Selasa, 7 Oktober 2025

Kim Jong Un Dikabarkan Telah Terima Suntikan Vaksin Covid-19 dari China meski Belum Terbukti Efektif

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, beserta keluarga dan pejabat tinggi di pemerintahannya, telah menerima suntikan vaksin Covid-19 dari China

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Gigih
AFP PHOTO/KCNA VIA KNS
Foto Kim Jong Un tersenyum ini dipotret pada (7/6/2020) dan dirilis oleh media ofisial Korea Utara Korean Central News Agency (KCNA) pada (8/6/2020). Pemimpin Korea Utara ini Dikabarkan Telah Terima Suntikan Vaksin Covid-19 dari China meski Belum Terbukti Efektif 

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, beserta keluarga dan pejabat tinggi di pemerintahannya, telah menerima suntikan vaksin Covid-19 eksperimental dari China, berdasarkan klaim seorang analis yang dilansir Independent.

"Kim Jong-un dan beberapa pejabat tinggi lainnya dalam keluarga Kim serta jaringan kepemimpinannya telah divaksinasi virus corona," ujar Harry Kazianis, seorang expert dari Korea Utara yang bekerja di Center for the National Interest yang berbasis di Washington.

"Mereka divaksin dalam dua hingga tiga minggu terakhir berkat kandidat vaksin yang disediakan oleh pemerintah China."

Kazianis memperoleh informasi tersebut dalam sebuah artikel di outlet berita 19FortyFive, yang mengutip dua sumber intelijen Jepang yang tidak disebutkan namanya.

Baca juga: Antisipasi Penyebaran Covid-19, Kim Jong Un Dikabarkan Putuskan Hubungan Perdagangan dengan China

Baca juga: Kim Jong Un Eksekusi Mati Dua Warganya di Tengah Lockdown Covid-19

Gambar file tak bertanggal ini dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 23 Juni 2019 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un membaca surat pribadi dari Presiden AS Donald Trump di lokasi yang tidak diketahui. Kebijakan Kim Jon Un yang melarang impor barang mewah dan larangan merokok tak berlaku bagi dirinya.
Gambar file tak bertanggal ini dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 23 Juni 2019 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un membaca surat pribadi dari Presiden AS Donald Trump di lokasi yang tidak diketahui. Kebijakan Kim Jon Un yang melarang impor barang mewah dan larangan merokok tak berlaku bagi dirinya. (KCNA VIA KNS / AFP)

Namun, sumber intelijen tidak mengungkapkan nama perusahaan vaksin yang memberikan suntikan vaksin kepada pemimpin Kim Jong Un dan para pejabatnya.

Kazianis mengutip ilmuwan Dr Peter J Hotez dari Baylor College of Medicine yang mencatat bahwa ada setidaknya 3-4 vaksin China yang sedang dalam tahap pengujian.

Vaksin eksperimental tersebut di antaranya vaksin oleh Sinovac Biotech Ltd, CanSinoBio dan China National Pharmaceutical Group (Sinopharm).

Tidak satu pun dari tiga perusahaan itu telah membagikan hasil uji klinis fase-III mereka.

Namun, para ahli meragukan pemimpin Korea Utara itu akan menggunakan vaksin eksperimental dari China.

Baca juga: Pfizer dan BioNtech Minta Persetujuan European Medicines Agency, Pasarkan Vaksin Covid-19 di Eropa

Baca juga: Saham Moderna Melonjak Tinggi setelah Perusahaan Itu Meminta Persetujuan FDA untuk Vaksin Covid-19

Choi Jung-hun, seorang ahli penyakit menular yang membelot dari Korea Utara ke Selatan pada tahun 2012, mengatakan "bahkan jika vaksin China telah disetujui, tidak ada vaksin yang sempurna."

"Dia tidak akan mengambil risiko itu ketika dia memiliki banyak tempat penampungan yang menyediakan isolasi penuh," lapor Reuters.

Sementara itu, analis Asia Timur Mark Barry dari International Journal on World Peace mengatakan Kim Jong Un pasti lebih memilih vaksin Eropa yang sudah terbukti efektif daripada yang dipasok oleh Beijing.

"Sumber-sumber intelijen Jepang ini mungkin tidak menyadari bahwa Kim enggan diberikan perawatan medis krusial oleh China."

"Dia lebih memilih vaksin Eropa serta obat-obatan Eropa."

"Risikonya terlalu besar. Tapi dia senang mendapatkan APD China," kata Barry di Twitter.

Hingga saat ini, Korea Utara belum mengonfirmasi adanya kasus infeksi virus corona.

Di sisi lain, Korea Selatan telah mencatat lebih dari 34.000 kasus, termasuk 500 kematian akibat pandemi tersebut.

Baca juga:  Korea Selatan Gagalkan Upaya Korea Utara Meretas Data Produsen Vaksin Covid-19

Baca juga: Kim Han Sol, Keponakan Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un Dikabarkan Menghilang Setelah Bertemu CIA

Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan mengatakan bahwa wabah Covid-19 di Korea Utara tidak dapat dikesampingkan.

Korea Utara memiliki pertukaran perdagangan dengan China sebelum menutup perbatasan pada akhir Januari.

Sebelumnya, Microsoft mengatakan bahwa dua kelompok peretas Korea Utara mencoba masuk ke jaringan pengembang vaksin di banyak negara, termasuk perusahaan farmasi Inggris, AstraZeneca.

NIS baru-baru ini mengatakan bahwa mereka menggagalkan upaya Korea Utara untuk meretas pembuat vaksin Covid-19 di Korea Selatan.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved