Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Pilpres AS dan Analisa Faisal Fasri Tentang Siapa Calon Presiden yang Lebih Untungkan Indonesia
Biden unggul 238 suara atas capres petahana dari Partai Republik Donald Trump yang meraup suara sebanyak 213 suara.
Sebagai contoh, jika seorang kandidat dari partai Demokrat memenangkan suara 50,1% di negara bagian Minnesota, maka ia akan mendapat seluruh suara dari anggota electoral college dari negara bagian tersebut.
Meski demikian, ada juga beberapa negara bagian yang membagi electoral college berdasarkan proporsi suara yang diterima masing-masing calon presiden.
Negara bagian tersebut dinamakan dengan swing state. Inilah alasan kenapa kandidat presiden lebih fokus untuk menangkan suara di swing state tersebut.
Kandidat yang mendapatkan suara 270 electoral college, dinyatakan sebagai pemenang pemilu Amerika Serikat.
Pendapat Mantan Dubes RI
Mantan duta besar (dubes) RI Dino Patti Djalal turut menanggapi pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 2020.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Rabu (4/11/2020).
Diketahui sebelumnya Pilpres AS tengah mencapai puncaknya pada pemungutan suara yang diselenggarakan sampai Selasa (3/11/2020) waktu setempat.

Terdapat dua kubu yang bertanding yakni petahana Presiden Donald Trump dari Partai Republikan dan mantan Wakil Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat.
Dino menilai pilpres kali ini memang tengah menjadi sorotan masyarakat AS dan dunia internasional.
Hal itu terbukti dari tingginya jumlah pemilih yang berpartisipasi dalam pemilihan kali ini.
Menurut Dino, ada faktor pemerintahan Trump sebelumnya yang membuat antusiasme masyarakat AS dalam pilpres 2020.
Baca juga: Joe Biden Mungkin Unggul di Pilpres AS, Tapi Hasil Pilpres Bergantung pada 5 Negara Bagian Ini
"Memang Trump adalah presiden yang paling unik dalam sejarah Amerika. Dia menemukan suatu resep untuk berpolitik dan mendapatkan suara," papar Dino Patti Djalal.
Ia menilai Trump berhasil mendapat simpat dari kelompok yang selama ini tidak mendapat tempat di politik konvensional, yakni melalui pernyataan yang blak-blakan dan cenderung tidak dapat diterima masyarakat umum.
Baca juga: Pilpres AS Dinanti-nanti Dunia, Mantan Dubes RI Ungkap Alasan Trump Kerap Disorot: Suka Meledek
Pendapat Ekonom Faisal Basri