Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Membandingkan Respons China, RI, dan Australia atas Kemenangan Joe Biden di Pilpres AS
Presiden RI Joko Widodo telah menyampaikan ucapan selamat untuk Joe Biden dan Kamala Harris melalui akun Instagram miliknya.
Presiden RI Joko Widodo telah menyampaikan ucapan selamat untuk Joe Biden dan Kamala Harris melalui akun Instagram miliknya.
"Selamat kepada Joe Biden dan Kamala Harris atas kemenangan Anda yang bersejarah. Besarnya jumlah pemilih mencerminkan harapan terhadap demokrasi," tulis akun Instagram Presiden Jokowi.
Ia menyatakan siap bekerja sama dengan Pemerintahan Joe Biden untuk memperkuat kemitraan strategis dan meningkatkan kerja sama ekonomi, demokrasi, dan multilateralisme demi kemaslahatan rakyat kedua negara.
Di bawah Pemerintahan Trump, hubungan AS dan Indonesia khususnya di bidang perdagangan mengalami dinamika setelah pihak AS mencabut status Indonesia sebagai negara dengan pertimbangan khusus dalam organisasi perdagangan dunia WTO.
Pada Februari 2020, Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) mengakui status Indonesia sebagai negara maju sehingga tidak lagi memenuhi syarat untuk mendapatkan Special Differential Treatment (SDT) dari WTO.
Akibatnya, barang ekspor dari Indonesia ke AS akan dikenai tarif yang lebih tinggi.
Namun pada Oktober 2020, Menhan Prabowo Subianto melakukan kunjungan resmi ke AS dan mencapai kesepakatan untuk bekerja sama di bidang pertahanan keamanan dan maritim.
Kemudian Wapres Mike Pence mengunjungi Jakarta pada 29 Oktober dan secara resmi memperpanjang kembali status RI sebagai negara dengan pertimbangan khusus dalam kerangka WTO.
Dengan demikian tarif atas ribuan barang ekspor RI ke AS mendapatkan keringanan.
Kedua negara juga sepakat untuk memperkuat mata rantai pasokan barang serta pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
Presiden China belum ucapkan selamat
Reaksi atas kemenangan Joe Biden pada umumnya positif, namun belum ada kepastian sikap resmi dari Presiden China, Xi Jinping.
Sampai Senin (9/11/2020) Presiden Xi belum menyampaikan ucapan selamat kepada Joe Biden, begitu pula dari media resmi pemerintah.
Namun sejumlah pengamat di China menyatakan kemungkinan terjadinya perubahan hubungan kedua negara di bawah Pemerintahan Biden.
"Kepercayaan strategis telah rusak, kunjungan politik tingkat tinggi telah berhenti, dan tak ada lagi kerja sama yang penting," ujar Xin Qiang dari Fudan University, seperti dilaporkan media pemerintah.