Senin, 6 Oktober 2025

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Tuding Ada Penipuan Saat Penghitungan Suara, Tim Kampanye Donald Trump Berniat Tuntut Nevada

Nevada menjadi satu negara bagian yang menjadi sasaran amuk dari petahanan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Editor: Adi Suhendi
MANDEL NGAN / AFP Twitter/@realDonaldTrump
Donald Trump sebut Joe Biden curang 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Pemilihan Presiden Amerika Serikat memasuki detik-detik yang sangat menentukan.

Hasil perolehan suaran sementara sudah keluar dan menujukan Joe Biden unggul sementara dari petahana Donald Trump.

Akibatnya, kondisi di negeri Paman Sam tersebut pun memanas.

Pendukung Donald Trump mulai mendatangi tempat penghitungan suara.

Nevada menjadi satu negara bagian yang menjadi sasaran amuk dari petahanan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Tim Kampanye Trump dikabarkan bakal menuntut Nevada, karena merasa ada penipuan dalam penghitungan suara pemilihan Presiden AS di sana.

Baca juga: Pilpres AS Memanas, Pendukung Donald Trump Serbu Pusat Penghitungan Suara

Seperti dikutip Mirror, penuntutan itu akan diumumkan oleh Mantan Direktur Intelejen Nasional Ric Grenell, Jumat (6/11/2020) pagi waktu setempat.

Sebelumnya, Tim Kampanye Trump sudah berusaha menghentikan penghitungan suara di Pennsylvania, Wisconsin, Georgia, dan Michigan.

Saat ini, Trump memang sedang tertinggal dari pesaingnya di pemilihan Presiden AS, Joe Biden pada electoral collague.

Biden saat ini tengah memimpin dengan 264 electoral vote, sedangkan Trump memiliki 214 electoral vote.

Baca juga: Donald Trump Dikabarkan Marahi Pemilik Fox News Terkait Pemberitaan Kemenangan Joe Biden di Arizona

Biden hanya membutuhkan enam electoral vote lagi untuk memastikan diri sebagai Presiden AS.

Trump sendiri mengungkapkan penghitungan yang sudah dilakukan saat ini sebagai penipuan yang masif.

Dia pun menegaskan bakal mengajukan gugatan terkait penghitungan pemilih ini ke Mahkamah Agung

Meski begitu, pemantau pemilu menegaskan tak ada bukti dari kecurangan yang diklaim oleh Trump.

“Kami memeriksa hal itu. Kami menemukan tak ada pelanggaran dari peraturan yang diterapkan,” ujar Michel Georg Link, pemantau pemilu dari Organisasi Keamana dan Kerja Sama Eropa (OSCE).

Halaman
123
Sumber: Kompas TV
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved