Malam di Laut Okhotsk Mendadak Terang Saat 4 Rudal Antarbenua Rusia Melesat dari Kapal Selam
Rusia berhasil menguji coba empat rudal balistik antar-benua ( ICBM) yang diluncurkan dari kapal selam pada Sabtu (12/12/2020).
Sebenarnya, Moskwa dan Washington telah membahas kemungkinan perpanjangan New START. Namun, kedua belah pihak gagal mencapai kata sepakat.
New START ditandatangani pada 2010 oleh mantan Presiden AS Barack Obama dan mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.
Perjanjian tersebut membatasi kepemilikian hulu ledak nuklir dari kedua negara yakni tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir.
Setelah Moskwa dan Washington menarik diri dari Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty yang ditandatangani pada 1987, New START adalah satu-satunya kesepakatan yang mengendalikan kepemilikan senjata nuklir antara kedua negara.
Jika New START benar-benar berakhir dan kedua negara tidak memperpanjangnya, akan menimbulkan kekhawatiran untuk stabilitas global karena tidak ada kontrol terhadap kepemilikan senjata nuklir antara AS dan Rusia.
Rudal hipersonik Amerika
Beberapa waktu lalu, pejabat senior Angkatan Udara AS baru-baru ini mengonfirmasi kehadiran rudal hipersonik terbaru dengan kecepatan luar biasa. Rudal ini juga merupakan senjata hipersonik pertama dari Pentagon.
Dalam sebuah wawancara dengan Air Force Magazine pada 1 Oktober lalu, Mayor Jenderal Andrew Gebara, Direktur Rencana Strategis Komando Serangan Global Angkatan Udara, menjelaskan, rudal hipersonik mampu melesat dengan kecepatan hingga 6.000 mil per jam atau 9.650 km per jam.
"Benda ini mampu melesat hampir 1.000 mil dalam 10-12 menit. Itu luar biasa," ungkap Gebara kepada Air Force Magazine seperti dikutip Sputnik News.
Dengan kecepatan tersebut, rudal hipersonik AS ini mampu melesat 5.000 hingga 6.000 mil per jam atau setara 6,5 sampai 7,5 kali kecepatan suara.
Rudal hipersonik AGM-183A Air-Launching Rapid-Response Weapon (ARRW) akan melakukan peluncuran pertama pada akhir 2021 mendatang.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah 22 Oktober: AS Umumkan Keberadaan Rudal Nuklir Soviet di Kuba
Komandan Komando Serangan Global Angkatan Udara AS Jenderal Timothy M. Ray mengatakan, rudal hipersonik tersebut merupakan senjata hipersonik yang dimiliki Pentagon alias Departemen Pertahanan negeri uak Sam.
Baca juga: China Sebar Rudal Hipersonik DF-17 ke Wilayah Pesisir yang Berhadapan dengan Taiwan
Sang jenderal berharap, rudal hipersonik tersebut bisa mencapai kemampuan operasional awal dalam beberapa tahun mendatang.
"Senjata tersebut secara unik akan dibawa oleh bomber B-52 Stratofortress, yang telah menerima sejumlah peningkatan baru yang memungkinkannya untuk menembakkan rudal jarak jauh," kata Ray.
Masih kalah cepat dari rudal hipersonik Rusia