politik demi mencapai perdamaian Yaman.

Seperti diketahui, dalam beberapa minggu belakangan, militan Houthi melancarkan serangan rudal dan pesawat tak berawak ke Arab Saudi.

"Para pemimpin gerakan Houthi perlu berhenti menyerang dan mulai bernegosiasi", kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ned Price pada Senin (8/3/2021), dilansir Tribunnews dari Al Jazeera.

Arab Saudi melakukan intervensi militer pada 2015, beberapa bulan setelah militan Houthi menggulingkan pemerintah Yaman, yang diakui secara internasional dan kemudian merebut sebagian besar wilayah negara itu, termasuk Ibu Kota Sanaa.

Baca juga: Houthi Kembali Tembakkan Rudal dan Drone ke Fasilitas Minyak Saudi Aramco

Baca juga: Kelompok Houthi Klaim Telah Tembakkan Rudal ke Fasilitas Minyak Saudi Aramco

Ned Price
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price berbicara kepada wartawan selama jumpa pers di Departemen Luar Negeri di Washington, DC pada 1 Maret 2021.

Peningkatan Serangan

Houthi telah meningkatkan serangan di wilayah Saudi dalam beberapa pekan terakhir.

Serangan terjadi di tengah upaya diplomatik baru oleh pemerintahan Biden untuk mengakhiri perang yang telah melanda negara paling miskin di Timur Tengah itu.

Kelompok Yaman telah membela serangan lintas perbatasan, dengan mengatakan sebagai tanggapan atas serangan udara Saudi yang mematikan di negara itu.

Pada Minggu (7/3/2021), kelompok itu meluncurkan serangan drone dan rudal di fasilitas minyak Saudi Aramco di Provinsi Timur.

Serangan tersebut mendorong harga minyak global ke level tertinggi dalam dua tahun.

Rudal Houthi menghantam Bandara Abha, Arab Saudi, Rabu dini hari waktu setempat.
Rudal Houthi menghantam Bandara Abha, Arab Saudi, Rabu dini hari waktu setempat. (Istimewa)

Baca juga: Minta Istri Tidur Duluan, Seorang PNS Nekat Gantung Diri di Loteng Rumahnya

Houthi mengatakan mereka juga menyerang sasaran militer di kota Dammam, Asir dan Jazan di Saudi.

Koalisi pimpinan Saudi mengklaim sebagian besar drone dan rudal dicegat dalam perjalanan ke target mereka dan tidak ada korban atau kerugian harta benda dari serangan pada Minggu.

Kerajaan mengatakan serangan Houthi di fasilitas Saudi Aramco di Ras Tanura pada Minggu bertujuan untuk mengguncang keamanan dan stabilitas pasokan energi global.

Baca juga: Amerika Segera Hapus Kelompok Perlawanan Houthi Yaman dari Daftar Teroris

Foto ini diambil dari video infra merah yang disiarkan stasiun televisi Al-Masirah. Dalam foto ini terlihat detik-detik misil milik pemberontak Houthi (bawah) akan menghantam jet tempur F-15 milik Arab Saudi.
Foto ini diambil dari video infra merah yang disiarkan stasiun televisi Al-Masirah. Dalam foto ini terlihat detik-detik misil milik pemberontak Houthi (bawah) akan menghantam jet tempur F-15 milik Arab Saudi. (Al-Masirah/Mirror)

AS Klaim Serangan Houthi Tak Dapat Diterima

Departemen Luar Negeri mengatakan, AS percaya serangan terbaru itu dilakukan oleh Houthi.

"Serangan mereka tidak dapat diterima dan berbahaya serta menempatkan warga sipil dalam risiko, termasuk orang Amerika," tambah Departemen Luar Negeri AS.

Media pemerintah Saudi melaporkan pada Selasa (9/3/2021), komentar Departemen Luar Negeri AS datang beberapa jam sebelum koalisi pimpinan Saudi mencegat pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh gerakan yang berpihak pada Iran, menuju Khamis Mushait di Arab Saudi selatan.

Asap membubung dari markas militer yang dikuasai Houthi yang terkena serangan udara koalisi Saudi di Sana'a, Yaman (3/6/2015)
Asap membubung dari markas militer yang dikuasai Houthi yang terkena serangan udara koalisi Saudi di Sana'a, Yaman (3/6/2015) (Reuters/Mohamed al-Sayaghi)

Baca juga: Pemerintahan Biden akan Hapus Houthi dari Daftar Teroris dan Balikkan Keputusan Trump

Bulan lalu, AS memberikan sanksi kepada dua pemimpin Houthi.

Sanksi tersebut didasarkan pada dugaan peran mereka dalam serangan lintas batas di Arab Saudi dan kapal pengiriman di Laut Merah.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan bahwa Ankara "prihatin atas serangan baru-baru ini yang menargetkan wilayah Arab Saudi."

Kementerian menyerukan "untuk segera menghentikan serangan ini."

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved