Senin, 6 Oktober 2025

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Donald Trump Bilang Pemilu Curang, Langsung Banjir Kritikan dari Politikus Partainya Sendiri

Anggota parlemen dari Partai Republik mengkritik Presiden Donald Trump, Kamis (5/11/2020) setelah presiden meragukan integritas pemilu.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
SAUL LOEB / AFP
Ekspresi Donald Trump ketika mengunjungi markas kampanyenya di Arlington, Virginia, 3 November 2020. Amerika yang terpecah akan pergi ke tempat pemungutan suara pada hari Selasa di tengah pandemi terburuk dalam satu abad dan krisis ekonomi untuk memutuskan apakah akan memberi Presiden Donald Trump empat tahun lagi atau kirim Demokrat Joe Biden ke Gedung Putih. Jumlah pemungutan suara awal yang memecahkan rekor - lebih dari 100 juta - telah diberikan dalam pemilihan yang membuat negara itu gelisah dan sedang diawasi dengan ketat di ibu kota di seluruh dunia. Biden sementara mengungguli Trump dalam perhitungan sementara. 

TRIBUNNEWS.COM - Anggota parlemen dari Partai Republik mengkritik Presiden Donald Trump, setelah presiden meragukan integritas pemilu pada Kamis (5/11/2020).

Dikutip dari USA Today, selama perhitungan suara Trump membuat sejumlah klaim tidak berdasar. 

Ia merasa dicurangi dan mengklaim ada pihak yang 'mencuri' suara darinya.

Selain itu, Trump juga menyebarkan klaim tak berdasar tentang penipuan pemilu dan korupsi disaat penantangnya, Joe Biden unggul jauh darinya.

"Jika Anda menghitung suara sah, saya dengan mudah menang. Jika Anda menghitung suara ilegal, mereka dapat mencoba mencuri pemilu dari kami," kata Trump kepada wartawan di ruang rapat Gedung Putih.

Baca juga: Selama Menjabat Presiden Amerika Serikat, Ini Negara-negara yang Pernah Dikunjungi Donald Trump

Baca juga: Beberapa Stasiun TV di AS Boikot Siaran Langsung Pidato Trump Karena Berisi Hoax

Donald Trump memprotes jalannya Pemilu
Donald Trump memprotes jalannya Pemilu (Tangkap layar CNN)

Padahal, tidak ada bukti pemungutan suara ilegal atau penipuan pemilu.

Setelah pidato 17 menit itu selesai, Partai Republik langsung mengkritik tindakan Trump di media sosial.

Beberapa diantaranya mendesak agar presiden sabar selama perhitungan suara dan memohon kepada presiden untuk berhenti menyerang integritas pemilu.

Rep. Adam Kinzinger, seorang veteran Angkatan Udara, berulang kali mengkritik presiden karena serangannya terhadap proses pemilihan.

Namun, setelah pidato Trump itu, dia berkata "Ini semakin gila".

"Kami ingin setiap suara dihitung, ya setiap suara sah (tentu saja)."

"Tapi, jika Anda memiliki kekhawatiran yang sah tentang penipuan, tunjukkan BUKTI dan bawa ke pengadilan," tulisnya di Twitter.

"BERHENTI Menyebarkan informasi yang salah. Ini semakin gila."

Hal serupa disampaikan Rep. Will Hurd, dengan menyebut presiden 'berbahaya'.

"Seorang presiden yang sedang duduk merusak proses politik kami & mempertanyakan legalitas suara orang Amerika yang tak terhitung jumlahnya tanpa bukti tidak hanya berbahaya & salah, itu juga merusak pondasi dasar bangsa ini dibangun," tulisnya di Twitter.

"Setiap orang Amerika harus dihitung suaranya."

Rekan Republikan lainnya, Paul Mitchell dari Michigan, menekankan perlunya menjaga kepercayaan dalam proses pemilihan di AS.

Menurutnya, jika seorang kandidat memiliki bukti kesalahan, itu harus dibuktikan dan diselesaikan.

"Apa pun yang kurang merugikan integritas pemilihan kita dan berbahaya bagi demokrasi kita," kata Mitchell.

"Saya telah mengalami kekalahan dan kemenangan dalam pemilihan umum. Kerugian sangat menyakitkan, saya tahu itu secara pribadi."

"Tetapi bangsa kita menuntut para pemimpin politiknya menerima baik kemenangan maupun kekalahan dengan anggun dan dewasa. Biarkan para pemilih memutuskan."

Senator Mitt Romney, Republikan Utah yang sering bentrok dengan presiden, juga menimpali tetapi tidak secara terang-terangan mengkritik presiden.

Dia menekankan agar orang Amerika percaya pada demokrasi dan Konstitusi.

Di saat beberapa Partai Republik mencaci Trump atas pernyataan tersebut, yang lain tampaknya setuju dengan pernyataannya soal kecurangan pemilu, meskipun tanpa bukti klaim tersebut.

Senator Republik Lindsey Graham, sekutu dekat presiden yang memenangkan pemilihan yang ketat di Carolina Selatan, mengatakan di Fox News Kamis malam "tuduhan melakukan kesalahan menghancurkan bumi."

(Kiri) Donald Trump dari Partai Republik dan (Kanan) Joe Biden dari Partai Demokrat
(Kiri) Donald Trump dari Partai Republik dan (Kanan) Joe Biden dari Partai Demokrat (Kolase Tribunnews (Instagram @realdonaldtrump dan @joebiden))

Dia berkata: "Semuanya harus di atas meja (sebagai bagian dari perjuangan Trump). Saya tidak percaya apa yang terjadi."

Pemimpin Mayoritas Senat, Mitch McConnell, tidak mengomentari klaim terbaru Trump terhadap pemilu.

Dalam sebuah wawancara di Fox News, Pemimpin Minoritas DPR, Kevin McCarthy, menggemakan klaim Trump: "Presiden Trump memenangkan pemilihan ini."

Kecaman Partai Republik atas klaim tidak berdasar soal pemilihan dari presiden Trump pun datang dari Kongres.

Seperti disampaikan Gubernur Maryland, Larry Hogan, seorang Republikan yang menilai tuduhan presiden merusak demokrasi.

Mantan Senator Jeff Flake, seorang Republikan di Arizona tetapi memilih Biden mengatakan setiap Republikan harus menentang pernyataan Trump.

"Tidak ada Republikan yang setuju dengan pernyataan Presiden sekarang," katanya di Twitter.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved