Pemilihan Presiden Amerika Serikat
POPULER Internasional: Jalan Kemenangan Joe Biden | Cek Fakta Klaim yang Diucapkan Donald Trump
Perhitungan suara pilpres Amerika Serikat 2020 masih berlangsung. Joe Biden butuh 6 suara elektoral lagi untuk menang, bagaimana dengan Donald Trump?
TRIBUNNEWS.COM - Berikut rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dalam 24 jam terakhir.
Perhitungan suara pilpres Amerika Serikat 2020 masih berlangsung.
Joe Biden butuh 6 suara elektoral lagi untuk menang, bagaimana dengan Donald Trump?
Sementara itu, Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal ikut menanggapi terkait Pilpres AS 2020.
Di sisi lain, Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden mencetak rekor peraih suara terbanyak dalam sejarah pemilihan presiden, mengalahkan rekor Barack Obama tahun 2008 lalu.
Terakhir, petahana Partai Republik, Donald Trump disebut mengatakan banyak klaim yang salah setelah beberapa jam pemungutan suara pada Hari Pemilihan ditutup.
1. Hasil Pilpres Amerika: Biden Butuh 6 Suara Lagi, Masih Adakah Kesempatan bagi Trump untuk Menang?
Mantan Wakil Presiden, Joe Biden hampir mendapatkan 270 suara elektoral dalam pemilihan presiden setelah ia dinyatakan menang di Wisconsin dan Michigan.
Perlombaan sekarang tertuju ke Pennsylvania, Georgia, Nevada, dan Carolina Utara, yang tampaknya condong ke arah Trump.
Trump masih bisa menang, bila ia bisa memerahkan negara bagian yang didominasi Biden.
Seperti yang dilansir USA Today, pada grafik di bawah ini, setiap kandidat perlu mengisi blok mereka untuk memenangkan kursi kepresidenan.
Blok abu-abu mewakili jalan yang tersisa menuju kemenangan.
Baca juga: Update Hasil Pilpres Amerika: Joe Biden Mendekati Kemenangan dengan 264 Electoral Votes, Trump 214
Baca juga: Donald Trump Didampingi Keluarga Saat Pidato Kemenangan, Putra-Putrinya Tampak Sumringah

Georgia

Trump berada di depan Biden di Georgia dengan sekitar 77.000 suara pada pemeriksaan terakhir.
Georgia sedang menghitung surat suara di daerah yang diprediksi mendukung Demokrat.
2. Enggan Mengaku Kalah, Mantan Dubes AS Sebut Trump Bertindak Memalukan dan Mulai Berfantasi Menang
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal ikut menanggapi terkait Pilpres AS 2020.
Menurutnya, sikap Presiden Donald Trump yang enggan mengakui kekalahannya benar-benar memalukan.
Berbagai tuduhan kecurangan yang dilayangkan Trump menunjukkan etika politiknya sangat buruk.
"Baru pertama saya melihat presiden Trump ini bertindak dengan sangat memalukan, etika politiknya buruk sekali."
"Saya dulu sekolah di Amerika dan sempat kerja di Amerika, melihat sejumlah presiden datang dan pergi."
"Saya nggak pernah melihat presiden yang akhlaknya seperti ini," kata Dino dalam tayangan Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Kamis (5/11/2020).

Baca juga: Hasil Pilpres Amerika: Biden Butuh 6 Suara Lagi, Masih Adakah Kesempatan bagi Trump untuk Menang?
Pernyataannya ini buntut dari klaim Donald Trump yang menuduh ribuan surat suara telah dimanipulasi.
Padahal menurut Dino, tuduhan tersebut sangat tidak masuk akal dan tak berdasar.
Hal itu lantaran sistem perhitungan suara di Amerika sudah terstruktur dengan sangat jelas.
"Trump menuduh misalnya ada ribuan suara yang dimanipulasi dan diseludupkan masuk ke tempat-tempat perhitungan."
3. Joe Biden Cetak Rekor untuk Calon Presiden Amerika yang Dapat Suara Terbanyak, Kalahkan Barack Obama
Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden mencetak rekor peraih suara terbanyak dalam sejarah pemilihan presiden, mengalahkan rekor Barack Obama tahun 2008 lalu.
Seperti yang dilansir Washington Examiner, per Rabu (4/11/2020) pagi waktu setempat, Joe Biden telah menerima 69.544.968 suara di seluruh negeri.
Ia melampaui rekor Obama dengan 69.498.516 suara pada pilpres tahun 2008, menurut Associated Press.
Jumlah suara yang diraih Biden mengalahkan rekor suara terbanyak yang tercatat untuk calon presiden AS dalam sejarah.
Pada Rabu pagi, lembaga jajak pendapat FiveThirtyEight Nate Silver memperkirakan, Biden akan memenangkan "sekitar 80 juta" dari lebih dari 160 juta suara yang diperkirakan masuk.
Baca juga: Update Hasil Pilpres Amerika: Joe Biden Mendekati Kemenangan dengan 264 Electoral Votes, Trump 214
Baca juga: Donald Trump Didampingi Keluarga Saat Pidato Kemenangan, Putra-Putrinya Tampak Sumringah
Sementara itu, untuk Presiden Trump, Associated Press mencatat 67.120.277 suara pada Rabu pagi.
Jumlah itu lebih banyak empat juta lebih dari 62.984.828 suara yang ia terima dalam pemilihan tahun 2016 lalu.
Jumlah suara tersebut, yang biasa disebut "suara populer" adalah jumlah total suara yang diberikan oleh seluruh negeri tapi tidak menjadi penentu pemenang pemilihan.
Pemenang pilpres ditentukan oleh Electoral College, yang didirikan pada 1787.
Trump kalah suara populer pada 2016 dari calon dari Partai Demokrat Hillary Clinton.
4. CEK FAKTA Pilpres AS: Hampir Semua yang Dikatakan Trump setelah Hari Pemilihan Adalah Klaim Salah
Petahana Partai Republik, Donald Trump disebut mengatakan banyak klaim yang salah setelah beberapa jam pemungutan suara pada Hari Pemilihan ditutup.
Apa saja klaim tersebut?
Pertama, CNN melaporkan, Trump secara keliru menggambarkan surat suara yang masuk sebagai penipuan.
Kedua, Factba.se menyebut, Trump secara salah mengklaim gubernur yang memimpin di wilayah basis Demokrat tidak menginginkan dia bertanggung atas perhitungan suara.
Baca juga: Update Pilpres AS 2020: Umat Beragama New York Panjatkan Doa atas Apapun Hasil Akhir Pemilu
Baca juga: Dampak Pilpres AS ke Dunia Internasional, Pengamat Sebut Lebih Baik Terpilih Biden daripada Trump

Ketiga, Factba.se menulis, Trump secara keliru menyatakan kecurangan dan mungkin tindakan ilegal tentang praktik penghitungan suara yang biasa dilakukan setelah Hari Pemilihan.
CNN kemudian melakukan cek fakta terkait semua omong kosong bahkan lusinan kebohongan lainnya terkait pemungutan suara pada Pilpres Amerika Serikat 2020 ini.
CNN menyebut, secara sistematis Trump menanamkan pada benak para pendukungnya untuk menolak sepenuhnya kemungkinan kekalahannya dari Joe Biden.
Trump juga menyampaikan pernyataan tidak akurat pada Rabu dini hari di Gedung Putih setelah pemungutan suara ditutup.
Didampingi keluarganya, Trump mengklaim telah memenangkan Pilpres Amerika Serikat dan menuduh surat suara yang dihitung merupakan penipuan terhadap dirinya.
Trump lalu 'berpindah' ke Twitter dengan membagikan beberapa cuitan dan hampir semua yang dikatakannya tidak benar.
(Tribunnews.com)