Agen Intelijen Barat secara Pribadi Salahkan FSB Rusia atas Keracunan Alexei Navalny
Agen Inteligen Barat secara pribadi menyimpulkan, pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny diracun oleh agen rahasia FSB Rusia.
TRIBUNNEWS.COM - Agen Inteligen Barat secara pribadi menyimpulkan, pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny diracun oleh agen rahasia FSB Rusia.
FSB Rusia merupakan badan intelijen yang terkenal akan aksi mata-mata dan berbagai operasi antiterorisme di seluruh dunia.
Namun, karena FSB merupakan keturunan dari Badan intelijen Uni Soviet (KGB), dinas itu dituduh punya hubungan dekat dengan presiden dan memiliki ambisi terselubung.
Pada dasarnya, agen inteligen Barat menuding Kremlin yang memerintahkan serangan Novichok terhadap Alexei Navalny, meski pernyataannya sulit untuk diuji.
Baca juga: Uni Eropa Jatuhkan Sanksi pada Rusia atas Keracunan Alexei Navalny
Baca juga: Inggris, Prancis dan Jerman Rencanakan Sanksi untuk Rusia atas Keracunan Alexei Navalny

Mengutip The Guardian, London, Berlin dan Paris menyampaikan dukungan atas keputusan Inggris dan Uni Emirat pekan ini untuk memberikan sanksi kepada Kepala FSB Rusia Alexander Bortnikov.
Para pemimpin Eropa mengklaim Rusia bertanggung jawab atas keracunan Navalny pada Agustus 2020 kemarin.
Tetapi, mereka enggan secara eksplisit menyalahkan badan yang mereka yakini bertanggung jawab atau menuduh Presiden Vladimir Putin.
Dalam rilis resmi, pada Kamis (15/10/2020), Komisi Eropa memberikan penjelasan aalasan Bornikov dijatuhi sanksi resmi.
Baca juga: Alexei Navalny Desak Uni Eropa Beri Sanksi Berat untuk Tokoh-Tokoh Ini
Baca juga: Alexei Navalny Salahkan Intelijen Rusia atas Serangan Racun Novichok

Dikatakan, Navalny tengah diawasi secara ketat oleh DInas Keamanan Federal (FSB) Rusia selama perjalanannya ke Siberia pada Agustus 2020.
Komisi itu menerangkan, mengingat politisi Rusia diawasi FSB dan diracuni Novichok, yang hanya tersedia untuk Rusia, mereka yakin FSB yang bertanggung jawab.
"Dalam keadaan ini dan dengan mempertimbangkan bahwa Alexei Navalny berada dalam pengawasan pada saat keracunan, masuk akal untuk menyimpulkan bahwa keracunan hanya mungkin dengan keterlibatan Dinas Keamanan Federal," ungkap laporan resmi itu.
Namun, Kremlin berulang kali membantah terlibat insiden keracunan Navalny.
Pihak terkait juga menawarkan berbagai penjelasan untuk penyakit Navalny, termasuk klaim bahwa dia meracuni dirinya sendiri.
Baca juga: Tokoh Oposisi Rusia Alexei Navalny Yakin Vladimir Putin Perintahkan Badan Intelijen Meracuninya
Insiden Keracunan Navalny
Sebelumnya, Navalny pingsan pada 20 Agustus saat dalam penerbangan dari Tomsk ke Moskow.
Pesawat melakukan pendaratan darurat di Omsk.
Dia diterbangkan ke Berlin tiga hari kemudian untuk perawatan darurat.
Navalny koma beberapa hari, hingga saat ini, dia masih di Berlin untuk menjalani pemulihan.
Pemimpin oposisi itu menuduh Putin berada di balik kejahatan itu .

Lebih jauh, dalam wawancara baru - baru ini, Navalny mengatakan hanya dua badan Rusia yang bisa melakukannya.
Pertama, FSB Bortnikov atau Dinas Intelijen Luar Negeri SVR, yang dijalankan oleh Sergei Naryshkin.
“Ini tentu saja dilakukan secara mutlak, sesuai perintah Putin,” katanya.
Baca juga: Jerman: Uni Eropa Harus Berikan Sanksi kepada Rusia atas Keracunan Alexei Navalny
Jejak Novichok
Navalny mengatakan dia diracuni dengan agen saraf Soviet novichok di dalam kamar hotel Tomsk dan jatuh sakit sekitar tiga jam kemudian.
Jejak Novichok ditemukan di botol air di samping tempat tidur, namun Navalny mengatakan dia tidak tahu bagaimana tepatnya racun itu diberikan.
Navalny menjelaskan, hanya badan negara yang memiliki akses untuk mendapatkan Novichok.

Novichok merupakan agen saraf yang dikembangkan di tahun akhir-akhir perang dingin di laboratorium rahasia Soviet.
"Bortnikov atau Naryshkin pasti datang dengan perintah yang menyerukan penerapan "tindakan aktif", dengan Putin menandatanganinya," kata Navalny.
Baca juga: Rusia Nyatakan Miliki Bukti Alexei Navalny Kerjasama dengan CIA
Baca juga: Setelah Diracuni Novichok, Alexei Navalny Hadapi Masalah: Rekening Bank Dibekukan & Apartemen Disita
Lebih lanjut, narasumber yang berbicara kepada Dossier Center, unit investigasi yang berbasis di London, mengatakan, Novichok sengaja dipilih.
FSB menangani berbagai jenis racun, banyak di antaranya tidak diketahui.
"Jika ingin membunuh Navalny, mereka bisa melakukannya," tegas mereka.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)