Selasa, 7 Oktober 2025

Perang Afghanistan

Donald Trump, Sikap Taliban, Pilpres AS 2020, dan Masa Depan Afghanistan

Presiden AS Donald Trump dinilai punya kontribusi besar mengakhiri pendudukan AS di Afghanistan. Kelompok Taliban berharap Trump terpilih kembali.

National Security Council of Afghanistan/Anadolu
Afghanistan akan Bebaskan 900 Tahanan Taliban 

Ketiga, awal negosiasi antara pemerintah Kabul dan Mullah Baradar, juru runding Taliban, akan dimulai dengan pertukaran dan pembebasan tahanan dari kedua pihak, dimulai Maret 2020.

Keempat, AS menyambut baik peran prospektif Taliban dalam pemerintahan Islam Afghanistan pasca-penyelesaian baru seperti yang ditentukan negosiasi intra-Afghanistan.

Posisi Taliban dalam Pemerintahan Baru di Kabul

Pada saat yang sama, tidak ada persatuan di dalam lingkaran kekuasaan Afghanistan dengan Dr Abdullah Abdullah, Kepala Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional (HCNR), yang telah lama berselisih dengan Presiden Ashraf Ghani.

Setelah pemilihan presiden Afghanistan 2019, Abdullah dan Ghani mengambil sumpah jabatan presiden pada upacara pelantikan terpisah pada 9 Maret 2020.

Pada Mei, kedua politisi tersebut menandatangani perjanjian pembagian kekuasaan yang bertujuan untuk menunjuk Abdullah sebagai kepala HCRN yang bertanggung jawab atas pembicaraan damai Afghanistan dengan Taliban.

Masa depan politik Ashraf Ghani bisa menipis jika Trump kembali terpilih, dan menyelesaikan kewajiban tersisa dari proses perdamaian Afghanistan.

Ahmed Dar percaya, Taliban kemungkinan akan menempatkan dukungan mereka kepada Dr Abdullah Abdullah.

"Perhitungan strategis Taliban, mereka telah memperoleh keuntungan militer di tanah air mereka sejak 2001 dan untuk mendapatkan kebijaksanaan politik untuk pembagian kekuasaan dan konstitusi baru, mereka harus melibatkan Dr Abdullah Abdullah untuk membentuk pemerintahan campuran di Kabul yang akan diterima oleh pemerintahan Trump, " kata Ahmed Dar.

Kemenangan Biden Dapat Mengantar Gejolak Baru

Namun, jika Trump kalah dalam pemilihan ulangnya, rencana perdamaiannya yang berani untuk Afghanistan menurut Ahmed Dar, berpotensi dikoreksi.

Sumber-sumber media AS yang berhaluan kiri telah berulang kali menyuarakan skeptisisme atas rencana perdamaian Afghanistan Trump.

The Atlantic mengklaim, sementara George WBush dan Barack Obama berusaha memusnahkan atau secara substansial menurunkan Taliban, Trump melangkah lebih jauh lewat keputusan politiknya itu.

"Joe Biden bukan hanya seorang Demokrat, berteman dengan elang perang di Washington, tetapi perwakilan kuat dari negara dalam negara AS, yang telah lama menjadi bagian dari struktur kekuasaan AS sejak 1973," lanjut Ahmed Dar.

Krisis Afghanistan dan hadiah perang dalam bentuk lithium, kobalt, opium, dan lain-lain merupakan sumber pendapatan yang besar bagi industri militer AS.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved