Selasa, 30 September 2025

Anak 12 Tahun Temukan Kerangka Dinosaurus Langka Berumur 69 Juta Tahun

Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun menemukan kerangka dinosaurus langka yang berumur 69 juta tahun.

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Nature Conservancy of Canada
Nathan Hrushkin dan ayahnya, Dion Hrushkin. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun mengalami penemuan mencengangkan seumur hidupnya.

Dia menemukan kerangka dinosaurus langka yang berumur 69 juta tahun.

Dilansir BBC, mulanya bocah bernama Nathan Hrushkin itu sedang berjalan-jalan bersama ayahnya di daerah yang kaya fosil, di Alberta, Kanada, Juli 2020 lalu.

Ketika di sana, Nathan melihat tulang yang menonjol dari batu.

Saat pertama kali melihat tulang tersebut, Nathan mengatakan, dirinya benar-benar tidak bisa berkata apa-apa.

"Saya bahkan tidak bersemangat, meskipun saya tahu saya seharusnya (begitu)," katanya kepada BBC.

"Saya sangat terkejut karena saya benar-benar menemukan penemuan dinosaurus," imbuh Nathan.

Baca juga: Kerangka T-Rex Pecahkan Rekor Lelang Dinosaurus, Terjual Rp 469 Miliar

Penggalian kerangka pun dilakukan sejak setelah itu.

Hingga Kamis (15/10/2020) lalu, penggalian kerangka telah selesai.

Fosil Hadrosaur muda yang ditemukan Nathan, diperkirakan telah berusia 69 juta tahun.
Fosil Hadrosaur muda yang ditemukan Nathan, diperkirakan telah berumur 69 juta tahun. (Nature Conservancy of Canada)

Nathan tahu bahwa fosil dilindungi undang-undang.

Jadi, ketika dia dan sang ayah tiba di rumah, mereka membuka situs Royal Tyrell Museum.

Mereka kemudian mengabdikan diri untuk mempelajari kehidupan prasejarah.

Pihak museum meminta mereka untuk mengirim foto penemuan dan koordinat GPS-nya, dan mereka pun melakukannya.

Ketertarikan pada Dinosaurus

Penemuan Nathan itu tak jauh dari ketertarikannya pada dinosaurus.

Dia mengaku, dirinya telah tertarik pada dinosaurus sejak berusia enam tahun.

Nathan juga sering mendaki di situs perlindungan Nature Conservancy of Canada di Albertan Badlands bersama ayahnya.

"Saya selalu terpesona dengan bagaimana tulang mereka tumbuh dari tulang seperti tulang kita, menjadi batu yang kokoh," ujar Nathan.

Nathan Hurshkin dan ayahnya, Dion Hurshkin.
Nathan Hrushkin dan ayahnya, Dion Hrushkin. (Nature Conservancy of Canada)

Setahun sebelumnya, Nathan dan sang ayah telah menemukan pecahan kecil fosil.

Ayahnya menduga, fosil aslinya jatuh dari batu di atas.

Oleh karena itu, musim panas ini, Nathan memutuskan untuk menginspeksinya.

Ia menemukan, tulang fosil tumbuh dari sisi bukit.

Baca juga: Temuan Fosil Dinosaurus Plesiosaurus di Kanada yang Diperkirakan Berumur 80 Juta Tahun Lalu

"Ayah, kamu harus ke sini!" kata Nathan, menirukan suaranya yang kala itu memanggil ayahnya.

Dari nada suara sang anak, ayahnya tahu bahwa Nathan telah menemukan sesuatu.

"Mereka benar-benar tampak seperti tulang yang terbuat dari batu."

"Anda tidak bisa salah mengira itu sebagai hal lain," kata ayah Nathan, Dion Hrushkin.

"Itu tampak seperti ujung tulang paha, memiliki tulang klasik, mencuat langsung dari tanah," imbuhnya.

Sejauh ini, Nathan dan ayahnya telah menemukan antara 30 hingga 50 tulang di dinding ngaai.

Semua milik satu Hadrosaur muda yang diperkirakan berusia sekitar tiga atau empat tahun.

"Saya mungkin seperti kebanyakan anak-anak, Tyrannosaurus rex mungkin jenis favorit saya."

"Tapi setelah penemuanku, pastinya Hadrosaur," ucap Nathan.

Rumah bagi Fosil

Tanah tandus adalah rumah bagi banyak fosil.

Dinosaurus bernama Albertosaurus ditemukan oleh Joseph Tyrell pada akhir 1800-an.

Namun, bagian dari situs konservasi tempat Nathan dan sang ayah berjalan-jalan tidak dikenal karena penemuan fosil.

Sehingga, pihak museum mengirimkan tim ahli untuk melakukan penggalian.

Menurut museum, dinosaurus tersebut penting secara ilmiah.

Sebab, fosilnya berumur sekitar 69 juta tahun.

Catatan dari periode waktu itu pun jarang ditemukan.

"Hadrosaur muda ini adalah penemuan yang sangat penting karena berasal dari interval waktu yang sangat sedikit kita ketahui tentang jenis dinosaurus atau hewan yang hidup di Alberta."

"Penemuan Nathan dan Dion akan membantu kami mengisi celah besar dalam pengetahuan kita tentang evolusi dinosaurus," kata kurator paleo-ekologi museum, François Therrien, dalam sebuah pernyataan.

Nathan mengatakan, dia senang belajar lebih banyak tentang penanggalan tulang dinosaurus, dan bahwa keseluruhan prosesnya "tidak nyata".

"Senang sekali melihat mereka, setelah berbulan-bulan bekerja, akhirnya mengeluarkan sesuatu dari tanah," ujarnya.

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved