Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Ucapkan Selamat ke Biden, WHO Harap Dapat Bekerjasama Erat Dalam Perangi Covid-19
Direktur WHO Tedros berharap kemenangan Biden jadi secercah harapan baru kerjasama global yang lebih kokoh untuk mengakhiri pandemi Covid-19.
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyambut baik terpilihnya kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden sebagai presiden terpilih Amerika Serikat (AS).
Tedros Adhanom Ghebreyesus menjelaskan, kemenangan Biden ini menjadi secercah harapan baru kerja sama global yang lebih kokoh untuk mengakhiri pandemi Covid-19.
“Kami mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih Joe Biden dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris dan kami berharap dapat bekerja sama dengan pemerintahan mereka dengan sangat erat," ucap Tedros seperti dilansir AFP dan Channel News Asia, Senin (10/11/2020).
Biden telah memberi isyarat bahwa pemerintahannya akan membalikkan keputusan Donald Trump untuk bergabung kembali ke WHO, yang secara tradisional menjadi negara donor tertinggi di badan kesehatan PBB.
"Kita perlu menata kembali kepemimpinan, dibangun di atas rasa saling percaya dan akuntabilitas bersama, untuk mengakhiri pandemi dan mengatasi ketidaksetaraan mendasar yang terletak pada akar begitu banyak masalah dunia," kata Tedros.
Baca juga: Update 10 November: Total 1.804 WNI Terjangkit Covid-19 di Luar Negeri
Ia pun mengajak semua orang untuk terus memerangi Covid-19.
Dia memperingatkan agar jangan muak melawan pandemi.
"Kita mungkin lelah dengan Covid-19. Tapi itu tidak bosan dengan kita," katanya.
Tedros, berbicara dari karantina setelah punya kontak dekat dengan seseorang yang dinyatakan positif Covid-19.
Ia memperingatkan warga dunia, bahwa virus memangsa di kala kondisi kesehatan lemah.
"Virus ini memangsa mereka yang berada dalam kesehatan yang lebih lemah, tetapi memangsa kelemahan lain juga, Ketidaksetaraan, perpecahan, penolakan, angan-angan dan ketidaktahuan yang diragukan," katanya.

"Kita tidak bisa bernegosiasi dengan itu, atau menutup mata kita dan berharap itu hilang. Tidak mengindasi retorika politik atau teori konspirasi. Satu-satunya harapan kami adalah sains, solusi, dan solidaritas."
Komentarnya muncul setelah Covid-19 telah menewaskan lebih dari 1,25 juta orang dan menginfeksi lebih dari 50 juta orang di seluruh dunia sejak pertama kali muncul di China akhir tahun lalu.
Tedros memperingatkan bahwa pandemi sangat memerlukan "kesatuan dan rasa satu tujuan bersama", yang dalam beberapa tahun terakhir telah terkikis oleh "rayap nasionalisme sesat dan isolasi". (AFP/Channel News Asia/Reuters)